jijik

3.5K 302 2
                                    

Kembali ke rumah li hui tidak tau bahwa ternyata zhon yi bahkan rela menyerahkan dirinya agar bisa membuat dirinya hancur, sungguh li hui bingung apa yang ada di sirkuit otak zhon yi

Tapi li hui dengan cepat melupakan kejadian itu walaupun begitu dia tidak menurunkan kewaspadaan pada mereka.

" li hui kenapa kau lama kembali " ibu hui cema s

Li hui tersenyum " ibu aku tadi tidak sengaja menemukan buah di gunung liat "

Mengeluarkan buah-buah itu meletakan di meja ibu hui melihat buah dengan mata terkejut karena buah adalah barang langka walaupun mereka memiliki gunung di belakang desa tapi sangat jarang untuk dapat menemukan buah .

Li hui mengambil apel menyerahkan pada ibu hui " ibu cicipi lah ini sangat manis " ujar li hui dengan gembira

Melihat itu ibu hui tersenyum mencicipi buah itu benar saja air manis melewati tenggorokannya . Ibu hui terlihat menikmati menyantap buah itu

Sampai akhir mereka makan dua buah masing-masing dan menyimpan sisanya untuk ayah hui rasakan.

Pada makan malam ayah hui terkejut melihat ada buah tapi setelah mengetahui itu adalah keberuntungan putrinya saat ke gunung dia sangat antusias.

Li hui merasa malu melihat kedua orang tuanya begitu bangga dan senang saat menyantap buah itu

Selesai makan malam li hui kembali ke kamar untuk berbaring karena era sekarang hanya orang mampu yang bisa memiliki radio atau TV, berbaring tak lama li hui tertidur secara tiba-tiba.

Paginya li hui bangun membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah walaupun harus melihat tatapan kasihan dari ibunya.

Ah dia harus pura-pura tidak melihat mata ibunya yang berkaca-kaca saat menatapnya benar-benar membuat dia bingung harus tertawa atau menangis

" li hui , ibu akan ke rumah nenek sebentar "

" iya buk "

Nenek yang di maksud ibu hui adalah nenek dari pihak ibunya. Beberapa lama setelah ibu pergi suara ketukan terdengar, hati li hui merasakan gelisah tapi saat membuka pintu dan melihat sosok Qin yuan dia merasa kesal

" kamerad li hui " sapanya dengan nada sok lembut benar-benar menjijikan

Li hui dengan sopan mengangguk " kamerad apa kau mencari zhon yi, dia ada di sana " menunjuk rumah yang tak jauh dari rumahnya

Qin yuan ingin membantah tapi li hui yang melihat zhon yi dari jauh langsung berteriak " zhon yi ada yang mencari mu " nada li hui kencang

Membuat bibi yang sedang bergosip menatap dengan penasaran, zhon yi yang di panggil tidak mungkin pura-pura tidak mendengar bukan itu pasti akan membuat orang curiga

Li hui tersenyum " kamerad karena zhon yi sudah ada aku akan masuk dulu. Aku masih ada pekerjaan "

Langsung masuk meninggalkan kedua orang di depan pintu yang tertegun. Qin yuan merasa tidak senang tapi menahan ekpresinya menarik langsung zhon yi pergi entah kemana

Para bibi mulai berbicara tentang Qin yuan yang datang mencari zhon yi pasti berasal dari kota bisa di liat dari penampilannya

Li hui di dalam tidak bisa menahan tawa melihat kedua orang itu terdiam mendegus, siapa suruh bermain-main denganya.

Li hui melihat ibunya belum kembali sampai waktu makan siang mengambil inisiatif masak terlebih dahulu seperti bubur ubi jalar, roti kukus dan acar lobak tapi saat mendengar ketukan dia berfikir itu adalah ibu atau ayahnya tak menyangka itu adalah he zheng

" kamerad he zheng??? "

He zheng melihat wajah gadis yang dia pikirkan merasa sedikit tersesat tapi dengan cepat menenangkan dirinya
" ini untuk mu "

Li hui melihat kelinci hidup di tangan he zheng langsung tersenyum bahagia " apakah kau serius ?? "

He zheng mengangguk sedikit terpesona oleh li hui , gadis itu melompat kesenangan " kamerad kau sangat baik "

Li hui senang tidak menolak pemberian pria itu dia berniat membiarkan kelinci ini bebas di ruangan.

" aku akan kembali kalau begitu "

Li hui mengengam lengan pria itu " tunggu sebentar " Buru-buru masuk mengemasi roti kukus yang dia buat "

He zheng yang tadi sentuh oleh tangan lembut merasa sedikit kehilangan saat tangan itu melepaskan lenganya

Li hui menyerahkan kotak bekal pada he Zheng " ini makan lah aku membuatnya sendiri " tersebut lembut

He Zheng tanpa sadar melihat bibir li hui segera membuang muka malu untung saja tidak ada yang melihat belakang telinganya memerah

Li hui melihat telinganya berwarna merah terkekeh merasa he Zheng adalah pria lucu

" kamerad li hui apakah kau keberatan aku melakukan pengejaran padamu " nada gugup terdengar jelas

Li hui terkejut tapi dia memilih kesan baik pada he Zheng mengangguk lembut tidak apa melakukan pengejaran buka jika keduanya cocok mungkin saja mereka bisa bersama

He Zheng senang sudut mulutnya terangkat " kalau begitu aku akan kembali berhati-hati saat dirumah "

Li hui terkekeh " aku tau "

He Zheng senang kembali ke rumah dengan wajah berseri-seri membuat ibu he bingung bahkan tangan pun bingung .

Setelah hari itu li hui membiarkan he Zheng melakukan pengejaran padanya secara terang-terangan biasanya dia akan membantunya membawa keranjang ke gunung atau datang ke rumah untuk melihatnya

Dia juga membantu dirinya menghadapi qin yuan yang mengatakan cinta padanya benar-benar tidak tau malu padahal setiap kali dia datang dia akan selalu membuat zhon yi bersamanya tapi dia masih saja melirik nya.

Beberapa bibi kadang bergosip mengatakan dia memanfaatkan he Zheng tapi nyata dia telah tergerak oleh setiap tindakan kecil dari pria itu terutama he Zheng dan bibi he tidak percaya bahwa dia adalah orang seperti itu merasa hangat.

Pada akhir pekan li hui mengajak he Zheng ke kota untuk melihat festival lentera

" kamerad li hui apakah kau mau menikah dengan ku " tanya he Zheng karena tidak mau gadisnya dia ambil ah orang lain seperti saat bersaingnya tiba-tiba datang

Li hui berfikir mengerutkan kening mencoba mengoda he Zheng benar saja pria itu menjadi gugup dan cemas. Li hui tertawa " aku setuju "

He Zheng seperti orang bodoh tidak bergerak saat sadar dia terlambat bahagia memeluk li hui . Li hui memerah malu saat di peluk depan umum mencubit pinggang pria itu " kamerad he Zheng kau bermain hooligan "

He Zheng tersenyum " jika itu bersama mu aku mau "

Li hui mencibir " dasar tidak tau malu "

Keduanya tersenyum lebih ceria saat hubungan berlanjut ke jenjang lebih serius. Bergandengan tangan keduanya menikmati festival dengan senyum di wajah mereka sebelum kembali di jam 8 malam.

Di depan pintu he Zheng sangat enggan berpisah dengan gadisnya tapi setelah di bujuk oleh li hui dia mengangguk dengan patuh kembali

Li hui tidak bisa , tidak tertawa melihat ekpresi he Zheng seperti bocah kecil yang tidak mau jauh dari benda kesukaannya.

🌹𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞🌹endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang