11

486 41 0
                                    

bangun dari tidur win panik dia ketiduran sampai malam lupa membuat makan malam untuk rian apa lagi dia lihat jam sudah jam 21.00 sudah pasti sangat malam dan rian sudah ada diruangan kerjanya berkutat dengan layar laptop dan lembar lembaran kerjaan diruangan kerja dengan mata fokus dan raut wajah serius.

tok...tokk

"masuk".

"kak... maaf saya ketiduran, kakak sudah makan?".

"hemmm... sudah."e

wajah itu masih serius dan mata fokus pada layar laptop yang ada didepanya, tanpa menoleh sedikitpun pada seseorang yang berdiri dengan perasaan campur aduk, bangun dari tidur langsung diserang kepanikan.

win yang responya hanya ditanggapi dengan dingin melangkahkan kakinya pergi dan membuka pintu untuk menuju kamarnya, perasaanya hari ini sungguh kacau ditambah dengan respon rian yang begitu dingin dan cuek. walaupun hal demikian hal yang sering terjadi tapi kenapa malam ini semua rasa itu berbeda.

08. 00 pagi

seperti biasa dipagi ini di ruangan makan ada sepasang anak manusia yang memulai kegiatan sarapan dengan keheningan, rian yang sibuk dengan layar laptopnya dan win yang hanya diam melihat sosok dingin yang berada didepanya, sampai dimana rian memulai membuka pembicaraan.

"kemarin, bunda nelfon, ayah dan bunda akan pulang".

"iya kak.. saya lihat panggilanya."

"baik... win saya berangkat ke kantor".

win hanya diam melihat seseorang yang berbicara dengannya tanpa menatap dia hanya melangkah pergi meninggalkan dirinya yang masih terpaku dalam diam duduk dikursi itu.

hembusan nafas kasar yang keluar dan usapan kasar wajah win, dia melakukan itu berusaha menyadarkan dirinya dari perasaan dan fikiran yang dia rasakan semakin membuat dia tidak bisa mengkontrol dirinya.

win mengambil telfonya dan menelfon bunda untuk memberitahukan keadaanya.

"halo bunda".

"halo nak, bagaimana kabar kamu?".

"baik bun. maaf yah kemarin win ketiduran karena kelelahan habis dari kampus".

"iya tidak apa-apa".

"bun mau pulang".

"iya nak sebentar saja karena, ada sedikit urusan bisnis ayah nak".

"ohya bun..., aku sangat merindukan bunda".

"iya nak bunda juga merindukan kamu".

win diam sejenak tidak merespon bundanya yang lagi berbicara denganya dibalik telfon

"winn..win.."

"'ee... maaf bun, tadi win sempat mikir, win mau meminta sesuati apa boleh bun".

"apa itu nak".

"bagaimana kalau win buat usaha cemilan kecil-kecilan saja bun."

"tapi kamu kan kuliah mana lagi urus kak rian".

"bisa kok bun saya bagi waktunya".

"iya udah nak nanti kalau  sudah dirumah kita bicarakan lagi".

"iya bun".

tlfon itu ditutup dan win beranjang dari tempatnya duduk membereskan sisa sarapanya dan mencuci dibantu oleh bibi, setelah membersihkan dia, siap-siap untuk kekampus di antar oleh sopir.

tlfon itu ditutup dan win beranjang dari tempatnya duduk membereskan sisa sarapanya dan mencuci dibantu oleh bibi, setelah membersihkan dia, siap-siap untuk kekampus di antar oleh sopir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang