2. Ijab Kabul

2.9K 404 78
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Adelio tidak sempat lagi mengganti baju saat Mama sudah lebih dulu menariknya ke dalam mobil. Tapi itu bukan masalah besar, sebab Adelio memang sudah kemas sejak awal karena tidak mau orang tuanya curiga jika dia ikut bersekongkol dengan Adrian--jujur, dia tidak menduga kalau kejadiannya akan semenyeramkan ini. Malah dia yang disuruh jadi mempelai laki-laki.

Pemuda itu termangu kala sampai di depan pintu gedung. Kedua orang tua Cherry sudah masuk terlebih dahulu, begitu pula dengan Mama Adelio yang tak segan meninggalkan anaknya bersama Daniel dan Lintang.

"Semangat, Yo! Lo bebas goyang nih bentar lagi." Lintang menepuk punggung Adelio yang dibalut jas putih penuh semangat.

"Goyang mulu di pikiran lo!" Daniel memutar bola mata.

"Lho iya dong, goyang di atas ranjang."

Daniel ingin membalas lagi perkataan Lintang saat tiba-tiba Adelio menyeletuk tak semangat.

"Apa gue kabur aja, ya?"

Bukannya memberi saran, Lintang dan Daniel malah memegang kedua tangan Adelio dengan sangat keras, seakan cowok itu akan betulan lari dari pernikahan yang harus segera dilangsungkan.

"Gue udah seneng banget lo punya pasangan, Yo! Jangan coba-coba kabur dari pernikahan ini!"

Lintang menganggukkan kepala. "Ini adalah jalan satu-satunya biar lo merasakan jatuh cinta lagi setelah sekian lama."

Tak membiarkan Adelio buka mulut untuk membantah, Daniel dan Lintang langsung menyeretnya ke dalam gedung kala itu juga. Sekali lagi Adelio termangu, ketika tiba di ruangan yang dipenuhi banyak tamu. Semua mata langsung tertuju padanya yang sekarang berdiri di dekat pintu bersama Daniel dan Lintang yang mengawasi kanan-kiri.

Adelio menarik napas dalam sambil melirik ke segala arah, meneliti orang-orang yang hadir di sana selama beberapa saat. Hingga dia menemukan teman Adrian yang lain berdiri di pojokan, mereka tampak membulatkan mata tidak percaya.

Sementara para hadirin di sana belum menyadari jika di hadapan mereka bukanlah Adrian. Mungkin karena wajah mereka memang mirip, hingga perlu waktu yang lama untuk membedakan keduanya. Apalagi untuk orang yang baru melihat Adrian dan Adelio secara langsung untuk pertama kali.

"Kayaknya gue nggak bisa, Niel." Adelio memilin bibir sedih. Sedangkan Daniel berdecak keras sebelum kemudian bersama Lintang kompak menarik Adelio menuju meja penghulu. Beberapa hadirin mengerutkan kening, menyadari gerak-gerik mempelai pria seakan tengah dipaksa. Tapi untuk saat ini mereka memilih diam, tidak tahu kalau nanti, mungkin beberapa gosip miring akan menyebar.

Pasutri Seratus Senti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang