🥀___🥀
Nana tidak ragu untuk bilang 'Iya' ketika Mahen mengetuk pintu kamar Chelsea setelah mereka ngobrol diruang keluarga tadi. Setelah Ayah dan Ibu pamit untuk beristirahat, Nana pun ikut undur diri. Karena kamar tamu dipakai untuk adik-adik dan orangtuanya, jadi malam ini Nana tidur dikamar Chelsea. Mahen menanyakan apakah Nana ingin ikut dengannya dan Jazziel menjemput Helia karena mereka ada pertemuan dengan katering dan wo. Meskipun sempat ada drama karena Chelsea ingin ikut juga, tapi dramanya tidak lama karena Mahen bilang mereka sekalian ingin double date.
"Maaf yaa, padahal kamu capek abis jemput ibu sama ayah eh malah malemnya keluar bareng kita"
"Gapapaaa" Nana cepat meraih tangan Helia untuk bergandengan berjalan bersama menuju hall hotel.
"Aku seneng tau kak diajakin hehehe, ini bisa sedikit ngalihin setress aku menjelang sidang!!"
Helia menggeleng, Nana ini memang ada saja tingkahnya. Ia dan Jazziel memang sengaja mengajak Mahen agar kakak pertama Jazziel itu bisa ikut memberikan saran. Mereka bukannya tidak minta tolong ke Mama dan Bunda, tapi mereka sekarang akan mencicipi semua hidangan tawaran. Untuk finalnya nanti tetap Bunda dan Mama yang pilih. Hal ini ditawarkan langsung oleh WO nya karena mereka pusing, terlalu banyak request dari banyak pihak.
"Selamat malam" Ke-empatnya disambut ramah, Hall hotel yang akan mereka pakai ini sangat besar. Helia sempat menghembuskan nafas pelan mengingat mereka akan mencicipi ratusan menu malam ini, beda lagi dengan Nana yang menatap kagum lupa kalau ia sudah makan malam tadi.
"Perkenalan saya Gigi yang malam ini dipercaya sama mbak Ugi buat ketemu sama kalian. Sesuai janji, kita ya kak. Ini kayaknya ada hampir lima puluh hidangan, kakak catet disini apa yang menurut kakak harus masuk di pernikahan kalian. Minimal tiga puluh menu ya kak, nanti biar Mama nya pilih lima belas final" Helia mengambil notes yang diberikan oleh Mbak Gigi.
"Kita didampingi atau jalan sendiri ya mbak??"
"Sendiri saja kak, nanti saya dampingi kalau udah final menu. Kalau gitu saya gabung dulu sama team saya yang lain ya kak??"
"Eh, iya silahkan" Helia sedikit menunduk untuk mempersilahkan Mbak Gigi untuk berlalu.
Kepergian Mbak Gigi disertai tatapan kagum oleh Jazziel, Mahen, dan Nana.
"Ini rekomendasi Karin kemarin??" Mahen memastikan, padahal seingatnya WO yang sudah sekalian katering di pernikahan Karin kemarin tidak seramah ini.
"Iya" Jawab Jazziel, "Dia bilang kalau dia gak bisa disini, aku sama Lia harus bisa"
"Kemarin kenapa gak bisa sih??"
"Biasalah, Tante mau pakai jasa teman arisannya"
Helia dan Nana yang mendengarkan dalam diam sama-sama mencibir. Padahal yang menikah siapa, tapi pakai keinginannya siapa.
🥀___🥀
"Aaaduuhhhh, begah bangettt" Nana yang sudah tidak perduli kondisi dan situasi langsung duduk bersandar. Setelah selesai mencicipi makanan, keempatnya memutuskan untuk duduk santai dulu di cafe. Jadi alasan mau double date ke Chelsea tadi bukan bohong semata.
"Pipi akuuu" Helia menghadap Jazziel, pemuda itu tergelak karena sebenarnya pipi Helia itu masih sama seperti sebelum mereka makan tadi, tapi mungkin efek kekenyangan jadinya gadis itu merasa kalau pipinya jadi semakin besar.
"Tetep cakep kokkl" Jazziel menangkup pipi Helia, karena pipi kanan kirinya ditekan Jazziel jadi bibir Helia mengerucut kedepan.
'CUP'
"Calon istri aku yang paling cantik"
/blush/
"Ekhemmm!!" Nana dan Mahen berdehem bersamaan, padahal mereka masing-masing punya pasangan, tapi Nana dan Mahen tetap merasa jadi obat nyamuk.
"Aduh Mas, aku gendutan nih kayaknya huhuuu"
"Nananya Mas paling cantik, gaada nih di dunia yang bisa nandingin cantiknya Nana"
"Bacot!!!!" Ketiganya tertawa terbahak saat Nana malah seperti emosi karena digoda Mahen, padahal rencananya mereka akan menggoda Jazziel dan Helia tapi malah Nana yang meledak.
"Persiapan sidangnya gimana Na??"
"Udah lancar banget. Konsumsi dosen juga udah aku catet dan aku pesan. Nanti paginya aku dibantu Mahen ambil pesanannya. Pokoknya kakak harus dateng yaa??"
Helia mengangguk, "Pasti Naa. Pokoknya semangat yaa, pokoknya nanti percaya diri aja sama jawaban karena kalau kamu ragu, itu bakal dijadiin sasaran empuk sama dosen penguji. Okee??"
"Thanks kak Helll"
Tiba-tiba suasana mereka hening, meskipun tidak terlalu hening karena Mahen dan Nana sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Helia hanya diam menyaksikan, meskipun dalam diamnya itu ada pikiran yang berantakan.
"Kamu tahu, kamu bisa cerita semuanya sama aku" Helia melihat kebawa meja, dimana jemari Jazziel mulai bertaut dengan jemarinya. Jazziel menggenggam tanganya dengan lembut, lalu mengelusnya penuh kasih sayang. "Semua pikiran jahat disini" Jemari Jazz yang menganggur di letakkan dikepala Helia. "Bisa kamu keluarkan, buang semuanya ke aku"
Helia tersenyum, mengangkat tangan mereka yang bertautan tadi lalu mengecup tangan Jazziel.
"I'm totally okay. Aku baik-baik aja Jazz"
Jazziel mengangguk lega, ia tahu kalau Helia tidak mungkin berbohong kepadanya. Tapi sepertinya Jazziel lupa satu hal, Helia memang mengatakan kalau ia baik-baik saja, tapi Helia tidak bilang kalau ia tidak sakit.
She said she was fine, but she never said it didn't hurt.
🥀___🥀
Mungkin kalian bakal baca banyak part Nana sampai dia sidang. Bukan tanpa alasan, tapi connection kalian ke Helia itu udah kuat banget, dan aku juga mau bangun itu ke Nana. Meskipun gak akan sekuat kalian ke Helia tapi seenggaknya nanti, kalian juga bisa rasain 'khawatir' sama dia.
Ini cerita utamanya tetap punya Helia kok.Aku juga lagi nyoba keluar dari zona nyaman aku. Dari yang dulu sekali post cuma 600-700 kata sekarang aku usahain 700-800 kata. Dulu book aku stuck di 20 part, sekarang aku mau usahain lebih dari itu meskipun masih susah banget buat aku bikin alur lambat. tapi gak apa, kita belajar pelan-pelan.
Thanks yaa sejauh ini udah mau nemenin buku ini.
ohiyaa, aku gak bales comment kalian itu kadang Karna aku takut malah ke spoiler :) soalnya kemarin udah ada yg DM nebak buku ini, dan 100% bener 🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember me?
Fanfiction"Katanya cinta sedalam samudra" Nohyuck slight Markmin ⚠️ little angst with happy ending