Tok tok tok pintu dibuka oleh Ega menampilkan seorang wanita paruh baya dan seorang pria dengan setelan jas dan bisa Ega tebak bahwa itu ayahnya Askal, orang yang akan Ega bimbing nantinya.
"Jadi kau Ega? Vali sebenarnya sudah menunjukkan fotomu padaku dan ternyata pilihan Vali memang tidak pernah salah," Ega menatap bingung ke arah 2 orang di depannya. Masalahnya apa maksud dari 'pilihan Vali tidak pernah salah' . Ini terdengar seperti acara perjodohan saja. Oh ayolah, tidak mungkin kan Ega akan dijodohkan. Lagipula dirinya baru berusia 17 tahun dan dia juga hanya calon pembimbing anaknya.
"Halo nak?" Ayah Askal menepuk pundak Ega dan itu menyadarkan dirinya tentang realita saat ini.
"Ah iya pak? Maaf sebelumnya, tapi... Apa maksud anda?"
"Hm? Bukankah dirimu yang akan menjadi pembimbing bahasa anakku? Bukankah Vali sudah memberitahumu,"
"A-ah iya iya tentu pak, maaf." "sial sial bisa bisanya diriku salah paham" runtuknya dalam hati.
"Baiklah, sepulang sekolah datanglah kerumah karena saat ini anak manjaku berada disana. Dia sedang merajuk, haha. Dan juga tolong nanti kau belikan es krim coklat vanila dan juga camilan manis di minimarket didekat rumah sebelum kesana. Untuk ganti rugi akan aku transfer nantinya. Ah, kurasa cukup sekarang kau bisa istirahat. Maaf, karena mengganggu waktu istirahatmu,"
"Ya, baiklah pak. Permisi."
Disepanjang koridor Ega tidak bisa fokus karena yang benar saja. Orang sekaya itu mempercayai anak sekolahan untuk membimbing anaknya yang mana mereka satu sekolahan dan satu kelas. Kenapa mereka tidak menyewa tutor yang lebih handal saja? Kenapa harus dirinya? Ya Tuhan bagaimana jika dia tidak bisa memberikan yang terbaik bagi mereka. Apakah mobil itu akan ditarik atau dirinya akan disuruh ganti rugi. Tidak tidak dirinya tidak ingin keduanya maka dari itu nanti dirinya akan bertanya lebih pada Vali. Lebih baik dirinya sekarang makan karena perutnya kini sudah bergejolak. Karena Ega tidak memperhatikan jalan akhirnya dirinya menabrak seseorang atau lebih tepatnya mereka berdua bertubrukan karena sama-sama tidak memperhatikan jalan.
"Ouch, maaf." Ucap gadis tersebut.
"Ah tidak seharusnya aku yang-"
"Ega" panggilan gadis tersebut membuat Ega menunduk melihat siapa orang ini. Dan sial, mengapa Rosa ada disini.
"Kau- apa yang kau lakukan disini." Ucap Ega dengan datar.
"Ah, aku sekarang bersekolah disini. Oh iya, bisa kau tunjukan dimana letak ruang kepala sekolah atau bisakah kau mengantarku?"
"Lurus belok kanan. Aku tak bisa permisi," kemudian dengan langkah cepat Ega meninggalkan Rosa yang berdiam diri.
"Sial, bagaimana cara membuat dirinya tertarik padaku. Bahkan aku sudah mengenalnya selama 2 tahun tapi sikap dia sama saja, cih membosankan." Rosa berjalan menuju arah yang ditujukan Ega padanya.
•
•
•Vali yang saat ini sedang bersama Dirly dan Zio dikantin sedang memakan makanannya tiba-tiba Ega mendatanginya. Ah, lebih tepatnya langsung duduk didepan Vali. Zio dan Dirly saling menatap bingung kearah Ega karena aura gelap mengelilinginya. Jika ditanya Vali apakah peduli dengan kedatangan Ega tentu saja jawabannya tidak. Dirinya malah tengah asik memakan makanannya dan sibuk dengan ponselnya.
"Katakan ada apa atau lebih baik kau memesan makanan biar aku yang mentraktir,"
"Hee, kenapa dengan Ega kau baik hati sedangkan padaku kau pelit," protes Zio.
"Kau kan sudah punya ATM berjalan sendiri didepanmu," Zio melirik ke arah Dirly yang tengah asik dengan benda persegi itu. Merasa ada yang melihatnya Dirly balik menatap Zio dan itu sukses membuat Zio tiba-tiba menjadi gelagapan.
"Apa?" Ucap Dirly.
"A-ah tidak tidak... Aku hanya-"
"Dia ingin kau mentraktirnya," Vali memotong ucapan Zio. Tanpa memperdulikan tatapan melotot Zio.
"Belilah sesukamu aku yang bayar," Zio terkejut mendengar ucapan Dirly. Oh serius? Dirinya ditraktir? Oleh Dirly? Padahal dulu ia tidak pernah ditraktir sekali pun.
"Tidak perlu, haha. Aku hanya bercanda saja." Zio tersenyum kikuk ke arah Dirly. Sedangkan Dirly, dirinya menatap lekat Zio.
"Vali, ak-"
"Ega" keempat orang dimeja itu menoleh kearah sumber suara. Gadis berambut panjang itu menghampiri meja mereka.
"Sial, mengapa dia disini. Semoga saja tidak ada badai dicuaca yang cerah ini," Zio menautkan kedua tangannya didepan dadanya sambil merampalkan doa.
"Siapa kau?" Vali menatap Rosa tak suka.
"Siapa dia? Apakah pacar Ega? Tapi setauku Ega tidak memiliki pacar. Kalaupun ada tipe dia tidak seperti orang yang didepanku ini" Rosa memandang rendah Vali kemudian menatap Ega dengan berbinar. Asal dia tau saja bahwa Vali lebih kaya dibanding dirinya.
"Mengapa dia menatapku seperti itu. Cih, kurasa dia memiliki niat tersembunyi. Lihat saja tatapan memuja dirinya untuk Ega. Dan juga, hmm... riasan dia terlalu tebal untuk ukuran anak sekolah." Batin Vali.
~TBC~

KAMU SEDANG MEMBACA
What Is This
General FictionEga Argana Pradistha cowok cuek dipertemukan dengan Askal Javera. [all pictures from pinterest]