tangan rian semakin naik dengan pelan dan lembut membelai perut dada hingga ke nipel win dan mencubit dengan lembut sehingga erangan romantis penuh hasrat keluar dari bibir win
enghhh....
rian yang tidak bisa lagi menahan hasratnya kepada istrinya lalu membalik istrinya dan mencium bibir , win yang tidak mahir hanya diam dengan permainan biibir rian yang semakin membuat mabuk hingga win membuka mulutnya sehingga memberikan ruang rian untuk menjelajahi bibir win dengan kecupan kecupan mesra dan jilatan maupun isapan isapan lembut
enghhh... engh....
rian yang merasa win sudah memukul dadanya karena pasokan oksigen yang habis melepaskan cumbu bibir win sehingga win meraup dengan rakus oksigen dengan wajah merah menggoda mambuat rian semakin melihat win terasa sangat seksi.
"sayang, saya ingin bolehkah" rian yang meminta kepada win yang sudah malu mengganggukan wajahnya, dengan melihat itu rian sudah tidak menunggu lama lagi dia membuka baju win dan meraup bibir win dengan lumatan seksi.. "enghh..enghg.".
turun ke leher isapan demi isapan yang dilakukan rian dileher win yang putih mulus dengan harum khas tubuh win harum mint kesukaan rian membuat rian semakin menggila menjelajahi tubuh win dengan lidahnya hingga sampai ke nipel win, melumat dan mengisap nipel itu yang berwarna coklat kemerahan... yang membuat win semakin mencondongkan dadanya karena rasa enak dan geli secara bersamaan yang dirasakan sensai dahsyat tubuhnya yang mengalir ke seluruh tubunya hingga dia tidak tahan lagi.
"sayang aku mau keluar" erangan win yang tidak tahan serasa ingin pipis tapi tidak bisa
rian yang memulai aksinya membuka celanya dan celana win hingga memperlihatkan lubang memerah yang sangat seksi berada didepanya.
"sayang, saya coba dengan jari dulu yah, awalnya akan sakit tapi kamu katakan jika itu sakit saya akan pelan-pelan". rian yang mau memulai memberikan perengangan terdahulu agar lobang win tidak kaget jika brudal yang besar tegag dan seksi akan masuk.
rian memasukkan dua jarinya "enghhhh... engghh...."
badan win mengelinjang kedepan dengan rasa sakit bercampur rasa enak pelan-pelan rian memaju mundurkan jarinya.
"sayang, sakit".
"iya sayang sakit".
"tahan yah sayang nanti enak"
rian masih memaju mundurkan jarinya dilobang yang dimiliki win dan sesekali mengisap nipel win dengan gigitan mesra.. "sayang enakk". rian tersenyum melihat wajah merah semu win dengan seksi " sayang saya masukkan tiga jari lagi yah" win hanya menangguk dan merasakan nikmatnya... melihat ekspresi win yang sudah merasa nikmat maka rian sudah memastikan jiika lubang itu siap untuk dimasukkan maka dengan tidak menunggu lagi rian memulai memasukkan kepunyaanya yang sangat besar tegang dan seksi dengan pelan.
"ahh... ahhh, sayang" erangan win yang merasa lubangnya sudah sangat full dan mengerat, tapi membuat Kepunyaan rian serasa dicerkam terasa enak dengan jepitan jepitan ketat penuH kenikmatan dengan sekali sentakan maka rudal kepunyaan rian pun masuk ecara penuh sehingga membuat ERANGAN ERANG KENIKMATAN KELUAR DARI MULUT WIN.
ENGHH.. enngghhh enak sayang
rian sudah tidak menahan lagi maka dimasuk mundurkan lah dengan goyangan pelan-pelan penuh kenikmatan hasrat yang mengebuh maka dia memulai dengan goyangan yang semakin kencang daN nikmat dengan meraup bibir dan sesekali nipel win penuh kenikmatan
"enak sayang saya mencintai kamu" rian tidak hentinya merasakan kenikmatan yang dioberikan oleh win, dengan berbagai macam gaya yang mereka lakukan dengan cucuran keringat kenikmatan itu desahan desahan nikimat,
"sayang mau keluar" win yang sudah tidak tahan melakukan pelepasan pertama, rian yang semakin menggoyang maju mundur
ahh.. ah... ah.. enak sayang enak ah... ah...
dan melakukan pelepasan puncak pertama rian, setelah cairan benih itu tumpah kedalam tubuh win maka jatuhlah tubuh rian ke tubuh win tidak lupa dengan kecupan kecupan sayang dibibir dan wajah win
"terima kasih sayang, tapi saya masih mau". win yang tersipu malu menggangukan wajahnya, maka terjadi lagi olahraga malam itu hingga subuh menjelang entah kesekian kalinya pelepasan demi pelepasan yang keluar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
