"Maaf," kata Kiara dengan seribu gengsi. Ia sangatlah gengsi tapi akhirnya merasa bersalah dan terpaksa meminta maaf.
"Yang mulia tidak tau rasanya ditinggalkan oleh kedua orang tua." Ucap Bates yang tidak mau melihat kearah Kiara.
Luca ikut mengangguk, "iya, mami tidak tau rasanya." Nyaut Luca yang setuju dengan harimau putih.
"Ya, aku tidak tau." Kiara membulatkan matanya dan berusaha tersenyum.
"Yang mulia seharusnya tidak menyakiti perasaan kita seperti itu." Balas Bates yang masih berasa sakit hati.
"Iya, seharusnya mami tidak menyakiti perasaan kita." Nyaut Luca lagi.
Semakin lama Kiara merasa semakin menyebalkan, ia sudah menurunkan gengsinya dan minta maaf tapi kedua siluman ini malah terus menyalahkannya.
"Kalau begitu apa mau kalian?" Tanya Kiara dengan nada kesal.
"Kami memutuskan untuk tidak mau berbicara dengan yang mulia." Jawab Bates dengan segala keberanian yang tersisa.
"Iya, tidak mau berbicara." Nyaut Luca lagi.
Kiara menatap kearah kedua siluman dengan ujung matanya. "Aku juga tidak ingin berbicara dengan kalian dasar siluman pengecut." Ejek Kiara dan pergi meninggalkan mereka.
Kiara mendengar suara kedua siluman itu yang membicarakan ia terus menerus, rapi ia memutuskan untuk tidak peduli.
"Apa gunanya orang tua?" Tanya Kiara pada dirinya sendiri dengan kesal dan teringat kejadian ribuan tahun lalu.
3346 tahun lalu, kerajaan siluman yang paling dipandang dan di takuti adalah kerajaan selatan dan dianggap kerajaan yang paling berjaya yang pernah ada.
"Aku sudah tidak bisa menerima titah dari ayahanda." Ucap Kiara dengan wajah yang dingin.
"Semakin dewasa kau semakin berani menentang perintahku." Sang Raja berjalan kearah Kiara dan menampar wajah anaknya dengan kuat.
Memar di pipi Kiara yang belum menghilang ditambah tamparan dari ayahnya membuatnya semakin hari semakin muak untuk hidup.
" ANDA TERUS MENYURUH SAYA UNTUK MEMBUNUH DAN TERUS MEMBUNUH SEMUA SILUMAN DEMI DIANGGAP SEBAGAI KERAJAAN PALING BERJAYA. KALI INI ANDA MENYURUHKU MEMBUNUH SILUMAN BAYI YANG BAHKAN BELUM BISA BERUBAH MENJADI MANUSIA???!!!!" Amarah Kiara yang selama ini ia tahan meledak.
"Itu semua demimu, dengan hilangnya garis keturunan elang putih. Kau akan semakin berkuasa nantinya." Balas ayah Kiara dengan santai dan tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Kiara menatap kearah ibundanya untuk memohon untuk tidak membunuh bayi elang itu. Tapi, ibundanya malah mengucapkan kata yang lebih mengerikan.
"Ikuti perintah ayahmu atau aku akan membunuh semua orang yang kau sayangi." Ucapan ibunya yang begitu kejam terus terngiang dikepalanya.
"Jangan seperti kakakmu yang terlahir tidak berguna," balas raja kerajaan selatan.
"Apa karena itu anda mengucilkannya dan membawanya ke kerajaan lain untuk di asingkan? Betapa kejamnya hati kalian pada anak kandung kalian sendiri. Aku pasti akan menyelamatkan kakakku," lawan Kiara dengan berani.
"Aku bisa menyelamatkan kakakmu, dengan satu syarat. Bunuh keturunan elang putih," perintah sang raja lagi.
Dengan amarah, Kiara menatap kearah ayahnya dan mengeluarkan pedangnya.
Jleb..
Ia menusuk jantung sang raja tanpa berkata apapun lalu menatap kearah ibundanya dengan sekali tebasan ia juga membunuh ibundanya tanpa sedikit pun rasa kasihan. Karena inilah, ia dinobatkan menjadi ratu kerajaan selatan dan pemimpin tergila yang pernah ada. Seluruh rakyatnya berbondong-bondong pindah ke kerajaan lain tanpa tau alasannya. Begitu pula dengan penjaga dan pelayan yang berada di istana.
Semuanya kosong dan meninggalkan dirinya sendirian. Ia sendirian di Kerajaan yang dingin dengan hujatan terus menerus.
Apakah kalian bertanya tentang kakaknya? Kiara sampai sekarang tidak mengingat ia mempunyai seorang kakak. Ingatannya tentang Keira, kakaknya hilang bersamaan ingatannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERADERING
Fantasy"APA??!! BERCINTA?!" Kiara menatap kearah penyihir yang ada di depannya dengan tatapan tidak percaya. "Hanya itu cara untuk mematahkan kutukannya." Hanya dua pilihan yang tersisa untuk Kiara 'bercinta atau mati' karena kutukannya. Ia ingin memilih b...