Kkau?!!!
Marsuni mengenal sekilas wajah di depannya. Meski samar, ia tahu mahluk di hadapannya mirip Hamisah.
Kepala terbang itu menyeringai. Gigi taring menyumbal di antara mulutnya yang keriput.
Di antara rambutnya yang berkibar saat bergerak ia mulai mengeluarkan mantranya.Marsuni merasakan kepalanya yang pusing dan matanya yang memberat. Dengan susah payah ia membawa tubuh gempalnya untuk menghindari kejaran mahluk jadi-jadian di depannya sekarang.
"Tolong! TOLONG!!!! "
Marsuni berteriak kencang tapi entah kenapa tidak ada orang di sekitarnya.Tiba-tiba tubuh Marsuni berkeringat. Badannya sangat dingin dan lemas. Ia terduduk dan menahan perutnya yang bergejolak.
Ketika akan bangkit dan berlari kembali tiba-tiba kakinya tersandung dan ia terjatuh di aspal keras.
Entah mengapa jalan itu sangat lengang. Tak ada seorang pun yang lewat.
Perut Marsuni terus bergejolak dan sakit. Ia sampai tidak menyadari darah telah merembes keluar dari daster panjangnya.
"Aw...haaaa...tolooooong!"
Suara lemah Marsuni tak menggentarkan Hamisah untuk masuk ke pangkal paha Marsuni, menghisap semua darah dan bayi yang belum saatnya untuk lahir ke dunia.
Dengan suka cita, Hamisah membawa bayi Marsuni terbang Dengan diapit oleh taringnya.
"Tolong...!"
Sekuat tenaga Marsuni meminta tolong, tapi tubuhnya telah lelah dan tak berdaya.
Ia lalu tak sadarkan diri di tengah jalanan aspal dalam taman.Hamisah membawa bayi Marsuni ke balik pohon tempat ia bersembunyi.
Setelah mendapatkan mangsanya ia bisa tidur lelap malam ini.😱😱😱😱
Hamisah sudah mendapatkan petunjuk tempat tinggal Dara yang sekarang dari jejak Facebook Riko.
Dia harus memastikan bisa membalas semua perlakuan Dara padanya.
Hamisah buru-buru mengepak pakaiannya. Ia harus selalu bersiap-siap untuk pergi dari tempat yang banyak orang mengenalnya.
Semalam saat ia melakukan ritual tarian Bulan, sepertinya ada yang melihatnya.
Dia yakin dia tidak salah lihat.
Saat sedang konsentrasi menari, ia merasa seperti seseorang mengawasinya.
Ia pun berhenti dan menatap tembok yang ada di belakang rumahnya.
Dengan cepat ia mencari tempat aman untuk menyembunyikan tubuhnya saat kepalanya tercabut.
Dengan cekatan ia mulai terlentang dan jempol kakinya mulai mencungkil lehernya dan terbang lah ia menuju lorong sebelah belakang. Di sana ia tidak melihat apa-apa.
Hanya dari jauh, ia melihat seorang gadis sedang menutup pintu rumahnya. Dialah Ijah, anak Pak Kusni.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembalasan (Suanggi)
Horror⚠️ Cerita ini tidak ada di aplikasi manapun selain di Wattpad. Jika ada di aplikasi lain berarti di plagiat⚠️ Hamisa, mendapatkan kutukan iblis yang menjebaknya seumur hidup, karena keinginannya untuk cantik dan memikat hati para lelaki. Kutukan itu...