Setelah berbicara sebentar dengan ibunya dia melihat waktu ayahnya untuk makan siang membantu ibunya masak kemudian mengatarkan langsung ke sawah
Melihat ayahnya tengah berteduh dia berlari sambil melambaikan tangan pada ayahnya " ayah "
Ayah hua yang tengah berbicara mendengar suara putrinya langsung menatap ke arah suara itu melihat putrinya berlari dengan tersenyum manis
" li hui kenapa kau kesini, duduk lah " ayah hui melihat keringat di dahi putrinya merasa tertekan
" ayah aku membawakan makan siang kau harus mencobakan masakan dibuat putri mu " nada li hui pamer
Ayah hui terkekeh membuka kotak bekal terdapat daging menatap putrinya " apakah kau membeli daging "
Li hui menggelengkan kepala mengatakan kebohongan yang sama yang dia katakan pada ibunya tadi.
" sangat bagus memiliki teman baik "
Li hui mengangguk setuju kemudian duduk menemani ayahnya makan siang. Beberapa orang iri saat melihat kotak makan siang ayah hui ada daging mereka sangat serakah.
Setelah makan siang li hui kembali ke rumah tapi dalam perjalanan dia tidak sengaja bertemu dengan seorang anak perempuan yang dibully
" apa yang kalian lakukan " teriak li hui membuat mereka takut
Li hui bergegas ke hadapan anak perempuan itu " apakah kau baik-baik saja "
Gadis itu menatap dengan ragu-ragu dan takut, li hui merasa sedikit tertekan " jangan takut ayo aku akan mengatarkan mu pulang "
Gadis itu mengangguk, li hui menggendong gadis itu pergi ke arah rumah yang di tunjukan
Mengetuk pintu li hui langsung di sambut oleh seorang wanita tua " nenek " gadis itu berteriak
Li hui menyapa pihak lain " halo bibi aku adalah li hui aku tidak sengaja menemukannya sedang di pukuli oleh beberapa anak jadi aku membawanya pulang "
Wanita itu terkejut menatap gadis kecil itu " yanyan apakah benar "
Gadis itu ragu melihat itu li hui sedikit tertekan mengelus kepalanya " yanyan kau harus mengatakan yang sebenarnya jika kau menyembunyikannya bagaimana bisa orang jahat di hukum. Jika dia tidak dihukum akan banyak anak seperti yanyan di perlakuan seperti itu "
Mendengar itu gadis itu menatap li hui dengan mata besar kemudian menatap neneknya dia mengatakan segalanya sambil menangis bahwa mereka mengatakan dia adalah perempuan sial yang membuat ayah meninggal dan dia marah melemparkan batu pada mereka kemudian mereka memukulnya tapi lebih buruk lagi yang memukul gadis itu adalah sepupunya sendiri
Wanita tua itu mendengar itu merasa sedih dia tau kedua putra lainnya memiliki banyak keluhan karena merawat cucu dari putrinya tapi apa lagi yang bisa dia lakukan putrinya mengalami kematian di usia muda dan dia tidak mau cucunya tinggal di keluarga besannya yang pasti akan menjual cucunya
Menenangkan diri wanita tua itu menatap li hui " gadis terimakasih karena telah membawa yanyan kembali dan menyesal kau harus melihat lelucon "
" bibi tidak apa, kalau begitu akan kembali dulu "
Bibi he menghentikan li hui " gadis mari makan malam disini "
" bibi jangan merepotkan mu "
" saudari makanlah disini " nada gadis itu lembut dengan mata penuh harapan
Li hui tidak bisa menolak dan menghancurkan harapan gadis itu dia langsung mengangguk setuju.
Gadis itu tertawa senang , bibi he juga adalah orang tua yang baik liatlah bagaimana dia tidak membeda-bedakan anak laki atau perempuan
" bibi biarkan aku membantu mu "
" jangan kesini biar bibi saja "
Tapi li hui tetap membantu memasak bibi he melihat li hui memasak dengan terampil merasa li hui akan cocok dengan putranya sayangnya bocah bau itu tidak ada rumah.
" gadis bibi akan mengambil sayuran du kebun sebentar"
Li hui mengangguk melanjutkan memasak tapi bukannya bibi yang masuk kedalam dapur tapi seorang pemuda
" ibu "
Li hui dan pemuda itu bertatapan wajah li hui memerah melihat pihak lain tidak mengenakan pakaian dengan cepat berbalik
Pemuda itu juga terkejut segera mengenakan pakaian awalnya di melepas karena kepanasan tapi dia tidak tau akan ada seorang gadis lain di rumahnya
" siapa kau? " tanyanya memecahkan suasana memalukan itu
Li hui tidak berani menatap pemuda itu " aku _ "
Belum sempat menjawab bibi he datang " He zheng kau kembali "
Li hui mengambil sayuran dari tangan bibi he membiarkan kedua orang itu berbicara
" he zheng hari ini anak bos dan anak kedua memukul yanyan untung saja kamerad hui melihat dan membawa yanyan pulang "
He zheng terkejut " apakah yanyan terluka "
" hanya lecet kecil ibu sudah mengoleskan obat merah "
He zheng mengangguk tapi dia marah pada kedua kakaknya karena mereka sangat egois hanya karena tidak mau menambah satu sendok lagi mereka memutuskan untuk berpisah dia merasa kakaknya yang dulu masuk akal dan mampu adalah orang yang berbeda setelah menikah
" ibu akan segera kembali " dia langsung pergi begitu saja
Ibu he khawatir putranya akan marah dia tau putra bungsunya sangat menyayangi semua saudarinya itu lah kenapa dia mau untuk merawat ibu dan anak Saudarinya terlepas apakah ada wanita yang mau bersamanya.
Li hui dari dapur dapat mendengar pembicaraan itu merasakan kesan baik pada pria itu dia memiliki wajah gelap tapi tetap maskulin tidak seperti pria berwajah putih yang hanya bisa berbicara manis saja. Entah kenapa li hui mengingat otot-otot di perut pria itu
Menepuk pipinya agar sadarWajahnya memerah layaknya tomat fokus memasak
Setelah siap dia menyajikan makanan di bantu oleh ibu he dan yanyan, yanyan sangat murah senyum pada li hui
He zheng kembali melihat pemandangan itu merasa hatinya melunak walaupun yanyan adalah anak yang baik karena orangtua meninggal dia merasa sedih dan jarang tersenyum barulah pertama kali dia tersenyum dengan tulus
Li hui melihat pemuda itu buru-buru membuang muka karena malu tentu saja he zheng melihat itu merasa sedikit geli sudut mulutnya terangkat
Ibu he " he zheng cepat datang dan makan "
Yanyan melihat pamanya datang langsung menarik bajunya " paman kau harus mencicipi masakan saudari sangat enak "
He zheng tersenyum mengangguk duduk tersenyum pada li hui keempat orang itu makan malam dengan lahap semuanya memuji keahlian li hui
" yanyan makan lebih banyak agar cepat tumbuh " nada li hui lembut
Yanyan mengangguk dengan patuh makan lebih banyak, ibu he tersenyum berandai-andai jika li hui adalah menantunya pasti akan bagus
Selesai makan malam li hui tidak berani berlama-lama dia pamit pulang
" he zheng antar li hui kembali tidak baik seorang gadis pulang sendiri malam-malam "
Li hui buru-buru menolak " bibi tidak apa aku bisa pulang sendiri "
Tapi he zheng berkata " tidak apa ayo aku akan mengatarkan mu pulang "
Setelah pihak lain berkata seperti itu bagaimana bisa li hui menolak jadi dia hanya bisa menahan malu berjalan berdampingan
Keduanya tidak berbicara sampi li hui tiba di rumah, li hui menatap pemuda itu dengan malu-malu " kamerad he terimakasih "
" aku yang harusnya berterimakasih "
Li hui tersenyum membuat he zheng terpesona tapi karena malam dia buru-buru pulang tidak mau reputasi li hui jadi hancur karena berduaan dengannya di malam hari .
KAMU SEDANG MEMBACA
🌹𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞🌹end
Historical FictionLi hui terlahir kembali di bertekad menjalani hidup sesuai keinginannya sendiri tidak mengikuti kata-kata sepupunya yang teryata selalu ingin melihat dia tidak beruntung ! bagaimana kah ceritanya apakah li hui bisa bahagia jangan lupa baca?