26. Won't Lose You

657 31 2
                                    

Pak Byan terlihat keluar dari lift setelah berada di markas bawah tanah. Ia berjalan di ruang tengah rumahnya mencemaskan semua orang yang melihat. Wajah Pak Byan begitu khawatir. Pasalnya, semalaman Keinan tak keluar kamarnya ataupun turun untuk makan malam bersama. Pak Byan kemudian menghadang Keinan tiba-tiba setelah gadis itu sudah turun ke bawah.

"Papa mau bicara."

Keinan melangkahkan kakinya mengikuti Pak Byan. Mereka berhenti di sebuah ruang dimana ada sebuah jendela besar. Pak Byan membelakangi Keinan menghadap jendela besar rumahnya. Wajahnya penuh kecemasan. Namun ia serasa tak berani melihat wajah murung puterinya.

"Gimana keadaan kamu?"

"Keinan baik seperti biasa Pa."

"Keinan ... soal kalian, emmm ..."

"Soal apa Pa? Aku sama Noah? Kita udah putus. Kenapa? Papa gak senang ya aku putus sama Noah?"

Pak Byan kemudian berbalik menghadap Keinan setelah Keinan memberikan pertanyaan aneh padanya.

"Apa maksud kamu? Tentu Papa kesal karena dia telah nyakitin kamu."

"Pa ... sebenarnya ... yang Papa jaga selama ini, Keinan atau bisnis Papa sih?"

Pak Byan menyurangkan alisnya menatap aneh Keinan.

"Perkataan kamu bahkan sudah keluar konteks. Papa lagi gak bicarain bisnis sama kamu. Yang Papa tanyakan adalah keadaan kamu karena Papa cemas kamu bahkan gak keluar buat makan malam."

Keinan tertunduk menahan sendu.

"Perasaan Keinan gak lain sama bisnis yang Papa jalanin kan Pa? Keinan bahkan mikir Noah deketin Keinan karena kalian menjalin bisnis kan? Apa aku udah hancurin kerjasama Papa saat ini?"

"Keinan, bicara apa kamu?"

"Bisa gak Pa, aku jadi anak normal Papa? Bisa jalan berdua sama Papa tanpa bodyguard. Bisa gak Papa nanti datang ke wisuda Keinan? Bisa gak sih Keinan punya quality time sama Papa? Bisa gak sih aku seperti anak-anak lainnya bisa bebas melakukan apapun?"

"Keinan, Papa lagi bicarain hubungan kamu sama Noah. Kenapa kamu malah bahas yang lain?"

"Asal Papa tau, Keinan udah dapatin kebahagiaan palsu Pa. Kei kira, Kei bakalan bahagia sama orang itu. Kei kira dia bisa buat Keinan bebas dari segala macam bisnis, ancaman dan uang. Kei kira, dia bakalan bisa jagain Keinan. Tapi, dia gak beda juga kayak Papa. Apapun disangkut pautkan tentang bisnis, bisnis dan bisnis."

Pak Byan berbalik menghadap jendelanya dan membelakangi Keinan. Perkataan Keinan sungguh membuat wajahnya dipenuhi kekecewaan.

"Keinan, kamu bahkan gak tau gimana sayangnya Papa sama kamu. Kamu bahkan gak tau gimana takutnya Papa kehilangan kamu. Apa yang Papa lakukan semua adalah untuk kamu."

"Tapi uang dan kekuasaan bukan penentu kebahagiaan Keinan Pa. Papa gak ngerti apa yang Keinan rasain sekarang. Keinan pamit, mau bimbingan."

Keinan berlari keluar. Ia pun sempat menahan air matanya depan sang Papa. Sementara, Pak Byan hanya bergeming menatapi keluar jendelanya. Perkataan Keinan sejak itu pun membuatnya bungkam. Namun, ia selalu merasa dirinya tak bersalah karena sangat menyayangi puterinya itu walau dengan cara yang berbeda. Ia melihat Keinan di luar rumahnya.

Keinan berjalan keluar dengan cepat. Di luar sana, sudah ada Arizona dan Pak Danu yang mengalihkan pandangan mereka terhadap Keinan. Ari menghampiri Keinan tergesa.

"Lo mau ke mana?"

"Bimbingan."

"Gue yang antar."

"Gue nyetir sendiri aja." Keinan membuka pintu mobilnya dengan tergesa. Wajahnya pun tertekuk malas.

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang