Tumbal

266 11 0
                                    

Hamisah memakai pakaiannya dan mulai bersembunyi di balik pohon pisang. Ia menyadari ada hal aneh pada dirinya. Tapi setelah melakukan tarian, ia merasa kuat dan tubuhnya sangat ringan.
Untung saja ia mengunci pintu dapur saat melakukan tarian mistis itu. Kalau tidak, bagaimana jika ada yang melihatnya bertingkah aneh tanpa busana.

Pintu yang dari tadi digedor akhirnya terbuka juga karena didobrak ayahnya.

Terlihat dari balik pohon pisang, ibu tirinya mulai mencuci piring dari dalam dapur dan membersihkan sisa-sisa makanan dari piring kotor untuk dibuang di balik pohon pisang.

'Bagaimana ini.... Kalau ibu tirinya mendapatkan dia ada di balik pohon pisang, otomatis akan ada kecurigaan.'

Hamisah mencari cara agar bebas dari masalah. Ia mulai memutar otak untuk mendapatkan alasan yang tepat agar tidak dicurigai.

Mata Hamisa mulai memperhatikan sekitar luar dapur dan tatapannya tertumpu pada sapu lidi yang tersandar di dekat pintu dapur.

Saat ibu tirinya menundukkan badannya untuk menyalin sisa-sisa makanan di kresek, Hamisah mulai berjalan cepat menghampiri sapu lidi dan segera memakai sendal karena sedari tadi ia tanpa alas kaki melakukan tarian.

Hamisah mulai menyapu halaman belakang rumahnya dan otomatis ibu tirinya kaget dengan keberadaan Hamisah yang sudah menyapu halaman belakang.

"Lho... Kamu dari mana... Tiba-tiba kamu sudah menyapu halaman rumah.... Dan tumben kamu rajin hari ini? "
Ibu tirinya berkacak pinggang menatap tajam ke arah Hamisah yang tidak perduli dengan Ibu tirinya dan melanjutkan pekerjaannya.

"Hei, kamu budeg ya?" Tika menarik lengan Hamisah tapi ditepis hingga sapu lidi melayang hampir mengenai kepala Tika.

"Kamu? Anak kurang ajar! " Tika menampar pipi Hamisah.
Hamisah menjadi kalap dan emosi sampai di ubun-ubun.

Mata Hamisah memerah sambil menatap tajam ke arah Tika.

"Apa hah? Kamu tidak terima ditampar? Lihat matamu! Merah kayak mata suanggi! "

Hamisah menundukkan pandangannya.

'Apa benar, mataku merah'
Jantung Hamisah berdentuman tak karuan.
Ia segera masuk rumah dan menuju kamar tidurnya.

Di dekati cermin yang selalu digantung di dekat jendela kamarnya. Ia mulai menatap bayangannya yang menunjukkan kebenaran ucapan Tika bahwa matanya merah.

'Apakah aku sakit?'
Hamisah mengucek matanya dan beberapa menit kemudian, ia mulai melihat warna matanya yang kembali normal.

Suanggi. Ia pernah dengar dari tetangganya yang bergosip, jika ciri suanggi adalah matanya merah.

Tidak mungkin ia menjadi suanggi sekarang setelah matanya berubah merah.

"Jikalaupun aku berubah jadi suanggi... Dia akan aku habisi hingga tetes darah terakhir. "
Gumam Hamisah dengan gigi bergelemetuk.

😱😱😱😱

Hamisah merasa suntuk hari ini. Bulan baru saja terbit beberapa menit yang lalu menggantikan mentari yang baru saja tenggelam.

Perasaan Hamisah begitu kacau. Ia resah dan merasa badannya sangat panas.

Ia menuju dapur untuk minum air. Suasana rumah seakan semakin dingin dari sebelumnya.

Tika, wanita itu langkahnya terhenti ketika melihat Hamisah terdiam di depan dispenser dalam waktu yang lama. Ia merasa anak sambungannya ini semakin aneh.

Penyendiri dan kalau ditanya hanya diam atau emosi.

Tiba-tiba Hamisah menoleh dan pandangan mereka bertemu.

Hah!

Tika terkejut lagi dengan tingkah Hamisah yang aneh.

Ia segera ke kamarnya dan menelepon Tili, guru spritualnya. Ia mulai menceritakan semua keanehan yang dirasakannya.

"Dengar, ada yang mengincar kamu jadi tumbal. Kamu harus hati-hati. Jangan lupa pakai penangkalmu. Bahaya kalau dia beraksi di waktu kamu tidur."

"Memangnya kenapa?"
Tanya Tika lagi.

"Akan sangat mudah dia mendapatkan kamu... Karena kamu tidak sadar."
Jawab guru spritualnya lagi.

"Jangan lupa peringatkan orang-orang sekitarmu , kalian semua harus berhati-hati ." Tambah sang guru lagi.

Tika mematikan teleponnya. Ia penasaran siapa yang mengincarnya dan keluarganya untuk dijadikan tumbal.

Apa mungkin Hamisah sudah terkena guna-guna?

Apa dia juga diincar jadi tumbal, sampai kelakuannya jadi aneh?.

Kreeeeek....
Tiba-tiba Bunyi pintu kamar terbuka mengejutkan Tika, lalu....

Coment dulu ya... Jangan lupa follow!!!!

Pembalasan (Suanggi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang