23. Curiga

568 28 0
                                    

Keinan terus menatapi globe di dalam kamarnya. Ia memutarnya beberapa kali sambil memikirkan perkataan Ari yang memang membuatnya terngiang. Hari itu, Ari menunjukkan sikap layaknya bukan seorang bodyguard. Keinan terlihat bingung sendiri dengan hatinya ketika Arizona berusaha untuk melindunginya kapan pun dan di mana pun.

"Kenapa gue ngerasa senang kalau dia ngomong kayak gitu ya? Tapi ... ah dia mungkin ngomong gitu takut sama hukuman bokap gue. Bisa jadi kayak gitu," gumam Keinan. Ia pun tertidur sejenak di atas kasurnya. Namun, matanya malam itu tak ingin menutup dengan cepat untuk tidur.

Perbedaan sikap Ari sore itu membuat Keinan akhirnya keheranan dan malah memikirkan perkataan Rere sebelumnya. Rere bilang bahwa, siapa pun bisa jatuh cinta, sekalinya itu adalah Arizona seorang bodyguard terhadap majikannya. Namun, pikiran itu lagi-lagi Keinan singkirkan.

Ia kemudian menelpon Noah. Namun, tak ada jawaban malam itu membuat Keinan harus kesal, karena pacarnya itu sejak di kampus tak ada kabar. Noah mengambil cutinya dan Keinan masih melakukan bimbingan atas skripsinya.

"Ke mana sih Noah? Di saat kayak gini, dia gak ada. Padahal, gue juga kan senang kalau ada dia."

Pagi menjelang. Arizona bahkan sudah rapih terlihat. Ia memasuki rumah Pak Byan bersama dengan Heru. Dari atas sana, Keinan yang hendak turun, malah mengurungkan niatnya untuk turun karena ia melihat Ari berjalan di bawah sana. Entah kenapa, perkataan Ari kemarin malah membuat Keinan merasa malu dan tak nyaman ketika bertemu dengan Ari.

"Aduh, lo apa-apaan sih Kei? Biasa aja lagi. Dia kan cuma sebatas bodyguard lo."

Keinan menuruni anak tangganya dengan perlahan dan elegan. Dari arah lain, Nyonya besar pun terlihat berjalan di lantai bawah diikuti beberapa bodyguard juga.

"Kamu siap Kei?"

"Ayo Ma."

"Tapi, di mana bodyguard kamu itu?"

Dari arah luar, Ari berlari menghampiri Bu Jasmin dan Keinan.

"Siap Bu."

"Nah, dia udah datang. Kamu antar Keinan dan tetap di belakang mobil saya," ucap Bu Jasmin pada Ari."

"Baik Bu."

Sampai mereka di Bandung. Ari membukakan pintu mobil untuk Keinan dan mereka pun telah sampai pada sebuah yayasan. Di sana, ada beberapa kepentingan yang melibatkan Bu Jasmin. Sementara, Keinan bertugas untuk mengatur sebuah acara amal yang tidak jauh dari lokasi tersebut.

Keinan menyambut senang beberapa anak-anak juga orang-orang yang begitu bahagia akan kedatangannya yang selalu membawa berkah. Keinan memang cukup sering ke Bandung untuk mengatur acara amal jika sang Ibu memang tak sempat. Hal itu membuatnya senang walau dalam tanda kutip, dirinya selalu dibuat terganggu oleh para bodyguard yang mengelilinginya. Keinan merasa bahwa hidupnya sudah begitu berlebihan. Namun begitu, mau tidak mau, Keinan memang harus selalu beradaptasi dengan kehadiran mereka.

Setelah membagi-bagi beberapa bingkisan pada orang-orang yang membutuhkan, Keinan termenung di sebuah kursi. Hal itu sungguh membuat Ari dan para bodyguard lainnya penasaran. Padahal, Keinan pun harus menyusul sang Ibu segera setelah acara selesai. Ari mengisyaratkan para rekan kerjanya untuk menjauhi Keinan.

Para bodyguard itupun lebih dulu menuju mobil. Sementara, Ari yang bertanggung jawab atas Keinan, menghampiri gadis itu perlahan. Ari duduk di samping Keinan tanpa segan.

"Kenapa lo?"

Keinan melirik Arizona malas. Entah kenapa, setelah dirinya dibuat salah tingkah oleh Ari sore itu, Keinan merasa tak nyaman ketika dekat dengan Arizona. Padahal, mereka terlihat sering bersama di manapun dan kapanpun.

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang