Akibat kesal, Cherry mendiamkan Adelio. Tidak hanya sebentar, bahkan sampai mereka telah pulang dari apartemen Daniel. Di perjalanan, Cherry hanya duduk bungkam dengan ekspresi datar. Membuat Adelio waswas melihatnya.
Kamu mau belanja nggak?” Adelio menawarkan sesuatu supaya gadis itu bicara setidaknya sepatah kata saja. Nyatanya tidak, Cherry masih diam dan tidak berniat menjawabnya. Adelio mendengkus. Seharusnya ia senang Cherry tidak berisik seperti biasanya, nahasnya ia malah tidak suka berada di situasi seperti ini. “Kenapa kamu diam aja, hm? Kamu marah karena saya pura-pura pingsan?”Gadis itu masih diam. Adelio yang makin khawatir kemarahan Cherry akan lebih meluap lagi menghentikan laju mobilnya agar ia lebih leluasa berbicara.
“Labu, tolong ngomong sesuatu,” pinta Adelio memelas.
“Sesuatu.” Dan Cherry menurutinya.
“Bukan gitu maksud saya, Labu, tapi gomong yang benar.”
“Yang benar,” balas Cherry lagi, masih dengan wajah yang tidak menunjukkan ekspresi.
“Bukan gitu, Labu.” Adelio manyun. Ia tahu Cherry mengerti maksudnya hanya saja gadis itu pura-pura tidak paham karena tidak mau bicara. “Tapi ngomong yang panjag.”
“Yang panjang.”
Adelio menarik napas berulang kali agar emosinya tidak meledak menghadapi Cherry. Lantas setelahnya barulah ia menampilkan senyum lebar seakan-akan dirinya tabah dan tidak masalah mendapat perlakuan seperti ini.
“Kalau kamu nggak mau ngomong sekarang, kita ngomong di rumah aja, ya.” Berhubung Cherry tidak menjawab, Adelio pun kembali malajukan mobilnya melintasi jalan raya hingga mereka tiba di rumah.
Di rumah pun masih sama, Cherry masih tidak mau bicara. Ia hanya bergegas turun dari mobil dan masuk ke rumah tanpa menghiraukan Adelio yang baru buka mulut dan ingin bicara. Alhasil, pemuda itu hanya bisa menyugar rambutnya ke belakang dan menghela napas frustrasi.
“Sial, bisa-bisanya gue bikin dia ngambek,” umpat Adelio geram sembari melangkah ke dalam rumah dan mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Memikirkan cara agar Cherry mau bicara dan berhenti mendiaminya. “Sekarang gue harus apa biar dia nggak ngambek lagi?”
***
Cherry masuk ke kamar dengan ekspresi super muram. Ia masih kesal dan malas berbicara dengan Adelio. Sebenarnya, Cherry mulai lapar sebab belum makan apa-apa sejak pagi, tapi ia ogah keluar kamar karena tidak mau berpapasan dengan Adelio.
Alhasil, Cherry pun memutuskan untuk mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Jujur saja, semenjak menikah dengan Adelio, ponsel itu jarang sekali tersentuh kecuali ketika ia mendapat telepon dari orang tuanya. Pernah sesekali terlintas di pikiran Cherry untuk membuka sosial media dan melihat berita tentang pernikahannya, tapi Cherry terlalu takut untuk melakukannya. Terlebih ia mengingat betul apa yang ia lakukan terhadap Adelio pada hari sakral itu. Sehingga membuatnya bisa menduga bila dirinya mendapat berbagai jenis makian dari penggemar Adelio.
Akan tetapi karena bosan, hari ini Cherry memberanikan diri untuk melakukannya. Ia membuka sosial media dan mulai mencari akun-akun gossip yang sekiranya membahas pernikahannya.
Bikin para penggemar syok berat, Adelio Farel L mengganti saudara kembarnya untuk menjadi mempelai pria.
Setelah membaca judul postingan, Cherry mulai membuka kolom komentar.
PacarOppa: istrinya jelek banget anjir, nggak cocok sama Lio
Fanbase.Adelio: tetap dukung Lio meskipun udah nikah
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Seratus Senti
Roman d'amourSetelah tahu sang mantan mengandung anaknya, Adrian nekat minum obat bius di hari pernikahannya dengan Cherry. Ia mengira dengan begitu perjodohan tersebut akan ditunda, nyatanya Mamanya yang sering nonton film India malah mencetuskan ide tidak terd...