🥀___🥀
Dulu ketika masih kecil, Helia punya rumah impiannya sendiri. Dikampung mereka, rumah milik bunda lah yang paling sederhana makanya Helia bercita-cita untuk punya rumah bertingkat sebanyak mungkin. Tapi sekarang rumah impian bertingkat itu telah sirna dan bergantikan dengan rumah sederhana yang dihalamannya banyak bunga-bunga cantik. Helia pikir, suasananya akan cukup menenangkan.
"Helia atuh, masa anak murid Bunda disini harus ditinggal sih??" Daniela ikut bergabung dengan Helia. Duduk diteras sembari memperhatikan beberapa orang berlalu lalang sambil berbagi cerita.
"Anak murid Bunda punya guru lain, tapi aku cuma punya Bunda" Untuk hari ini, Helia tidak ingin bertengkar. Hatinya gundah, besok pagi ia harus pulang ke kota sedangkan sampai sore ini pun Bunda masih menolak ajakannya untuk ikut bersama.
Sedangkan Daniela tertegun mendengar jawaban putrinya. Selama Helia tumbuh dan berkembang, mereka memang hanya mempunyai satu sama lain.
"Aku ngerti kenapa Bunda gak mau ninggalin rumah ini, aku faham. Tapi Bunda pernah kepikiran aku yang jauh disana gak?? Gimana kalau Bunda kenapa-napa?? Gimana kalau Bunda butuh sesuatu tapi gak ada yang nemenin?? Bunda, aku khawatir, aku takut".
Dari suaranya, Daniella sudah tahu kalau Helia-nya sedang menahan tangis. Helia tumbuh menjadi gadis cerdas dan mandiri. Gadis itu tidak akan pernah menunjukkan sisi lemahnya kepada siapa pun. Makanya ketika mengetahui kalau Helia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Jazz, Daniella sangat bersyukur.
Wanita yang umurnya sudah lebih lima tahun tapi tetap segar itu langsung berdiri dan hendak masuk kedalam. Sebelum benar-benar masuk, Daniella menatap Helia terlebih dahulu."Bantu Bunda dong sayy, Bunda udah gak kuat packing sendiri"
Setelah itu ia langsung masuk kedalam, sedangkan Helia tertawa sambil mengusap air matanya yang langsung jatuh.
"Ha ha, Bunda bohongggg"
Helia memutuskan untuk mengejar dan memeluk bundanya. Meski ia tidak suka memperlihatkan kelemahannya, Helia kadang tidak pernah ragu untuk memeluk Bundanya. Katanya biar kehidupan mereka balance, satu sisi berkelahi dan di sisi lain mereka bermesraan.
🥀___🥀
"Sesuai alamat ya pak, Hahahahahaaa" Nana tertawa karena ekspresi masam Mahen. Sebelum Mahen menjemputnya mereka sempat bertukar pesan dan bahasa yang mereka gunakan seperti Nana ini sedang memesan ojek online, makanya saat Mahen datang Nana melanjutkan sandiwaranya. Tapi ternyata Mahen nya sebal.
"Eh tapi kalau aku jadi driver boleh juga kali ya, nambah-nambah penghasilan sambil nunggu ada management yang datang minta tulisin lagu"
"Jangan deh Mas"
"Loh kenapa??"
"Ngeri mereka Mas kalau dijemput kamu pakai Civic inii" Mahen terkekeh, ia pun tidak berniat yang serius. Tadi itu hanya ide sekilas saja.
"Tapi ya sayang, dari pada mobil aku yang ini, aku lebih naksir mobilnya Jazz tuh. Duh tiap dia bawa mobil dia yang itu selalu aku shalawatin"
"Tapi kamu bukan Islam Mas, emang bisa ya??"
"OH!! Iya juga yaa" Keduanya tertawa bersamaan. Sambil mencari celah agar bisa keluar dari area kampus. Satu kesalahan pintu masuk kampus mereka ini adalah berada di jalan dua arah. Jadi setiap jam pulang kerja, pasti macet.
"Kamu bahagia banget kayaknya??"
"IYAA!!" Nana melonjak semangat, "Bab lima aku udah di acc!!! Kata dospem ku, aku tinggal daftar sidang ajaa. Aduhh bentar lagi dapet jalan keluar akuu"
Tangan Mahen terulur mengelus kepala Nana, selain mengelus pemuda itu juga menepuknya beberapa kali.
"Good job, Nana udah ngelakuin semuanya dengan baik. Meski masih ada beberapa proses tapi bakal mudah kan kalau dijalanin??"
Nana mengangguk pelan, "Dan ngeluh dikitttt" Ucapnya sambil mempertemukan jempol dan telunjuknya.
"Iya deh, ngeluh sedikit. Sayang, kamu sibuk gak minggu depan??"
"Hmmm, karna nunggu surat turun tuh satu bulan. Jadi kemungkinan aku satu bulan kedepan jobless sih, ada apaa??"
"Itu, Mama minta kamu ke butik buat ukur baju. Sepupu aku ada yang mau nikah trus kamu sama Helia diminta buat kembaran juga"
"Duhh!!!" Nana memegang dadanya dramatis. Tidak juga, tapi dia memang degdegan. Jantungnya langsung berpacu cepat. "Kok aku takut ya Mas??"
Mahen menoleh sebentar, ini seperti déjà vu buatnya. Kemarin saat hendak membawa Nana kerumahnya juga gadis ini mengatakan hal yang sama.
"Takut kenapa sih, Mama aku loh yang ngajak. Jadi nanti kalau misalnya disana kamu dikasi kalimat yang gak ngeenakin hati, mama aku pasti bela kamu yangg"
"Ketemu lagi dong aku sama Kak Helia??"
"Ya iya lah?? Kalau kata aku sih mending kalian juga pdkt dari sekarang. Soalnya kedepannya kalian pasti bakal sering bareng"
"Hhhhhhhhhh" Nana menyandarkan tubuhnya pasrah. Mendengar kalau ia dan Helia akan sering bersama membuat tubuhnya jadi kehilangan energi seketika.
"Ayanggg tolongin akuuuu"
🥀___🥀
Good night
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me?
Fanfiction"Katanya cinta sedalam samudra" Nohyuck slight Markmin ⚠️ little angst with happy ending