3. Aset Berharga

2.5K 308 170
                                    

|buka part ini jam berapa?|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|buka part ini jam berapa?|

|sejauh ini, udah suka belum sama ceritanya?|

°•°•°

Keringat dingin masih mengalir di dahi Adelio meski acaranya sudah selesai. Ia kelelahan, sebab akad dan resepsi diadakan di hari yang sama. Untungnya usai akad, tidak ada lagi drama yang terjadi, segalanya berjalan sebagaimana mestinya walau Cherry dan Adelio terus diam-diaman hingga sekarang.

Paling yang jadi masalah adalah respons teman-temannya yang terkejut sampai nyaris jantungan saat tahu kalau mempelai pria adalah Adelio bukan Adrian.

Dan ya, kabar tentang pernikahan itu langsung menyebar ke mana-mana. Bahkan Adelio bisa menebak kalau ia dan orang-orang terdekatnya akan menjadi perbincangan media selama beberapa hari ke depan.

"Muka kamu kenapa kayak orang nahan eek?"

Adelio menghela, melirik gadis di sebelahnya dengan pandangan sinis. Keduanya berdiri di depan rumah Adelio dan belum membuka pakaian yang mereka gunakan saat acara tadi. Alasan kenapa Cherry pulang ke rumahnya adalah: karena Papa dan Mama gadis itu lagi ada urusan dengan pemilik gedung tempat pernikahan mereka digelar. Cherry akan sendirian jika pulang ke rumah orang tuanya, dan butuh waktu lumayan panjang juga untuk tiba di sana. Makanya para orang tua langsung menyarankan Cherry menginap di rumah Adelio malam ini, supaya gadis itu bisa membersihkan diri dan beristirahat lebih cepat.

Setelahnya Adelio tidak memberi tanggapan berarti, dia melangkah masuk tanpa melirik Cherry sama sekali.

"Heh, Olio!" panggil Cherry masih berdiri di depan pintu. Adelio berdecak, tak urung berbalik dan berkacak pinggang. "Mau tanya."

"Apa?"

"Kamu bisa diputar nggak?"

"..."

"Atau dijilat?"

Adelio masih diam.

"Kalau dicelupin--"

Kalimat Cherry baru terhenti saat Adelio mendekat dan meremas kedua bahunya, gadis itu langsung terdiam dan menahan napas. Tatapan cowok itu tajam dan mengerikan. Lebih lagi saat dia mulai mengucapkan kalimat yang tak pernah Cherry duga.

"Diam atau kamu yang saya putar, saya jilat dan celupin." Suara Adelio pelan, namun dalam. Lamban sekaligus mengintimidasi, mampu membuat Cherry menahan napas dan berakhir mendorong dada Adelio menjauh.

"Kenapa kamu sentuh saya?!" teriak gadis itu sambil memeluk bahu sendiri. "Geli banget tau!"

Belum sempat Adelio menjawab, Fika datang secara tak terduga dengan wajah super duper cerah. Sontak Cherry berlari dan memegang tangan sang Ibu Mertua untuk berlindung di sebelahnya.

Pasutri Seratus Senti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang