22 - Tubuh Sexy

2.2K 214 17
                                    

Kiara terbangun dari tidurnya dan matanya lansung menghadap ke dada bidang Erden yang sangat mengilaukan matanya. Wajahnya lansung tersipu merah, ia memegang dada Erden dengan jari telunjuknya.

"Wah... ini adalah pemandangan terindah dari ribuan tahun aku hidup." Ucapnya dengan suara genit dan tersenyum senang.

"Kau menyukainya?" Tanya Erden yang berusaha tidak tersenyum.

"Tentu saja," jawab Kiara tanpa sadar.

Kiara terus menyentuh dada Erden yang menggodanya hingga ia tersadar dari lamunannya. Matanya lansung menatap kearah Erden dan mematung sesaat. "Apa kau pria mesum?" Tanya Kiara yang melotot kearahnya.

"Hah?" Erden sedikit terkejut, bukankah harusnya ia bertanya pertanyaan itu kepada Kiara.

"K-kau? Kenapa kau tidak memakai bajumu saat tidur dan memelukku seperti itu?" Tanya Kiara yang tidak mau disalahkan dan lansung merubah posisinya menjadi duduk.

"Hah?"

"Kau pasti sengaja membuatku tergoda dengan tubuh seksimu itukan? dan setelah aku tergoda dengan tubuhmu kau akan membuatku menuruti semua keinginanmu'kan? Aku tidak menyangka kau pria yang seperti itu Erden. Kau sungguh mengecewakanku. Bagaimana bisa kau melakukan hal ini kepada sang ratu selatan? Dimana tata kramamu?" Kiara mengipas-gipaskan dirinya menggunakan kedua tangannya.

Erden mengubah posisinya menjadi duduk, "Kiara wajahmu memerah." Ucapnya yang menatap wajah wanita yang sedang berada disampingnya.

Kiara lansung menutupi wajahnya, "ini karena kamarmu terasa begitu panas."

Erden menatap Kiara semakin dekat.

"Apa kau yakin?" Tanya Erden yang tidak merasakan panas.

Happh

Kiara mengigit pundak Erden dan meninggalkan bekas gigitannya disana. "Menjauhlah, aku bukan wanita gampangan." Balas Kiara memegang bantalnya dengan erat dan berdiri diatas kasur.

"Kiara, kau terlihat sangat gemas sekali." Erden tersenyum tipis.

"Aku adalah Kiara Veradering Cambia yang terkenal dengan sangat cantik dan kuat. Kau seharusnya takut padaku bukan malah mengatakan hal yang membuatku terlihat seperti lelucon." Omel Kiara sambil memeluk bantalnya dengan erat.

Yang ada di mata Erden saat ini Kiara seperti anak kecil yang sedang mengomel.

Kiara terus mengomel dan bahkan mengeluarkan delapan ekornya untuk menakuti Erden. "Apa sekarang kau takut padaku?" Tanya Kiara yang memamerkan kekuatannya.

"Iya, yang mulia ratu." Jawab Erden dengan penuh tata krama.

"Sebentar, darimana kekuatanku yang kuat ini berasal? Bukankah seharusnya aku kehilangan kekuatanku?" Tanya Kiara pada dirinya sendiri dan mencoba kekuatannya.

Kiara baru teringat dengan mutiara ungunya, "Luca."

Rubah berekor delapan itu lansung mengeluarkan kekuatannya untuk mencari keberadaan mutiara ungunya. "Hu-tan?" Kiara mengelengkan kepalanya.

"Bukan penyihir yang menculiknya. Lalu siapa?" Kiara terus menelusuri pikirannya hingga matanya melihat jelas kearah seorang wanita dengan tahta tertinggi di dunia siluman.

"S*al, kenapa harus dia?" Umpat Kiara ketika melihat dengan jelas wajah yang menculik Luca.

Mata Kiara lansung berubah menjadi ungu dan bergegas pergi, tapi Erden menghalanginya. "Siapa yang mengambil Luca? Aku akan ikut denganmu."

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu, aku bisa melakukannya sendiri." balas Kiara.

"Kenapa kau begitu keras kepala?" Tanya Erden.

"Karena aku adalah ratu selatan, jika aku memerlukan bantuanmu itu menandakan aku adalah pemimpin kerajaan yang lemah." Jawab Kiara dengan intonasi yang kuat.

"Lagipula kau bukan siapa-siapaku, buat apa kau peduli?." Lanjut Kiara.

Satu kalimat yang keluar dari mulut Kiara tapi membuat Erden mengepal tangannya dengan erat, "kalau begitu aku akan membuatmu tidak akan mengatakan hal ini lagi." Erden mencium Kiara secara membabi buta. Ia mengigit bibir Kiara hingga berdarah.

Rasa kesepian karena ditinggalkan ia lampiaskan pada ciuman itu. Kiara memukul dadanya dengan kuat tapi percuma saja, Erden lansung memegang kedua tangan Kiara dengan tangan kanannya hingga ia tidak dapat bergerak dengan bebas.

Erden mengangkat tubuh Kiara dan memperdalam ciumannya, tangan kirinya membuka pelan pakaian Kiara. Ciuman itu turun ke leher, ia mengeluarkan taringnya dan memberi tanda miliknya disana.

"Tidak akan ada lagi yang berani menyentuhmu, bahkan pemimpin lain. Karena aku telah membuat tandaku padamu, kau adalah milikku sekarang."

Plakkk

"B*jingan," umpat Kiara, itu artinya Kiara hanya bisa menyelesaikan kutukannya hanya pada pria yang ada di depannya saat ini. Setelah ia diperlakukan seperti ini, tidak akan mungkin ia memohon pada pria yang ada didepannya.

"Maka jatuh cintalah padaku Kiara, maka aku akan memyelesaikan kutukanmu." Erden menjilati bibirnya sambil tersenyum.

"Dan jangan pernah mengatakan aku bukan siapa-siapamu karena itu menyakitkan." lanjut Erden dan kembali mencium bibir merah Kiara.

*****

Hallohai, cepatkan updatenya... tepuk tangan donk. Jangan lupa vote sama komennya. Agar aku lebih semangat lagi..

Btw, this is my first time buat cerita yang keluar dari zona nyamanku huaaa. Hope u like it yaa...
Luv u gaes ❤

VERADERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang