Kejahatan Tersembunyi

286 13 0
                                    

Dara menatap Hamisah dari jauh. Sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian. Ia melirik Riko yang baru saja meninggalkannya dan bersiap menjalankan motornya. Riko melirik ke arah Hamisah dan mengulum senyum ke arah Dara.

Ya, perbuatan Riko ke Hamisah semalam  diketahui Dara.
Dara tersenyum puas.
Karenan itu rencananya.

Ia mencoba menangkap dua burung dalam satu lemparan.
Riko membuktikan kesungguhannya pada Dara dan Hamisah akan merasa bersalah yang akhirnya akan terus bergantung pada Dara.

Dara berhasil.
Awal ia bersahabat dengan Hamisah ia sudah punya tujuan besar untuk memanfaatkan gadis lugu itu.
Entah apa yang terjadi sampai gadis bodoh itu datang ke sekolah setelah kehilangan kesuciannya semalam.
Dia akan mencari tahu.

"Misa! "
Teriak Dara diselingi senyum berseri.

Hamisah terperanjat. Namanya dipanggil dengan lembut oleh sahabatnya, Dara. Dia segera mengangkat wajahnya yang masih menunduk.

"Eh... Dara?" Hamisah gugup.

"Semalam ibumu telpon mencarimu. Kamu ke mana sampai orang rumah bertanya padaku? " Pancing Dara.

"A... A.. Aku ke warnet... Cari jawaban tugas. " Jawab Hamisah terbata-bata.

Hahaha

Dara tertawa dalam hatinya. Hamisah berbohong.  Warnet? Jawaban tugas? Semalam itu kamu memberikan kesucian yang paling berharga untuk Riko. Laki-laki yang Dara telah percayai.

"Oh... Kok pergi sendiri? Kan seram kalau ada apa-apa? " Dara mulai mengintimidasi kepercayaan diri Hamisah.

Dara mengetahui semua tentang Hamisah.  Sampai hoby ke pasarnya pun membuat ia mendapatkan pengalaman pahit dengan Riko.
Ya,  Dara menjebak Ayah Hamisah untuk membiarkan Hamisah ke Pasar dan lupa waktu hingga pulang malam dan Riko akan datang saat itu.

Dara memang penjebak ulung. Dara tersenyum membanggakan dirinya yang hebat.

"Sa... Saya"

"Ya sudah,  saya paham,  setelah pembuliyan itu,  kamu butuh sendiri dan perlu ketenangan. " Jurus bijak Dara mulai keluar.

Ia dan Hamisah baru dua bulan berteman.

Tanpa Hamisah sadari, Dara juga yang telah mengadu domba Marsuni dan Hamisah agar Hamisah dibuly oleh Marsuni dan kedua sahabatnya.

Hamisah tidak menyadari wajah Dara sebenarnya.  Ia penuh tipu daya,  dan penuh rencana jahat padanya. Karena tujuan Dara begitu besar padanya.

"Yuk,  kita ke kelas" Dara meraih tangan Hamisah lembut.
Seringaian muncul di sudut bibirnya.

Comentnya dong!  Jangan lupa follow ya... Plagiat minggat jauh-jauh ya...

Pembalasan (Suanggi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang