16

1.5K 249 28
                                    


🥀___🥀



Malam itu, Jazziel tidak ikut pulang bersama Mahen dan Nana. Jazziel bilang, dia mau tidur di apartemennya Helia saja. Tidak perlu ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, karena disana pun ada Bundanya Helia. Mereka tidak akan berani berbuat yang aneh-aneh. Kalaupun tidak ada Bunda, keduanya juga bukan pasangan yang berotak mesum yang suka memanfaatkan keadaan.

"Kamu apa???" Jazziel ragu dengan pendengarannya sendiri. Pemuda itu memutar tubuhnya agar bisa leluasa menatap Helia.

"Iya" Helia mengangguk, "Aku ketemu ayah tapi aku gak yakin ayah ngenalin aku". Ucapnya, matanya masih menatap lurus bangunan-bangunan yang mulai meredup karena malam semakin larut, Helia berusaha keras untuk menghindari tatapan mata dengan Jazzie. Ia tidak berani.

"Helia?? What the— Kamu??!! Yang bener aja lah Lia!!"

Jazziel tidak marah, ia hanya sedikit panik. Jazziel tahu kok kalau Helia semenjak bekerja dan punya pendapatan yang bagus mulai mencari keberadaan ayahnya, sebatas yang Jazziel tahu hanya sampai Helia sudah mengetahui siapa ayahnya dan sesekali mengiriminya uang. Jazziel sama sekali tidak tahu kalau kekasihnya sudah bertemu dengan lelaki itu.

"Maaf" Helia menunduk, dengan itu satu tetes air mata jatuh tanpa membasahi pipinya. "Aku cuma mau mastiin sekali aja, ayah ingat aku apa enggak. Ayah tahu gak keberadaan aku di dunia ini. Meskipun sudah punya keluarga baru, setidaknya ayah harus ingat kalau dia punya putri yang dia telantarkan Jazz"

Jazziel menarik pelan Helia untuk ia peluk.

"Do whatever you want Lia. Tapi jangan dibenci ya ayahnya, gimana pun juga, dia ayah kamu"

Helia menggeleng. Tidak adil rasanya kalau dia tidak boleh membenci ayahnya hanya karena lelaki itu adalah ayahnya. Kenapa tidak bisa?? Helia punya banyak alasan untuk membenci pria itu, bahkan Helia berhak menyalahkan pria itu karena sudah lepas dari tanggungjawab.

Disela tangisan Helia yang sedang didekap oleh Jazziel, ada Bunda terduduk sambil meremat dadanya kuat. Rasa sakit itu hadir lagi seiring dengan isakan Helia yang terasa begitu menyakitkan.

Fakta yang baru Daniella tahu adalah, putrinya yang ternyata sudah mengetahui bagaimana rupa ayah kandungnya. Dan Daniella sama sekali tidak akan melarang Helia kalau gadis itu memutuskan untuk membenci ayahnya, Daniella akan mendukung semua keputusan yang di ambil Helia.





🥀___🥀




"Woahh, Nana congratulations!!"

"Kak Nana, selamat yaa"

"Cieee, calon beban negara. Welcome!!"

Nana tergelak saat ia keluar dari ruang sidang disambut oleh teman-temannya yang sudah menunggu. Nana menghampiri mereka dan menerima semua hadiah yang diberikan. Rasanya senang sekali meskipun masih ada beberapa yang harus ia revisi tapi tidak masalah. Setidaknya ia sudah ada dititik ini, tinggal wisuda lalu semuanya selesai.

"Anak ibuuu" Setelah bercengkrama sebentar dengan teman-temannya, akhirnya Nana menghampiri keluarga yang sudah menunggu. Wajah Nana memerah karena menahan tangis, ekspresi bangga yang dikeluarkan orang-orang membuatnya bersedih campur haru.

"Ibuuu"

"Nana, selamat yaa" Helia maju beberapa langkah untuk memeluk dan memberikan hadiah darinya.

"Dari kantor ya kak??" Anggukan Helia membuat Nana merasa terharu, gadis itu sekali lagi memeluk Helia untuk ungkapan terimakasih. Ini masih jam kerja tapi Helia mau meluangkan waktu untuknya, padahal kalau diingat-ingat mereka itu tidak punya hubungan yang spesial.

"Pokoknya, selamat. Abis ini kamu magang di kantor aku, inget kan?? Jadi kalau mau pulang kampung, pulangnya jangan lama-lama yaa. Kerjaan nunggu ini magangnya di gaji kokk"

"Enak bener lu Na abis sidang langsung dapet kerjaa" Celetukan Jazziel membuat mereka yang ada disana tertawa. Meskipun sedikit miris, zaman sekarang menyari pekerjaan memang sangat susah, punya gelar pun tidak menjamin akan mendapatkan pekerjaan.

"Anak ayah, ayah bangga banget" Setelah bersenda gurau, akhirnya Nana menghampiri ayahnya.

"Makasih ayah. Makasih karena udah biayain aku, makasih udah jadi penyelamat aku, makasih udah sabar banget nunggu aku di titik ini"

"Ayah yang makasih, makasih karena Nana sudah bertahan sejauh ini. Nana udah jadi salah satu manusia keren yang mampu menyelesaikan tanggungjawab nya. Semoga kedepannya, ilmu yang Nana dapat selama kuliah disini bisa digunakan dengan baik"


"Ayahhhh" Nana tidak bisa menahan tangisnya, tanpa perduli keadaan yang tengah ramai ia langsung menghambur kepelukkan ayah dan menangis sepuasnya.


"Ayah bangga sama Nana. Putri ayah satu-satunya, kesayangan ayah" Jayden mengecupi puncak kepala Nana berulang kali. Menunjukkan kepada setiap pasang mata yang memandang mereka kalau ia sangat menyayangi putri yang ada didalam dekapannya ini.


Semua itu menjadi moment haru, semua mata berkaca melihat pelukan haru antara Jayden dan Nana. Tak terkecuali Helia. Ia menatap dan memasang telinga dengan baik untuk merekam setiap kejadian yang ada. Perlahan ia melangkah mundur, baru saja ia mengambil ancang-ancang untuk pergi, tapi Mahen menahannya.


"Jangan pergi dulu, lo harus tuntaskan apa yang mau lo lakukan hari ini"






🥀___🥀




Tiketnya sih dapat, tapi nontonnya gak tau bisa apa enggak🥲🥲🥲

Remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang