Kain Jarik dan Sambal

278 11 0
                                    


Hamisah membawa pulang kedua benda yang dihadiahkan oleh sahabatnya,  Dara.

'Apa benar semua keinginan saya akan tercapai bila memakai dan memakan kedua benda ini?'

Hamisah berdebar-debar membayangkan apa yang akan terjadi dengannnya nanti jika ia gunakan kedua benda itu.
Ia juga merasa lucu dengan niatnya sekarang., tapi jika kedua benda tersebut mujarab,  maka ia akan keluar dari masalah yang memenuhi kepalanya.

😱😱😱😱😱

Ujian Nasional sudah usai. Sekarang saatnya menunggu pengumuman hasil ujian selama dua minggu.

Dara telah berpamitan pada Hamisah,  bahwa Ia dan ibunya akan pulang kampung karena rumah tua di kampungnya akan diwariskan kepada ibunya.

"Aku akan selalu mengingatmu. Kamu teman yang baik untukku. "
Dara mencoba untuk membendung air matanya ketika akan berpisah.

"Iya Dara... Kamu juga adalah teman terbaik saya... Saya tidak punya teman baik seperti kamu. Maaf kalau saya punya salah yang Mengecewakan kamu. " Balas Hamisah dengan sedih karena akan berpisah dengan Dara.

"Saya tidak akan kecewa jika apa yang saya katakan dan yang telah saya berikan kamu percayai dan gunakan. Dengar Mis... Jangan kecewakan saya ya... " Dara mencoba menekankan suaranya agar Hamisah paham.

"Iya... "
Hamisah mengangguk pasti.

"Saya tahu,  kamu masih belum memakainya. Saya ingin kamu memakai nya.... Dan hasilnya akan membuat kamu terkejut... "
Dara melepaskan tangannya dan melangkahkan kakinya akan memasuki mobil penumpang di depannya.

"Jangan lupa ya!!! "

"iya! "

Hamisah menatap lama mobil yang membawa temannya itu pergi.

😱😱😱

Malam ini Hamisah akan menggunakan kain jarik pemberian Dara.
Rasa ngantuk mulai menyerangnya.
Ada rasa berdebar saat akan menggunakan kain itu.
Dengan perlahan ia membuka lipatan kain dengan motif burung itu.

Tak ada reaksi berarti untuk Hamisah.
Hanya rasa kantuk yang tiba-tiba melandanya dan...

Hamisah merasa angin dari jendela sangat kencang. Ia lalu bangkit untuk menutup jendela yang ia pikir lupa ditutup.

Hamisah membuka matanya yang cukup berat.
Ia terkejut telah berada di tanah lapang yang berdebu.
Suara mesin berbunyi memekakkan telinga.
Rambut Hamisah yang tertiup angin kencang yang berasal dari sebuah helikopter yang merendahkan badannya.

"Hei!  Ini ada paket untukmu! "
Teriak seorang wanita yang familiar.

Dengan melawan kuatnya angin,  Hamisah menghampiri wanita itu dan mulai mengambil sebuah bingkisan kain berbentuk kotak.

"Dengar,  kalau kamu tidak memenuhi persyaratannya, kamu akan binasa dan akan dihantui rasa bersalah seumur hidup. "
Mata wanita itu melotot tajam.

"Apa syaratnya? "
Tanya Hamisah polos.

"Ayahmu.  Korbankan ayahmu! Maka semua yang kamu inginkan akan tercapai. "

Wanita itu lalu naik kembali ke helikopter dan terbang menjauh.

Tiba-tiba segerombolan orang datang dan mulai menari mengelilinginya. Hamisah merasa pusing dan melihat penari-penari itu menghilang satu per satu.

Suasana langsung hening.
Tinggal Hamisah yang masih berdiri terpaku dengan bingkisan kain di tangannya.
Karena penasaran ia pun mulai membuka simpul kain tersebut dan ada sebuah kotak di sana.

Hamisah membuka kotak itu dan mencoba mengintip isi kotak itu.  Kepalanya menjulur dan tiba-tiba sebuah tangan menarik lehernya.

"Argkhhhhhhh! "
Hamisah tercekik.
Ia menghirup nafas dan terbatuk.
Dengan susah payah ia memegang lehernya. Setelah batuknya mereda ia mulai menyadari bahwa sekarang ia telah berada di dalam kamarnya.

"Ada apa nak? "

Hamisah terlonjak kaget...

Pembalasan (Suanggi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang