"Hormat, yang mulia." Erden menunduk memberikan hormat.
"Apa yang kau maksud akhirnya mencintainya? Aku bahkan tidak peduli dengannya." Jawab Kiara dengan cuek dan melipatkan kedua tangannya.
"Aku telah menyediakan makan malam untuk kalian. Makanlah dulu," Ajak Gissella dan mengajaknya ke ruang makan.
"Aku tidak punya waktu untuk itu, aku adalah siluman tersibuk jadi berhenti basa-basi dan katakan padaku dimana Luca berada?" Tanya Kiara yang menatap Gissella dengan tegas.
"Sibuk apanya? Setiap hari yang mulia hanya berbaring." Celetuk Bates dan lansung ditatap sinis oleh Kiara.
"Aku akan membiarkanmu bertemu dengannya besok." Jawabnya dengan tenang.
"Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan memaafkanmu." Ancam Kiara yang ingin terlihat kuat dan tidak ingin diremehkan.
Gissella masih tersenyum, "kau terlihat sangat menyayangi anak itu.
"Aku tidak menyayanginya, aku hanya ingin pengawalku kembali." Bantah rubah cantik itu dengan cepat.
Mereka pun duduk di meja makan dan berbincang beberapa hal, sambil makan dan minum beberapa gelas anggur.
Erden yang baru minum dua gelas, lansung merasakan kepalanya yang terasa berat.
"Dasar pria lemah! Aku bahkan bisa meminum beberapa botol anggur lagi." Ejek Kiara yang menatap kearah serigala putih itu dengan tampang mengejek.
"Kalau begitu minumlah, Kiara." Gissella menyungguhkan beberapa botol lagi.
"Yang mulia, apakah ada kamar kosong?" Tanya Kyro yang melihat majikannya sudah mabuk.
"Kiara, antar Erden ke salah satu kamar kosong. Kau sudah sering berada disini." Perintah Gissella yang lansung ditolak oleh wanita elegan itu
"Suruh saja Bates," tolaknya.
"Kau sendiri yang bilang pengawalmu itu bodoh. Bagaimana bisa aku memercayai hal ini padanya." Balas Gissella yang melotot kearah Kiara.
Bates menatap kearah Gissella dan Kiara bergantian. "Yang muliaa..." panggil Bates dengan suara manjanya.
"A.ku ti.dak ma.u" ucap Kiara penuh dengan penekanan.
"Jika kau mengantarnya ke kamar, aku akan lansung melepaskan Luca." Mendengar hal ini Kiara lansung tersenyum dan memapah Erden.
"Aku akan membantu," pengawal kesayangan Erden lansung berinisiatif untuk membantu majikannya, tapi lansung ditahan oleh Gissella.
Ketika punggung rubah cantik itu sudah tidak kelihatan. Gissella lansung mengubah pandangannya. "Apa kalian berdua tidak mengerti yang aku rencanakan? Aku bisa memaklumkan Bates jika dia tidak paham dengan keadaan. Tapi kau Kyro? Kau terlalu kaku, kau harus mengubah sikapmu itu." Omel Gissella.
"Erika keluarlah, dengarkanlah perintahku. Ketika Kiara dan Erden masuk ke kamar, kunci kamar mereka dengan sihir terkuat yang ada di dunia siluman." Perintah Gissella sambil tersenyum miring.
"Baik, yang mulia." Jawab Erika penyihir kepercayaannya.
Erika selama ini adalah salah satu pengawal Gissella yang ditugaskan untuk memantau gerak-gerik Kiara. Rubah cantik dan licik itu termasuk siluman kesayangannya ia tidak akan membiarkannya mati begitu saja.
"Tapi, yang mulia..."
"Bagaimana dengan tuanku?"
"Mereka akan berterima kasih padaku." Jawab Gissella dengan senyuman.
Gissella termasuk siluman tertua dan kuat. Hanya saja ia memiliki kutukan yang membuatnya tidak dapat keluar dari istana miliknya.
****
"Dasar serigala bodoh! Merepotkanku saja!" Ngeluh Kiara dan melemparkannya begitu saja ke kasur.
"Kiara,," ngigau sang serigala putih.
"Apa?" Tanya Kiara yang menatap kearah serigala putih itu dengan tatapan malas.
"Panas," kata Erden.
Kiara yang memiliki inisiatif tinggi lansung berjalan kearah Erden dan melepaskan kancing pakaiannya. "Ini bukan salahku ya, kau yang mengatakan kau kepanasan. Sebagai bayarannya biarkan aku menatap tubuhmu lebih lama." Ucap Kiara yang duduk di samping Erden sambil tersenyum licik.
Suara kekehan keluar dari mulut Erden, ia merubah posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan Kiara. Tangannya memegang kedua pipi Kiara.
"Apa kau ingin memciumku?" Tanya Kiara tanpa rasa malu dan menutup matanya.
Erden hanya menatap Kiara dan akhirnya membuat rubah cantik itu tersadar.
"Kau mempermainkanku, Serigala busuk." Kiara membuka matanya.
"Kau sangat cantik, Kiara." Erden mengelus wajah Kiara dan mengecupnya.
Kiara lansung tersenyum licik, "itu tidak cukup Erden. Aku menginginkan lebih dari yang kau pikirkan. Aku memutuskan kau yang akan melepas kutukanku."
Erden mengelengkan kepalanya, "tidak, tidak. Kau harus mencintaiku Kiara maka kutukanmu baru bisa lepas." Racau Erden yang mengecup bibir Kiara lagi.
"Aku tidak peduli dan aku tidak bisa di goda seperti ini, Erdennnnn." Balas Kiara yang lansung mencium Erden.
Ia tidak peduli dengan apapun lagi. Tangan Erden memegang tengkuk Kiara untuk memperdalam ciumannya. Sedangkan, tangan Kiara sibuk untuk membuka pakaiannya sendiri.
"Aku kesulitan Erden, bantu." Ucap Kiara dengan suara manjanya dan meminta Erden untuk membantu membukakan pakaiannya.
Ciuman Erden berahli keleher Kiara dan tangannya berahli ke kancing baju yang berada di punggung Kiara.
"Sebut namaku Kiara disetiap jeritanmu."
****
Hallohai, gimana chapter ini? Suka ga ni? Jangan lupa vote sama komennya biar semangat aku updatenya.
Sekian dulu ya gaes. Luv u gaes ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
VERADERING
Fantasy"APA??!! BERCINTA?!" Kiara menatap kearah penyihir yang ada di depannya dengan tatapan tidak percaya. "Hanya itu cara untuk mematahkan kutukannya." Hanya dua pilihan yang tersisa untuk Kiara 'bercinta atau mati' karena kutukannya. Ia ingin memilih b...