empat belas

3.1K 197 5
                                        

Sesuai permintaan dari ayah Askal kini Ega tengah berada di minimarket dekat rumah Askal. Untung saja dirinya tadi bertanya pada Vali. Setelah selesai memilih apa yang ditujunya Ega menuju kasir untuk membayar. Tapi sebelum sampai di kasir kini mata Ega melihat sesuatu yang menarik yaitu kue dengan bentuk kelinci yang atasnya diberi whipped cream dan potongan strawberry. Karena tertarik kini dirinya mengambil itu dan kebetulan tinggal satu. Pikirnya untuk ia makan nanti tapi ternyata itu hanya angan-angan belaka. Kini kue tersebut sudah jatuh ke tangan anak manja keluarga Javera.

"Wahhh, kue ini sangat lembut dan manis. Dimana kau membelinya?" Ega hanya bisa menatap datar kearah depan dikala kue yang ia beli kini sudah hampir habis dimakan Askal.

"Hei, mengapa kau melamun. Aku bertanya dimana kau membelinya?" Askal melambaikan tangan didepan wajah Ega. Ega langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Minimarket depan," Askal mengangguk paham.

"Bisakah kau belik-"

Ctak "Pelajari itu sekarang, atau aku akan melaporkan pada ayahmu," Askal melotot horor dengan tumpukan buku tebal didepannya. Oh Shit, dirinya hanya minim dalam berucap bukan benar-benar tidak bisa sedikitpun berbahasa Inggris. Ia ingin sekali memprotes pada Ega tapi saat dia melihat ke arah Ega dirinya malah terpaku dengan ketampanannya. Plak , Askal menampar pipinya sendiri. Ega yang melihat itu mengerutkan dahinya heran lagipula apa pedulinya bukan terserah apa yang akan dilakukan Askal yang penting dirinya sudah melakukan tugasnya.

Dengan segara gerutuan dan umpatan mau tak mau akhirnya Askal mempelajari buku tebal itu. Tak berselang lama ibu Askal datang membawa beberapa camilan dan cookies ditangannya.

"Silahkan dimakan." Ibu Askal tersenyum ramah ke arah Ega. Ega membalas senyuman itu dengan canggung.

"Ah iya ibu lupa, nak kau ingin minum apa?"

"Ah, tidak usah. Tidak perlu repot-repot bibi, aku membawa minum sendiri,"

"Eh, itu tidak repot nak. Bagaimana kalau coklat hangat? Sepertinya sesuai dengan cuaca yang mendung ini?"

"Err, ti-"

"Mama... bisakah mama diam!! Jika mama ingin memberi kita minum berikan saja sesukamu. Dan kurasa orang ini akan menyukainya." Askal menunjuk Ega menggunakan bolpointnya.

"Diam kau anak nakal. Mama tidak menawarimu, tapi mama menawari calon menantu mama." Askal mengerucutkan bibirnya. Ugh, menggemaskan sekali  seperti pantat bebek.

"Ekhem, kurasa terserah bibi saja asal jangan kopi." Akhirnya Ega pasrah saja.

"Aiyoo, baiklah nak. Coklat hangat akan segera datang. Dan untukmu anak manja, belajarlah dengan giat karena 3 bulan lagi kita akan berangkat ke London." Askal menatap ibunya bingung. Ke London? Ah, pasti perjalanan bisnis. Ia sangat tidak menyukai itu. Lebih baik dia beralasan saja agar tidak ikut.

"Ma, bolehkah aku tidak ik-"

"Tidak, ah mungkin saja boleh asal kau tetap dirumah ini," Tidak. Askal jelas tidak mau tinggal dirumah ini yang disetiap sudutnya terdapat cctv berasa seperti dipenjara yang selalu diawasi. Tidak, Askal lebih baik ikut daripada dimata-matai.

"A-ah lebih baik aku ikut mama, hehe. Sekalian berlibur kan, ma?" Ibu Askal hanya merotasi matanya dengan malas dan lebih memilih pergi ke dapur.

"Cih, apa-apaan ini biasanya mama tidak begini."

"Cepat selesaikan pelajaranmu!" Lamunan Askal terpecah oleh ucapan Ega. Ega dan Askal cukup lama menghabiskan waktu berdua untuk belajar tentunya. Kini jam sudah menunjukan pukul 6 sore



Gess jangan lupa vote dan kalo bisa follow( ╹▽╹ )

Nggak juga gapapa selagi ada yg baca dan suka aku udah seneng dan tentunya aku berterimakasih pada kalian(つ≧▽≦)つ

What Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang