47. New Normal

592 25 6
                                    

Keinan terlihat begitu senang bercengkrama dengan teman-temannya di kantor. Walaupun ia sempat diizinkan untuk memilih kebahagiaannya, Keinan pun memutuskan untuk tetap bekerja di perusahaan selama Papanya tidak ada. Keinan tahu, TR Group adalah dambaan Papanya selama ini. Walau nama sang Papa tercoreng karena kasus itu, ia pun memiliki tekad untuk membalikkan nama baik sang Papa di depan seluruh karyawan TR. Di tengah meeting, Keinan menyempatkan dirinya untuk berbicara di depan petinggi perusahaan. Ia pun di sana tidak sendiri karena Mas Tanu, Pak Arya dan Pak Danu siap menemaninya.

Di depan Microphone, Keinan begitu gemetar. Namun ia harus hilangkah demi kebaikan sang Papa.

"Terima kasih semuanya sudah memberikan saya kesempatan untuk memperkenalkan diri sekaligus menggantikan sang Papa untuk bicara hari ini. Saya Keinan, puteri Pak Byantara selaku CEO TR Group. Kebanyakan kalian, mungkin belum tahu siapa saya karena hidup saya sebelumnya sempat bermasalah. Namun kini, masalah bisa teratasi dengan baik. Tapi, ada satu hal yang ingin saya sampaikan pada anda semuanya. Atas nama Papa saya, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya terhadap seluruh pihak yang terganggu akan kasus yang menjerat Papa saya di masa lalu. Dan kini kasus itu mengharuskan Papa saya bertanggung jawab atas segala kesalahannya. Saya minta maaf apabila Papa saya memiliki kesalahan pada kalian atau selama di perusahaan ini dan menganggu aktivitas organisasi saat ini. Dengan rasa bersalah atas nama Papa saya, saya meminta maaf." Keinan menundukkan kepalanya pada seluruh petinggi besar TR Group.

Mereka menghela napas terenyuh atas tindakan Keinan.

"Kami memang bukan keluarga. Tapi kami sudah menjadi bagian TR, dengan begitu kami pun sudah menjadi keluarga Pak Byantara selama ini. Kami menghargai setiap keputusan dan tanggung jawab Pak Byantara kini. Namun, kami pun tetap mendukung untuk TR tetap berkembang dan maju. Kami akan lakukan yang terbaik untuk TR dan Pak Byantara. Kami akan mengawal TR sampai bertambah sukses."

Perkataan salah satu eksekutif itu membuat Keinan menangis bahagia. Walaupun Papanya pernah melakukan kesalahan di masa lalu, mereka tetap setia pada sang Papa dan perusahaan untuk TR group dapat mencapai setiap tujuannya.

"Terima kasih banyak ... terima kasih. Saya tidak akan melupakan jasa-jasa kalian dalam perusahaan ini. Saya akan ikut ke dalam barisan TR agar dapat mencapai setiap tujuan."

Sore itu, Keinan tertunduk sendu. Ari yang melihat itu segera menghampiri Keinan. Akhirnya, Ari mengenakan stelan formalnya lagi dan berdiri di samping Keinan. Hal itu membuat Ari terus tersenyum bahagia.

"Hey, ada apa?"

"Apa yang gue lakuin itu benar kan? Papa gak akan kecewa kan?" tanya Keinan dengan mata berkaca menatap Arizona.

"Lo udah ngelakuin yang terbaik buat Papa selama ini Kei. Jadi sekarang ... ayo kita pulang."

Arizona pun merangkul Keinan untuk masuk ke mobil. Di dalam mobil, Keinan sibuk memakai seat belt hingga ia pun kembali duduk dengan tegak sambil terkejut. Di depan wajahnya sudah terlihat sebungkus cimol yang Ari sodorkan. Keinan menatapi Ari lagi, kemudian ia tertawa karena hal itu.

"Eh tunggu, gue masih punya satu lagi ... jeng jeng!" Ari pun menyodorkan sebotol minuman teh di depan Keinan.

"Teh bisa bikin relaks kan?" tanya Keinan sambil tersenyum gembira pada Ari.

"Tentunya!" Ari kemudian mengusap lembut rambut Keinan sambil menyetir membawanya kembali pulang.

Keinan heran, karena Ari saat itu bahkan tak membawanya ke rumah. Keinan turun dengan heran sambil menatapi tempat itu.
Ari pun keluar mobil dan menatapi Keinan dengan dalam.

"Pak Byan kangen sama lo."

Keinan mengeluarkan air matanya. Ia pun berlari masuk ke lapas untuk bertemu sang Papa. Di sana, ia melihat sang Papa sudah terduduk di ruang pertemuan. Keinan lantas memeluk Papanya dengan erat.

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang