23 - Harimau Bodoh

1.1K 87 1
                                    

Kiara mengeluarkan taringnya dan mengigit leher Erden dengan kuat, "Dengan begitu tidak akan ada yang berani mengambilmu, karena tidak ada yang berani menyentuh milik ratu selatan." Kiara yang tidak tau apa-apa hanya ingin membalas perbuatan Erden.

Tapi, yang ia tidak tau perbuatannya yang seperti inilah yang ditunggu oleh Erden.

Setelah apa yang diinginkan Erden terkabul ia melepaskan Kiara. Seekor rubah cantik yang merasa terlepas dari kekangan lansung berlari keluar dari kamar itu.

"Kyro, ikuti aku!" Perintah Erden sambil tersenyum puas.

"Baik, tuan." Jawab bawahannya itu dan lansung menhruti perintah tuannya.

"Dia hanya akan menjadi milikku, seorang." Ulang Erden beberapa kali dan tersenyum bahagia.

Disisi lain, Kiara terus menerus mengomel dan mencari keberadaan Luca. "Berani sekali serigala busuk itu menyentuhku. Walaupun begini aku masih sangat suci. Tapi, aku menginginkan bibirnya lagi yang seperti jelly itu." Kiara berbicara pada dirinya sendiri sambil membayangkan bibir manis Erden.

"KIARA, KAU HARUS FOKUS!!" Teriak Kiara pada dirinya sendiri sambil mengendus jejak Luca.

"Liatlah diriku, aku terlihat seperti anjing daripada rubah. Ini benar-benar memalukan. Aku pasti akan membalas semua ini," kesal Kiara hingga ia tiba di sebuah istana yang berada di perdalaman hutan.

Keberanian dan ketidak sopanannya membuat ia berjalan masuk begitu saja dan berteriak, "AKU TELAH DISINI NENEK TUA! KELUARLAH!" Teriak Kiara kepada ratu dari segala ratu siluman yang paling ditakuti.

Seorang perempuan keluar dan mengenggam mutiara ungu Kiara. "Kau sama sekali tidak memiliki sopan santun ratu selatan."

"Dimana pengawalku?" Tanya Kiara tanpa basa basi.

"Keluarkan dia!!" Perintah nenek tua itu kepada pelayannya.

Seekor harimau putih yang dikekang dengan rantai berjalan keluar dari jeruji besi.

"Yang muliaaaa!!!" Panggil Bates dengan mata yang berkaca-kaca.

Kiara membulatkan matanya dengan sempurna, "Bukan dia, tapi nagaku. Dimana dia? Aku tidak peduli dengan harimau bodoh itu."

"Kau memberikan mutiara ungumu padanya. Dia pasti sangat penting bagimu." Gissella, sang penguasa siluman yang terkenal abadi dan tidak ada yang dapat menyentuhnya. Ia adalah raja dari segala raja yang memegang peranan penting di dunia siluman.

"Y-yang mulia," Bates mengeluarkan tatapan sedihnya. 

"Kemarilah dan lepaskan rantaimu sendiri," suruh Kiara sambil menatapnya.

"Aku tidak bisa, yang mulia. Ini adalah rantai pengekang siluman." Balas Bates yang masih dalam wujud harimau putihnya.

"Kau lebih kuat dari yang kau kira," Kiara menghela nafasnya kasar.

"Aku tidak bisa, yang mulia."

"Sudah aku katakan kau bisa melepaskannya."

"Aku tidak bisa,"

"Jika kau tidak bisa melepaskannya, aku terpaksa meninggalkanmu disini." Ucap Kiara yang membuat Bates mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Kedua mata harimau putih itu berubah menjadi biru cerah, tubuhnya yang kian membesar dan membesar akhirnya membuat satu per satu rantai itu putus begitu saja. Walaupun ia terluka sedikit tapi ia masih bisa berjalan dengan baik. Ia berjalan kearah Kiara.

"Pengawalku tidak lemah, mereka hanya bodoh." Ucap Kiara dengan percaya diri dan menatap kearah penguasa siluman.

"Aku tidak menyangka kau akan membawa orang lain kesini." Gisella menatap kearah pria yang  ada dibelakangnya Kiara.

Kiara menolehkan kepalanya.

"Bukankah tidak sopan meninggalkan priamu setelah memberi tanda." Erden menunjuk kearah bekas gigitan Kiara dan ingin pamer.

"Apa kau akhirnya mencintainya, Kiara?" Tanya Gissella dengan senyuman.

VERADERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang