31. Stuck

474 31 2
                                    

Dua cangkir kopi menemani Arizona dan Bang Andre yang tengah nongkrong bersama di sebuah warung kopi. Bang Andre yang asyik memakani kacang, heran menatapi Arizona.

"Kenape lo?" tanya Bang Andre.

Arizona masih terdiam dalam lamunannya. Pertanyaan Bang Andre pun tak diindahkan. Hal itu membuat Bang Andre semakin penasaran dengan lamunan Ari.

"Woi! Ngelamun aje. Heh, ayam jago engkong gue mati kemarin gara-gara diem terus."

Ari baru tersadar karena suara keras Bang Andre akhirnya menganggu telinganya juga.

"Ada apa lo? Majikan lo bikin lo pusing?"

"Bang, gimana cara lupain orang?" gumam Ari sambil menatapi gelas kopinya sedari tadi.

"Kali ini siapa lagi yang mau lo lupain? Si Selvi yang bikin masuk penjara itu? Cewek kayak gitu jangan pernah diingat-ingat lagi."

"Bukan. Tapi, sejak ketemu sama dia, gue gak bisa lupain dia. Gue ... suka sama majikan gue sendiri."

Bang Andre melotot karena ucapan Arizona yang spontan memberitahukan perasaannya.

"Apa? Lo serius? Atau mimpi?" Bang Andre terkekeh karena ia pikir Arizona pasti bercanda.

"Gue serius."

Bang Andre menoleh heran menatap wajah Arizona. Ia kemudian mendekat dan berusaha untuk membincang lebih dalam soal ucapan yang Ari katakan.

"Ri. Bukannya lo bilang majikan lo itu nyawanya lagi diancam? Bukannya juga dia itu kaya banget ya? Lo gak takut sama bos lo? Ri, mana mungkin dia biarin anaknya pacaran sama lo. Dia pasti liat status dulu bro."

Ari tertunduk. Ia meminum secangkir kopinya sesekali. Ia tahu, ucapan Ibunya ataupun Bang Andre memang benar, tapi ia tak bisa melepas perasaannya pada Keinan. Dan Bang Andre tahu, Ari memang adalah tipe cowok yang jika ia bilang mencintai seseorang, pasti perkataannya adalah benar. Dari sekian kejadian yang menimpa Ari, buktinya ia bahkan sampai masuk penjara hanya karena dimanfaatkan oleh seorang gadis.

"Gue peringatin sama lo kali ini. Jangan salah jalan lagi. Lo udah dicap buruk sama orang-orang, padahal gue tau lo gak seburuk itu. Jadi, jangan bego gara-gara cinta lo ya."

Di kamarnya, Ari terus memikirkan perkataan Bang Andre. Benar, ia bisa menjadi bodoh karena jatuh cinta. Tapi, yang ia rasakan pada Keinan, lain ceritanya.

"Entah kenapa, gue ngerasa beda ketika gue jatuh cinta sama Keinan. Dan Keinan, beda dari yang lain. Gue benar-benar takut kalau Noah bakalan bisa lunakin hati Keinan." Ari merebahkan dirinya di atas kasur sambil memperhatikan walkie talkie yang ia pegang.

Seluruh kenangan Keinan dalam walkie talkie itu pun muncul. Ari kemudian pergi untuk bercemin. Walaupun tinggal di perkampungan kumuh, hanya lulusan SMA, dan seorang pria yang terlihat begitu sederhana, Arizona memang memiliki wajah nan tampan warisan sang Ayah. Ibunya bilang dulu, Ayahnya memiliki wajah sangat tampan dan incaran para gadis di SMA. Namun, dulu Ayahnya pernah menjadi pacar bayaran karena dia miskin dan banyak para gadis hanya memanfaatkan ketampanannya semata. Dan hal pun yang kini terjadi pada Ari sebelum ia bertemu gadis kaya, cantik dan berhati baik seperti Keinan.

Ari mendalami untuk menatap wajahnya. Ia memiliki kumis tipis. Rahang yang kokoh dan alis mata yang tak tipis juga tak tebal, namun agak sedikit menjulang yang membuatnya memang terlihat lebih maco. Arizona terus berlatih karate. Maka dari itu, badan atletisnya terbentuk dari latihan yang selalu ia jalani. Ari memiliki rambut sedikit bergelombang dan iris mata yang berwarna coklat.

Ari kemudian tertunduk sejenak setelah ia bangun dari kehaluannya untuk bisa memiliki Keinan. Ari tahu, jika hanya bermodalkan perasaan dan paras, cinta tak akan bisa sempurna seperti orang-orang masa kini bilang. Namun, tekad Ari sunggut bulat untuk mendapatkan Keinan bagaimana pun resiko yang ia dapat di depan sana.

BUDDY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang