30. The Bad Party

535 31 6
                                    

Malam itu, jantung Keinan bergetar tak mengerti. Arizona akhir-akhir ini sungguh membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri. Luka karena Noah memang belum sempurna hilang dari hatinya. Tapi, entah kenapa hatinya merasa lebih tenang walau sebelumnya tersakiti.

Keinan menatapi poster rapunzel di kamarnya. Di samping pun ada seorang tokoh pria yang selalu membuat rapunzel akhirnya bisa melihat dunia luar yang tak pernah ia lihat selama belasan tahun lamanya. Dia, Flynn Rider. Sejenak, Keinan memang berpikir bahwa akhir-akhir ini, Arizona memang sedikit mirip dengan tokoh pria itu. Hal itu membuat Keinan yang tadinya bingung dengan perasaannya, malah terkekeh karena berpikir tentang tokoh pria dalam film Tangled tersebut. Beberapa detik tertawa, ia pun kembali termenung.

"Gue benci ada di posisi ini."

Pagi hari itu Pak Byan begitu gembira karena negara Switzerland akan mempercayai perusahaannya untuk mendistribusikan emas di negara yang terkenal dengan keindahan alamnya tersebut.

"Kita akan mengadakan party di rumah ini!"

Seruan Pak Byan membuat para pengawal, ajudan dan asisten rumah tangganya tersenyum dengan girang.

"Selamat Pak," tukas Pak Danu.

Siang itu, mansion Pak Byan dihiasi secantik mungkin karena di sana akan diadakan party atas keberhasilan TR Group yang mulai mendunia. Pagi itu, Arizona pun ikut membantu penataan karena Keinan sedari tadi belum keluar kamarnya.  Ari berpikir, bahwa Keinan akan libur untuk merevisi skripsinya. Tak ada tugas pun yang Ari di hari itu membuat Ari merasa bosan tak melihat Keinan.

Mata Ari sendiri terus melihat ke atas, berharap Keinan keluar dari kamarnya dan turun melihat situasi rumah. Hal itu ternyata disadari oleh Heru. Ia melirik aneh Arizona yang terus tertuju pada lantai atas.

"Nyari apa lo?"

Ari tersadar dan kembali menata kursinya lagi.

"Nggak."

"Lo nyari Non Keinan? Gue yakin dia lagi sedih karena disuruh kerja di perusahaan," bisik Heru sambil menatapi sekitaran.

"Apa lo bilang?"

"Keinan gak suka jadi ahli waris," bisik Heru pada Arizona.

Karena asyik berbisik, tak sadar Pak Danu sedari tadi memperhatikan mereka. Ia pun berdehem begitu keras mengejutkan Heru dan Arizona.

"Ada apa bisik-bisik kalian? Cepat kerjain. Biar cepat kelar."

Di atas sana, Keinan mulai menuruni anak tangga rumah. Mata Arizona langsung tertuju ke atas sana dan tersenyum melihat Keinan akhirnya keluar. Ia menatapi seisi rumahnya. Sampai pada di bawah, bodyguard wanita di rumahnya menghampirinya.

"Non Keinan mau ke mana Non? Di sini, kami mau mengadakan party."

"Gue gak mau ke mana-mana. Tapi, siapa yang tugasnya belanja kebutuhan nanti malam?"

"Pak Danu sudah mengaturnya Non."

Pak Byan kemudian berjalan untuk memantau keadaan. Ia menatapi seisi rumahnya dengan tersenyum.

"Hias sebagus mungkin, karena saya akan kedatangan banyak tamu penting dan internasional."

"Papa?"

"Oh Kei. Kamu udah keluar? Ada apa?"

"Kei mau ambil alih belanja untuk keperluan nanti malam."

"Tapi itu semua udah diatur Keinan. Bagaimana bisa Papa membiarkan kamu capek-capek belanja. Ingat, musuh itu selalu ada."

"Papa selalu ngomong soal musuh musuh dan musuh. Papa tau Kei gak akan pergi sendirian. Kei bosan terus di rumah Pa. Please."

"Ya sudah kalau gitu. Kamu akan pergi dengan A5 dan Heru."

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang