Adelio tidak berdusta, ia betulan akan menandatangani kontrak film terbarunya dan ia tidak akan meminta pendapat apa pun lagi dari Cherry. Tidak hanya tentang pekerjaan, Adelio juga tidak akan meminta pendapat gadis itu untuk mempekerjakan ART, tukang kebun dan satpam di rumah mereka. Tidak heran bila hari ini Cherry dibuat terkejut karenanya.
Sore sudah berganti malam, dan Cherry masih menunggu Adelio pulang. Pemuda itu sudah pergi pagi-pagi sekali dan belum pulang sampai sekarang. Padahal Cherry ingin sekali membicarakan tentang para pekerja yang tiba-tiba datang ke rumah mereka. Katanya, mereka orang-orang yang pernah bekerja di rumah orang tua Adelio sebelumnya dan sekarang mereka hadir di sini atas permintaan pemuda itu.
“Jika Non memerlukan sesuatu, Non bisa langsung memanggil saya.” Seorang wanita paruh baya berpakaian rapi dan berambut sebahu menghampiri Cherry. Wanita itu tersenyum hangat ke arah Cherry yang mengerjap-ngerjap heran.
“Iya, Bi,” jawab Cherry pelan.
“Oh ya, Non, kalau saya nonton boleh nggak, Non?” tanya wanita itu sedikit canggung.
“Boleh kok, Bi.” Cherry menjawab dengan senyum paksa tampil di bibirnya. Mendengar jawaban Cherry, wanita itu langsung tersenyum senang.
“Terima kasih, Non. Ternyata Non Cherry emang baik, nggak heran kalau Den Adelio muji-muji Non Cherry di depan Tuan dan Nyonya,” beritahu wanita itu masih dengan senyumannya yang begitu ramah. Cherry terperangah, sungguh, ia mendadak penasaran apa yang pemuda itu katakan di belakangnya.
“Dia muji-muji saya?” Kening Cherry bekerut. Rasanya ia tidak ingin percaya pada apa yang wanita itu katakan. Namun, wanita itu mengangguk penuh keyakinan.
“Iya, Non.”
“Dia muji gimana?”
“Kata Den Adelio, Non Cherry istri yang baik, pintar dan nggak banyak nuntut, terus Non Cherry juga bisa ngertiin Den Adelio dan percaya sama Den Adelio, makanya Den Adelio mau main film lagi karena diizinin sama Non Cherry,” jelas wanita itu jujur. Ia memang mendengar hal demikian saat masih berada di rumah orang tua Adelio tadi pagi.
“Dia ngomong gitu ke orang tuanya?” Cherry yang masih belum bisa percaya kembali bertanya.
“Iya, Non. Soalnya waktu Den Adelio datang ke sana, Tuan dan Nyonya nanya tentang Non Cherry dan hubungan rumah tangga Non Cherry sama Den Adelio.”
Cherry tertegun. Senang sekaligus penasaran. Apa alasan Adelio memujinya demikian? Padahal Cherry kerap mengabaikannya akhir-akhir ini.
“Tapi Non, apa bener Non Cherry nggak cemburu kalau Den Adelio main film? Ini bukannya saya mau nakut-nakutin ya, Non, saya cuma khawatir Non Cherry kecewa di kemudian hari. Soalnya, sekarang tuh banyak Artis yang cinlok, Non. Bahkan Artis yang udah punya pasangan pun bisa cinlok sama lawan main mereka. Makanya nggak jarang ada berita Artis selingkuh atau diselingkuhin,” oceh wanita itu panjang lebar, ia tidak sadar bila kalimat itu membuat Cherry pelan-pelan disergap ketakutan. Ia pun tidak tahu mengapa rasa takut itu ada padahal cintanya pada pemuda itu belum tumbuh.
“Tapi kalau nggak main film, dia nggak punya kerjaan.” Setelah diam beberapa lama, akhirnya Cherry berujar. “Nanti dia nggak punya uang buat nafkahin saya.”
“Loh, Non nggak tau?” Wanita itu membelalakkan mata.
Cherry menggeleng. “Tau apa, Bi?”
“Den Adelio itu punya bisnis di mana-mana, Non, di banyak bidang. Den Adelio itu, meski pun nggak main film, duitnya tetap banyak Non karena Den Adelio kaya banget.”
“Bibi tau banyak tentang Lio, ya?”
“Sebenarnya nggak terlalu banyak juga sih, Non, karena semenjak masuk kuliah Den Adelio nggak sering di rumah, tapi tentang bisnis Den Adelio saya cukup tau soalnya setiap kali Den Adelio pulang, Tuan selalu nanya tentang pencapaian dan bisnis Den Adelio. Entah itu waktu makan atau lagi santai, pembahasannya selalu sama. Terus kalau Den Adelio gagal memenuhi ekspektasi Tuan, Den Adelio akan dimarahi dan dikatain habis-habisan. Saya tuh sering kasian sama Den Adelio karena selalu diperlakukan nggak adil oleh Tuan.” Wanita itu bercerita panjang lebar. Tidak heran, ia memang tidak bisa mengendalikan dirinya saat bercerita. “Makanya saya senang banget waktu tau Den Adelio menikah, karena dengan begitu, Den Adelio jadi punya tempat bersandar, kalau Den Adelio sedih jadi tau mau ngadu ke siapa, soalnya saya sering banget mergokin Den Adelio nangis diam-diam kalau habis dimarahi Tuan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Seratus Senti
RomanceSetelah tahu sang mantan mengandung anaknya, Adrian nekat minum obat bius di hari pernikahannya dengan Cherry. Ia mengira dengan begitu perjodohan tersebut akan ditunda, nyatanya Mamanya yang sering nonton film India malah mencetuskan ide tidak terd...