kehamilan

2.9K 265 14
                                    

Li hui tinggal disana hingga sore sebelum kembali pulang, he zheng takut menantunya pulang sendiri jadi dia meminta izin cuti sehari mengantarkan li hui pulang.

" he zheng kau kembali " ibu he melihat putranya merasakan tertekan

He zheng " tidak ibu, aku hanya mengambil cuti sehari "

" itu bagus, kau harus lebih perhatian pada li hui dia telah merawat keluarga dan rumah ini dengan baik "

He zheng mengangguk dengan patuh " ibu aku mengerti " nadanya lembut

Karena kepulangan he zheng, yanyan sangat senang menarik he zheng untuk mendengar ceritanya saat pergi ke sekolah. Li hui tersenyum senang membantu ibu he membuat makan malam

Setelah makan malam keduanya kembali ke kamar li hui menceritakan tentang dia telah mengirimkan cerita dan menjual balsem. He zheng tersenyum memuji li hui membuat gadis itu bahagia

Tertidur di pelukan he zheng , li hui tidur dengan nyenyak.

Mendengar suara nafas yang teratur he zheng bangkit dengan hati-hati, dia harus kembali karena masih ada dua rumah yang belum di selesai.

─────────────────

Bangun keesokannya li hui melihat kang di sebelahnya tidak ada siapa-siapa merasa sedih hatinya merasakan kehilangan tapi dia tetap bangkit membersihkan diri ,walaupun begitu dia tetap mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa.

Di sela-sela waktu juga di membuat balsem, merajut dan menulis cerita . dengan cepat waktu berlalu seiring waktu dan tak disangka telah satu bulan lebih.

Li hui sedang memasak merasa sedikit tidak nyaman dengan tubuhnya wajahnya sedikit pucat

" li hui apa kau sakit " nada ibu he khawatir

Li hui mencoba tersenyum " ibu aku baik-baik saja "

" jangan terlalu lelah "

Li hui tersenyum " ibu tenang saja aku akan istirahat saat lelah "

Ibu he mengangguk, saat mereka makan siang li hui mencium aroma ikan merasa mual berlari ke kamar mandi mengeluarkan seluruh isi perutnya.

Ibu he cemas tapi juga merasa senang " li hui apakah kau memilikinya "

Li hui terkejut dia tidak memikirkan bahwa dia hamil, menghitung tanggal menstruasi dia memang telat satu minggu.

" ibu jangan terlalu berharap mung saja aku masuk angin " li hui takut ibu mertuanya kecewa walaupun dia juga berharap

Ibu he yakin " tidak masalah apakah itu hamil atau masuk angin mari kita pergi memeriksanya ke kota "

Li hui mengangguk, bersama ibu mertuanya dia pergi memeriksakan ke dokter

" selamat pasien hamil sudah sebulan "
Ujar dokter

Li hui terkejut dia tidak percaya bahwa dia hamil, merasakan ini tidak nyata untungnya . Dia menyentuh perut ratanya yang memiliki kehidupan kecil

Ibu he tersenyum membawa li hui kembali dengan hati-hati " sekarang adalah bulan paling tidak stabil jadi jangan membawa barang-barang berat "

Li hui mengangguk " ibu kau yang terbaik " dengan genit

Ibu he tersenyum dia selalu menyukai anak perempuan dari pada anak laki-laki terutama sejak putrinya pergi dia merasa sedih, tapi setidaknya li hui dapat dia anggap putrinya sendiri.

" li hui apakah kau ingin memberi tau he zheng "

Li hui menggelengkan kepala " ibu, he zheng akan selesai dalam beberapa minggu . Saat di kembali mari kita beri tau "

Ibu he setuju membiarkan li hui istirahat dulu dan dia membuat banyak acar karena saat hamil dia lebih menyukai acara dari pada makanan lainnya.

Karena li hui hamil ibu he semakin ketat menjaga dan merawat li hui, para bibir di sebelah rumah yang melihat itu merasa aneh. Berfikir ibu he terlalu memanjakan menantunya

Tapi ibu he tidak peduli dengan kata-kata mereka lagi pula ini adalah cucu dari putra bungsunya.

Tidak hanya ibu he yang antusias tapi yanyan gadis kecil itu setiap pulang sekolah akan selalu ke kamarnya untuk melihat keponakan kecilnya.

Li hui karena tidak bisa melakukan apa-apa jadi memiliki waktu kosong untuk membuat cerita.

Pada minggu ke enam saat li hui sedang berbaring tertidur mendengar suara dari luar.

Dia merasa takut apalagi hanya ada wanita di rumah ini, dengan ketakutan mengambil sapu membuka pintu ingin memukul

" menantu ini aku " he zheng yang menangkap satu itu terkejut

Li hui yang melihat itu adalah he zheng senang memeluk pria itu dengan manja " he zheng kau kembali "

" apakah kau merindukan ku "

Li hui mengangguk " aku merindukan mu "

He zheng membawa gadis itu kedalam merasa istrinya semakin cantik entah kenapa

" he zheng aku memiliki sesuatu untuk mu "

" apa itu?? "

Li hui tersenyum misterius mengambil tangan he zheng meletakan tepat di perutnya

He zheng merasakan perut istrinya sedikit gemuk penuh tanda tanya dalam benaknya, sebelum akhirnya di beri tau oleh li hui bahwa dia hamil

Reaksi pria itu tertegun kemudian tersenyum konyol " menantu apakah ini nyata? "

Li hui mengangguk membuat pria itu semakin bahagia memeluk li hui, walaupun di peluk pria itu takut menyakiti bayi itu.

" menantu apaa ada yang tidak nyaman " he zheng khawatir

Li hui tersenyum mencium pria itu yang bertambah gelap tapi tetap terlihat tampan dan maskulin " tidak ada "

He zheng tersenyum tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan memeluk menantunya untuk berbaring bersamanya

Esoknya saat li hui bangun dia tidak menemukan siapa-siapa , bangkit berjalan ke luar. Di melihat cucian telah di cuci dan di jemur merasa hangat di hatinya

" menantu kau sudah bangun, Datang dan makan dulu "

Li hui tersenyum menikmati perawat pria itu , li hui merasakan bubur ubi jalar buatan he zheng sangat manis sangat pas di lidahnya .

He zheng merasa senang menantunya makanan dengan lahap apalagi dia sedikit tertekan saat tau istrinya susah makan saat hamil .

Disisi lain seseorang merasa tidak sedang dengan kehidupan li hui yang lebih baik , siapa lagi kalau bukan Zhong yi dan keluarga zhon

" ibu, liat bagaimana li hui wanita jalang itu memiliki banyak uang di tangannya " keluh seorang pria yang merupakan adik laki-laki zhong yi dan sepupu li hui

Ibu zhon juga tidak bahagia seakan uangnya telah hilang dari rumahnya, bagaimana bisa putrinya yang menikah dengan orang kota lebih buruk dari orang desa yang di temukan li hui.

"Ibu, bagaimana jika aku membuat cerita " nadanya percaya diri merasa membuat menulis itu gampang.

Ibu zhon " itu bagus , ibu pasti akan mendukung mu "

" ibu tapi aku butuh uang untuk membeli kertas dan pensil "

Ibu zhon langsung mengeluarkan uang dari bajunya , pemuda itu bahagia melihat uang di tangannya langsung pergi dari sana tanpa bicara apa-apa.

Kebetulan kejadian itu dia liat oleh zhong yi dia hanya menatap dengan tatapan mencibir, dia sudah terbiasa dengan kebiasaan ibunya yang terlalu memihak

" aku pulang "

Ibu zhon menatap putrinya yang kembali dengan tangan kosong dengan acuh " kenapa kau kembali "

" aku hanya ingin berkunjung " nada zhon yi juga males

Jika bukan karena ingin melihat kemalangan nasib li hui dia tidak akan kembali ke sini.

Ibu zhon hanya menatap males melanjutkan pekerjaan mengabaikan zhong yi.

🌹𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙝𝙞𝙧 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞🌹endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang