🥀___🥀
Nana kira puncak masalah dalam hidupnya itu adalah ketika ia mengetahui kalau ternyata Helia adalah anak dari ayahnya. Tapi ternyata tidak, ada masalah yang lebih besar lagi, yaitu menghadapi kenyataan kalau ternyata ayah Jayden bukanlah ayah kandungnya. Hatinya merasa sedih, karena ayah bukan ayahnya.
"Explain!!" Ucap Nana tegas, ia merasa kalau ia harus melakukan ini. Ia sudah lelah dengan semua fakta-fakta baru yang muncul, lebih baik ungkapkan saja semuanya sekaligus. "Jelasin sama aku, apa yang sebenernya terjadi!! Aku anak siapa!!!"
"Sayang..." Mahen mengelus bahu Nana, ia tidak bisa membayangkan kesulitan yang pacarnya rasakan. Karena Nana hancur, jadi sebisa mungkin Mahen selalu berada disampingnya.
"Kenapa bisa ayah bukan ayah aku?? Trus Om ini kemana?? Kenapa aku gak tumbuh dan besar dalam asuhan Om?? Kenapa aku harus tumbuh sama ayahnya orang lain!!!!"
Tya menunduk dalam, tidak pernah terpikirkan olehnya akan berada diposisi seperti ini. Ia kira membawa Nana jauh dari mantan suaminya adalah pilihan terbaik karena peluang bertemunya kecil. Tya tidak menyangka kalau kemungkinan kecil itu benar-benar membawa mereka untuk bertemu.
"Nana tetap anak ayah" Ucap Jayden, perasaan bersalahnya semakin besar. "Sampai kapan pun, Nana anak ayah. Gak akan bisa ada yang ngerubah itu, sama halnya kayak kak Helia. Kalian sama-sama anak ayah"
Nana menggeleng, air matanya mengalir deras. "Ayah sendiri yang bilang aku bukan anak ayah!!" Ucapnya lirih.
"Ibu sama Papa mu cerai" Ucap Tya setelah sekian lama mengumpulkan keberanian. "Papa kamu sama sekali gak mencintai ibu, ibu cuma dijadikan pelampiasan nafsu dan amarahnya. Meskipun Papa kamu nerima kehadiran kamu, tapi ibu gak sanggup Na. Ibu gak sanggup hidup sama lelaki yang gak mencintai ibu"
"Aku minta maaf" Yuda langsung merosot untuk berlutut didepan Tya. "Untuk semuanya aku minta maaf. Tya, maaf untuk ke khilafan ku dimasa lalu, aku sangat menyesal"
"Telat Mass" Ucap Tya, suaranya tercekat. "Aku udah ngelewatin masa-masa sulit berdua dengan Nana selama dua tahun, hidup luntang lantung karena aku gak kerja! Tinggal sana sini, diusir sana sini, sampai akhirnya aku ketemu Jayden! Bahkan aku waktu itu sama sekali gak mikirin value aku sebagai wanita Mas, gak perduli Jayden punya anak dan istri dikampungnya, yang penting hidup ku sama hidup putriku bahagia, tenang"
Nana semakin pusing, yang dibicarakan tiga orang didepannya ini benar-benar membuatnya pusing. Skenario macam apa ini?? Kenapa ia harus punya jalan hidup yang seperti ini??
"Jadi, aku bukan anak kandung ayah Jayden dan ayah aku yang sebenernya itu Om Yuda??"
Yuda memutar tubuhnya tapi tetap berlutut, kali ini dihadapan Nana.
"Bilang sama Papa, kamu mau Papa ngelakuin apa demi dapat maaf dari mu nak. Cuma kamu satu-satunya anak Papa, papa ingin menebus kesalahan Papa selama ini Natasha..."
🥀___🥀
Jazziel menghela nafas lelah karena dua bocah yang sekarang sedang karaoke sesuka hati mereka di mobilnya. Chelsea duduk disamping kemudi dan Ajisaka yang duduk sendirian dibelakang. Kira-kira baru hampir dua kilo mereka meninggalkan Neo City tapi rasanya Jazziel sudah sangat lelah dibuat mereka.
"Kalian kenapa ikut sih?? Abang nih mau bistrip bukannya liburan seneng-seneng"
"Ssstttt!!" Chelsea memajukan satu telunjuknya kearah Jazziel. "Abang gak usah protes, upaya izin kami biar bisa ikut Abang ini gak mudah. Kami harus tanda tangan beberapa surat perjanjian dan pernyataan. Jadi tolong Abang hargai effort kami untuk ikut dengan Abang ini!!"
"Hadehhhh" Jazziel benar-benar pasrah, ia sudah melayangkan protes juga tadi sewaktu masih dirumah, tapi Mama membela keduanya.
"Abang, kak Lia nelfon nih. Aku angkat ya...."
"Eh Ja—"
"Haloo kakakkkuuuuuu"
Jazziel melirik sebentar ketika suara Helia mulai mengisi mobil mereka.
"Hai adekk, kamu ikut Abang ya??"
"Iya!! Meskipun Abang berangkatnya subuh banget tapi aku sama Aji berusaha bangun lebih awal. Biar gak Abang tinggalin"
"Woah hebatt. Kakak aja belum bangun waktu Abang berangkat"
Jazziel berdehem saat Helia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa gatal.
"Yang?? Nanti kita ngobrolnya abis kamu bistrip ya?? Kasih tau kalau udah balik ke Neo"
"Ya"
Chelsea dan Ajisaka saling pandang, baru sadar kalau ada aura yang berbeda ketika Helia menelfon. Biasanya dua sejoli itu begitu hangat tapi kali ini kenapa Jazziel seperti enggan unuk berkomunikasi??
"Yaudah, kalau gitu aku tutup ya. Chelsea, Aji, Have fun yaa!!"
"Okey kakakkk" Jawab si kembar bersamaan, baru setelah panggilan terputus keduanya bersama-sama menatap Jazziel tajam.
"Gak usah ngeliatin Abang kayak gitu kalau gak mau Abang turunin dijalan!!"
"Abang denger ya—" Omelan Chelsea yang hampir saja itu segera dihentikan oleh Aji. Pemuda itu menutup mulut kembarannya dengan telapak tangan.
"Chel, berisik" Ucapnya. "Intinya Abang, ini juga buat mas. Aku udah ngomong kemarin sama Mamas, dan hari ini sama Abang. Perempuan baik banyak, yang sama mapannya kayak kak Lia, yang sama dewasanya, bahkan yang sama cantiknya pun banyak. Tapi yang perduli sama keluarga kita cuma kak Lia, yang mau ambil hati aku sama Chelsea pelan-pelan cuma kak Lia. Perempuan banyak, tapi yang perduli sama keluarga Abang cuma kak Lia!!"
Jazziel tersenyum kecut. Kenapa ia dinasehati seperti itu?? Memangnya hubungannya dengan Helia benar-benar tidak ada jalan untuk bersama lagi setelah ini???
🥀___🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me?
Fanfiction"Katanya cinta sedalam samudra" Nohyuck slight Markmin ⚠️ little angst with happy ending