sembilan belas

2.3K 135 12
                                    

Seiring berjalannya waktu Ega dan Askal semakin dekat dan Ega tidak sedingin dan semenyebalkan yang Askal kira. Ega selalu membantu Askal jika Askal sedang memasak atau jika Askal memasak Ega membersihkan rumah dan sebaliknya. Terkadang mereka tidur berdua jikalau hujan deras mengguyur kota apalagi jika hujan petir. Askal sangat takut itu. Halah sama hujan aja takut tapi sama preman malah ngajak berkelahi. Ega yang melihat Askal dihadang preman awalnya ingin membantu tapi baru satu langkah ke depan Askal malah sudah berkelahi dan para preman tumbang.

Flashback

"Lalalalala, hidupku tanpamu bagaikan surga dunia. Tidak ada yang berteriak setiap hari bahkan menyuruhku untuk membeli sesuatu apapun HAHAHAHAH." Askal bersenandung bahagia karena dirinya tidak bersama Vali. Sejujurnya bersama Vali dirinya juga bahagia namun terkadang sangat menjengkelkan.

"Ohh aku baru ingat aku kan ingin membeli susu dan beberapa makanan ringan." Askal memasuki minimarket. Setelah beberapa saat Askal keluar dari toko tersebut dan berjalan sendirian menuju rumah. Ditengah jalan yang sepi. Memang Askal tidak lewat jalan biasanya karena biar cepat saja sih Askal memotong jalan eh pas milih jalan ini dirinya malah dihadang preman yang badannya seperti pitbull udah gede gendut lagi.

"Apa?" Tanya Askal pada preman tersebut.

"Wah, ada lelaki manis disini." Ucap lelaki botak gendut bertindik dan bertato tersebut.

"Cih, apa-apaan pak tua ini" maki Askal dalam hati.

"Mau menemani kami manis kami disini butuh hiburan" ucap salah satu dari mereka yang mulai mendekati Askal.

'Menjijikan', kata itu keluar dari bibir Askal secara tidak sengaja. Para preman itu murka seketika mendengar kata itu. Askal mencoba memundurkan tubuhnya ke belakang. Jika kalian mengira Askal takut jawabannya tidak. Ini hanyalah taktik Askal untuk menghajar mereka.

"Hah,, aku sangat lelah rasanya aku ingin cepat sampai lalu tidur." Ega berjalan sedikit lebih cepat karena dirinya sudah letih,lesu,lunglai,dan lapar.

Ingin rasanya Ega berhenti untuk makan namun dirinya lupa membawa dompet dan hanya ada uang beberapa lembar dan itupun sudah habis untuk ongkos taksi tadi. Ega samar samar mendengar kericuhan disalah satu jalan yang ia lalui. Karena dia sangat ingin tau jadi ya Ega mendekati sumber suara tersebut.

"Bukankah dia Askal? Tapi kenapa dia ada disini? Bocah bodoh itu,ck." Baru selangkah Ega melangkah Askal malah sudah maju melawan mereka.

"Bugh.. Bugh... Bugh"HAHAHA BAGAIMANA RASANYA PAMAN TUA??" Askal masih terus memukuli mereka satu persatu.  Ega mematung melihat sikap Askal yang ini. Hey, Askal yang Ega tau itu Askal yang bodoh,ceroboh,cerewet, dan cantik. Tapi kali ini yang Ega lihat adalah Askal yang cantik namun badas. Sejujurnya Ega terkagum melihat gerak gesit Askal menghajar mereka dan Ega juga baru teringat bahwa Askal itu juga atlet taekwondo.

"Pfft, badan mungil seperti itu atlet taekwondo" Ega menertawakan Askal dalam benaknya.Ega menggeleng-gelengkan kepala lalu melanjutkan jalannya. Toh Ega yakin 3 banding 1 pasti Askal menang.

Kembali disaat ini, terdapat dua insan yang tengah beradu mulut. Vali yang tengah berada didepan pintu rumah Askal ini mengernyitkan dahi.

"Aku mengenal suara suara ini. Itu suara Ega.. Ega? HAH!!! EGA??" Gumam Vali "BRAKK"  Vali menendang pintu dengan kasar membuat dua insan yang tadinya beradu mulut terdiam seketika melihat ke arah Vali dengan canggung.

"K-kau kesini? Kenapa tumben?" Askal mencoba mencairkan suara yang tegang ini.

"Hmm, kau- kalian berdua sedang meributkan apa? Kalian tau suara kalian terdengar sampai luar." Vali menyerahkan paper bag yang berisikan kue dan camilan lainnya ke arah Askal dan disambut bahagia oleh tangan Askal. Vali melenggang ke sofa dan duduk menatap dua orang tersebut.

"Kami sedang-"

"Kami sedang mendiskusikan siapa yang akan membersihkan rumah hari ini dan aku sudah memutuskan Ega yang akan membersihkannya. Ayo Vali kita pergi dan kau Ega bersihkan rumah ya" Askal menarik Vali yang baru saja duduk ini keluar rumah. Vali yang ditarik ini pun tidak bisa berbuat apapun kecuali menurut. Dan Ega pun hanya bisa pasrah ya mau bagaimana lagi toh dia juga ikut menempati rumah ini juga dia kan diberi uang saku oleh kedua orangtuanya Askal.





Tolong jangan ngebatin gue juga gatau ini bagus apa nggak😭

gue udah mencoba untuk rajin menulis tapi seketika pas mau nulis jadi males gitu dan berakhir baca punya orang lain aja daripada nulis dan gue nulis ini pun udah berminggu-minggu eh kelarnya baru sekarang wkwk .

So guys, tunggu aja ya kalian setia kan? Iya kan iya aja napa si☺️ POKOKNYA KALIAN HARUS NUNGGU GUE OKE? gue pastiin ini cerita bakal selesai sebentar lagi.... Kalo ga males🤗

What Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang