tidak tau malu

2.9K 274 21
                                    

Li hui tidak tau bahwa menantu dari kakak-kakak he zheng menatap uang mereka. Tapi li hui bukan orang yang akan diam jika itu terjadi, dia menang akan bersikap baik tapi bukan berarti dia akan diam saja jika ada yang berniat mengangguk ke tenang rumah mereka.

Jika menantu kakak kedua he zheng masih ada rasa takut, lain halnya dengan menantu kakak pertama he Zheng yang ingin mendapatkan keuntungan dari semua orang

Sama seperti sekarang saat tau akan kehamilan li hui dia membawa sayuran yang sudah tidak segar ke rumah he zheng

" li hui " sapanya ramah seakan mereka sangat dekat

Li hui hanya tersenyum membalas pihak lain. Meng ning mereka sedikit tidak bahagi melihat li hui semakin cantik saat hamil

" aku dengar kau hamil jadi aku membawakan mu sekeranjang sayuran " nadanya menahan amarah

Li hui melirik sayuran layu itu , wajahnya tetap tidak berubah sama sekali.

" kenapa harus repot-repot " nada li hui ramah

" li hui siapa yang datang? "

Li hui melihat ibunya keluar berkata " ibu ada Meng ning datang "

Ibu he menatap menantu pertamanya kemudian melirik ke arah keranjang, wajahnya tidak senang dia tau menantunya pelit tapi bagaimana bisa dia membawa sekeranjang sayuran busuk

Di tatap seperti itu,Meng ning membuang muka pura-pura tidak melihat wajah ibu mertuanya.

" nenek / bibi yanyan pulang " suara manis yanyan terdengar

Ibu he melihat cucunya kembali senang " yanyan bagaimana sekolah mu "

Yanyan melihat ada bibi pertamanya dia mengabaikannya walaupun dia masih kecil dia dapat mengingat semua perilaku setiap orang, dan juga dia sudah tau mana yang baik dan buruk.

Yanyan lebih menyukai nenek, paman, dan bibi cantiknya ,mereka baik dan menyanyanginya serta tidak menatap dirinya dengan jijik atau menaikan nada saat dia melakukan kesalahan malah sebaiknya dia berbicara dengan lembut mengatakan itu salah.

" nenek sangat bagus, hari ini guru membagikan pita merah kecil karena aku bisa menjawab soal saat di tanya "

Ibu he tersenyum " itu bagus, yanyan kami sangat pintar "

Meng ning merasa tidak bahagia saat melihat baju , tas, sepatu yang digunakan yanyan. Pikirnya kenapa harus membelikan barang bagus untuk gadis mati lebih baik membeli untuk putranya

" yanyan semakin cantik " Meng ning memuji tapi matanya menujukan lain.

Yanyan ketakutan bersembunyi di belakang ibu he, ibu he menghela nafas
" yanyan pergilah bersama bibi mu ke kamar "

Li hui dengan patuh mengikuti kata ibu mertuanya membawa yanyan ke dalam, li hui yakin ibu mertuanya pasti akan mengatakan sesuatu pada Meng ning.

Setelah melihat li hui dan yanyan masuk ibu he menatap Meng ning dengan dingin " katakan apa maksud mu kesini "

" ibu aku tidak memiliki masuk apa-apa, aku hanya ingin berkunjung saja "

Jika itu ibu he dulu dia pasti akan percaya dengan maksud Meng ning tapi sekarang setelah bersama li hui dia tau yang mana yang jujur dan tidak.

" jangan membual cepat katakan " nada ibu he tidak sabar .

Meng ning sedikit takut dengan mata ibu mertuanya " ibu bukan maksud ku untuk tidak berbakti tapi kenapa kau sangat bias, liatlah barang-barang yanyan dan barang-barang cucu laki-laki mu begitu beda "

" kau tidak perlu mengatakan itu pada ku, semua milik yanyan dibelikan oleh li hui dan he zheng "

Meng ning " ibu kenapa menantu bungsu hanya membelikan yanyan dan tidak yang lain "

Saat ibu he akan menjawab suara pria terdengar " itu urusan ku bukan saatnya orang asing ikut campur "

Meng ning terkejut sedikit malu saat du dengar " he zheng_ "

" sihlakan keluar dan bawa barang mu kembali " he zheng langsung memblokir apa yang ingin dikatakan oleh meng ning

Dengan kata-kata he zheng keluar Meng ning pergi dengan takut.

Li hui tersenyum melihat sosok pria itu luar biasa. Jika orang takut dengan wajahnya malah dia menyukainya.

Saat he zheng kembali li hui tidak bisa memberikan penghargaan karena berhasil mengusir hama.

" menanatu " suara he zheng serak serak basah

Li hui merona melingkarkan lengan pada leher pria itu, mengoda dengan mengusap pipi pada telinga pria itu.

He zheng merasa menantunya semakin nakal dan berani selama kehamilan ini.

─────────────────

Esoknya li hui males untuk bangun alhasil he zheng mengambil alih untuk mengantarkan yanyan, untuk saja dia rajin membuat makanan yang mudah di awetkan jadinya yanyan tetap bisa membawa makanan enak kesekolah.

Saat li hui bangun hari sudah siang hanya ada ibu he disana sedang merajut sweater

" sudah bangun, apakah li hui lapar "

Li hui mengangguk seperti anak kecil membuat ibu he tersenyum .

Untung saja li hui sudah tidak mengalami reaksi hamil setelah tiga bulan, dan dia sudah bisa makan banyak hal

Anna istri kakak kedua he zheng yang datang tiba-tiba melihat ibu mertuanya memanjakan li hui merasa masam.

" ibu aku datang " ujarnya menahan ketidaksenangan mendorong anak perempuannya masuk

Ibu he melihat cucunya datang tersenyum " Heiji kemari nenek akan memberikan permen "

Heiji menatap permen itu dengan senang

" kakak duduklah " Li hui tersenyum pada pihak lain.

Anna menahan rasa irinya duduk di kursi dapat di liat kursi itu baru , ketidaknyamanannya semakin terlihat jelas di wajahnya.

Li hui melirik Heiji anak kakak kedua he zheng sangat berbeda dengan yanyan, jika yanyan polos, pemalu, bijaksana gadis kecil itu kebalikannya matanya selalu melihat barang-barang dengan perhitungan .

Li hui menghela nafas tidak mau ikut campur urusan orang dalam mengajar anak mereka.

Kebetulan saat mereka datang sudah waktunya yanyan pulang, dan yanyan kembali dengan he zheng

Yanyan belum melihat siapa yang ada di rumah, dia hanya melihat bibinya " bibi, apakah kau sakit? "

Li hui merasakan hangat saat gadis itu memperhatikannya " bibi tidak sakit hanya ngatuk itu wajar "

Yanyan lega " bibi kau tau hari ini guru menceritakan cerita bibi di kelas , mereka sangat menyukai cerita bibi " Gadis itu bercerita dengan bangga.

Li hui sangat terhibur ingin menggendong tapi he zheng lebih dulu menggendong yanyan. Li hui cemberut tidak senang walaupun pria itu takut dia kenapa-kenapa

He zheng tau istrinya marah tidak bisa menahana tawa atau sedih melihat wajah menantunya.

Heiji yang tidak di perhatian merasa iri dan marah, iri karena pakaian dan tas kecil yanyan serta marah karena tidak di prioritaskan.

Menghentak kaki marah " ibu aku ingin tas itu, kenapa gadis mati itu memilikinya dan aku tidak " keluhnya membuat wajah Anna khawatir

" Heiji siapa yang mengajarkan mu kata-kata itu " ibu he tidak bahagia

Heiji berkata " nenek aku ingin tas itu berikan pada ku, ibu bilang yanyan adalah gadis sial yang harus melayani keluarga lama he . Tapi kenapa dia bisa makan daging setiap hari dan membawa tas bagus "

Semuanya berwajah suram hanya Anna yang memerah malu karena biasanya dia bergumam karena marah saat memasak tak disangka putrinya mendengar dan akan mengekspor wajahnya.

Ibu he menatap menantu dari anak keduanya tidak senang walapun dia tau menantunya selalu tenang di permukaan tapi dia lebih banyak menyimpan banyak hal di kepalanya.

🌹𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞🌹endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang