25. Broken Heart

770 30 2
                                    

Pak Byan memasuki rumahnya dengan ditemani beberapa pengawal. Pak Danu lantas menghampiri Pak Byan karena Pak Byan pun sempat mendengar bahwa hubungan Keinan dan Noah mengalami masalah. Semuanya, Pak Danu ceritakan pada Pak Byan.

Pak Byan menghela napas datar.

"Brengsek Noah. Tapi saya juga gak bisa membatalkan kerjasama saya dengan perusahaannya. Bagaimana keadaan Keinan saat ini?"

"Bu Jasmin pergi menenangkan Keinan Pak."

"Kalau dia bukan anaknya Mario, saya sudah habisin dia." Pak Byan menahan dendamnya setelah mendengar bahwa anak gadis satu-satunya diselingkuhi namun ia pun tak ingin banyak mencampuri urusan hati sang anak walau kenyataannya, hatinya pun begitu sakit.

Bu Jasmin mengetuk pintu kamar Keinan dengan tenang.

Tokk tokk tokk

"Kei, A5 sudah cerita semua sama Mama. Mama boleh masuk?"

"Dia bohong Ma. Gak ada yang terjadi!"

"Kei please. Mama tau kamu lagi nangis."

"Please Ma, Keinan mau sendiri dulu sekarang," teriak Keinan dari dalam kamarnya yang pintunya ia kunci.

"Keinan, cinta itu punya banyak arti. Kamu bisa bahagia level langit. Tapi kamu harus siap terluka di saat kapanpun ketika cinta itu berkhianat. Mama bahkan berharap kalau kalian gak pernah berpacaran. Apapun keputusan yang kamu ambil, itu adalah urusan kamu sama dia. Tapi Mama gak rela kalau puteri Mama satu-satunya terluka kayak gini. Tolong jangan buat diri kamu bodoh karena gak mengerti perasaan nak. Mama tunggu nanti malam untuk dinner."

Air mata Keinan terus mengalir setelah ia mendapat asupan nasehat dari sang Mama.

"Bodoh. Lo bodoh Kei." Keinan merutuki dirinya sendiri.

Di markas, Pak Byan membahas soal interogasi yang akan mereka lakukan pada kedua anak buah Marco yang sempat mereka tangkap beberapa hari yang lalu.

"Bagaimana mereka?"

"Mereka masih bilang tidak tahu Pak. Jadi kami memukul mereka," jawab Heru.

"Apa? Memukul? Jangan buat mereka mati. Bagaimana pun, mereka itu kunci buat kita bisa nemuin Marco!"

"Mereka tidak mau mengaku Pak. Tapi ..."

"Tapi apa?"

"Salah satu dari mereka bilang, kalau ada musuh yang sedang mengintai kita di sini."

Ucapan Heru membuat Pak Byan melotot tajam ke arah Heru.

"Namun saat kita tanya, dia bilang ... kita akan tahu sendiri Pak," jawab Pak Danu.

Di sana, Arizona terus terdiam mendengarkan setiap pernyataan mereka. Jujur saja, pikiran Ari dipenuhi oleh Keinan detik itu. Ia pun sangat mencemaskan gadis itu sedari tadi.

"A5!"

Panggilan Pak Byan tak diindahkan oleh Arizona yang asyik melamun. Hal itu membuat para bodyguard lain menatap Ari dengan heran.

"A5!" teriak Pak Byan memanggil Ari.

"Siap Pak!" Ari baru tersadar setelah mendengar teriakan namanya keluar dari mulut Pak Byan.

"Jam kerja masih bisa ngelamun. Apa yang kamu pikirkan?"

"Maaf Pak."

"Saya sudah tahu semua. Bagus kalau kamu jujur apa yang sedang menimpa puteri saya. Tapi tugas menjaga dia supaya tetap aman adalah tanggung jawab kamu yang sudah menetap. Saya tidak ingin mendengar apapun hal buruk tentang Keinan lagi dan lagi!"

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang