Satu detik pun, tak dibuang Sunoo untuk melarikan diri. Meskipun pelayan keluarga Kim berteriak-teriak memanggil nama gadis asing di telinga Sunoo, tapi Sunoo tetap berlari sekuat tenaga. Dia memanfaatkan sebuah pohon mangga di belakang rumah, untuk bersembunyi dari kejaran mereka.
Sunoo menarik dan mengeluarkan napas berulang kali. Jantungnya berdetak sangat kencang, sementara keringat mulai membasahi keningnya. Dia meneguk ludahnya sendiri, saat para pelayan sudah berada di bawah pohon. Mereka melirik ke kanan dan ke kiri, tapi tak melihat ke atas pohon sedikit pun. Karena gadis seanggun Wonyoung tak mungkin naik ke atas pohon.
"Ayo kita cari Nona Wonyoung di jalanan desa! Kita harus menemukannya, sebelum Tuan Park berkunjung ke rumah keluarga Kim!" ajak salah satu pelayan.
Akhirnya Sunoo bisa bernapas lega, ketika semua orang yang mengejarnya berangsur-angsur pergi. Dia menyandarkan punggungnya ke dahan pohon, sembari mencium bau tak sedap dari tubuhnya sendiri. Sunoo berdecak, sembari menutup hidung dengan kedua jari tangannya. Dia berkomentar, "Gadis ini sangat cantik, tapi dia bau. Aku tebak, dia sudah tidak mandi selama berbulan-bulan."
"Siluman rubah saja, mandi dua kali sehari. Mama tak pernah lupa mengingatkanku mandi, walaupun dia harus menyeretku ketika aku sedang bermain dengan Yoshi," gumam Sunoo. Sunoo menurunkan sudut bibirnya, lagi-lagi dia teringat sang Ibu. Di mana Wonwoo berada?
"Aku ingin bertemu dengan Mama, bagaimana caraku pergi dari sini? Apalagi tubuhku tiba-tiba berubah menjadi manusia," keluh Sunoo.
Ketika Sunoo memikirkan cara untuk pergi dari tempat ini. Dia mendengar suara kelaparan dari perutnya sendiri. Pada akhirnya, Sunoo mencari makanan untuk dijadikan tenaga terlebih dahulu. Dia tidak bisa mati kelaparan, sebelum bertemu dengan sang ibu. Oleh karena itu, Sunoo melirik ke sekelilingnya, kemudian menemukan beberapa buah mangga yang sudah matang. Sudut bibirnya langsung terangkat. Dia memetik buah mangga tanpa takut jatuh dari dahan pohon sedikit pun.
Satu gigitan besar, masuk ke dalam mulut. Sunoo membuka mulutnya lebar, lalu membuang setiap kulit mangga ke tanah. Rubah itu tak menyadari, jika sampah miliknya berhasil mengenai wajah seorang pemuda tampan.
"Siapa gadis tak tahu malu ini?" tanya Sunghoon sembari meremas kulit mangga.
"Dia ... dia Nona Wonyoung, Tuan," gagap Heeseung.
Lagi-lagi Sunoo menurunkan bibirnya, mendengar panggilan Wonyoung yang ditujukan untuknya. Dia merotasikan bola mata, kemudian bergumam, "Aku bukan gadis, bukan juga Nona Wonyoung. Aku ini Sunoo si Siluman rubah, putrinya Mama Wonwoo." Sunoo tak memedulikan kemarahan Sunghoon, dia malah asik mengisi tenaga untuk kabur dari rumah ini.
"Turun kau, gadis tak beretika! Aku akan memberimu pelajaran, karena sudah membuang sampah sembarangan!" teriak Sunghoon.
Sunoo tak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Dia melanjutkan acara makan, tanpa melirik ke arah Sunghoon sedikit saja. Hal itu membuat Sunghoon geram. Dia ingin naik ke atas, lalu menjatuhkan Sunoo. Namun, saat dirinya mencoba naik ke atas pohon, tubuhnya malah merosot ke bawah. "Si*l, aku tak bisa naik," gumam Sunghoon.
Heeseung tertawa kecil. Dia mencoba menenangkan Sunghoon, "Tuan, jangan marah. Mungkin saja, Nona Wonyoung tak bisa turun dari pohon. Oleh karena itu, dia tak kunjung turun. Sepertinya Nona malu untuk turun, mari kita bantu dia---"
Belum sempat Heeseung melanjutkan perkataannya, Sunoo sudah lebih dulu melompat dari pohon mangga. Dia menggenggam erat jantung mangga, tanpa daging buah. Sebelum menatap heran ke arah Sunghoon dan Heeseung. "Sepertinya kau kesulitan naik ke pohon mangga. Ingin kuajari naik ke sana?" tawar Sunoo.
Amarah Sunghoon kembali bangkit, melihat wajah gadis tanpa dosa di depannya. Dia ingin berjalan ke arah Sunoo, tapi seorang pelayan sudah lebih dulu memanggil nama Wonyoung. Mau tak mau, Sunoo tak bisa tinggal lama di tempat ini. Dia menyerahkan jantung mangga pada Sunghoon, kemudian memberitahu, "Aku akan mengajarimu jika kita bertemu lagi, ya. Sebagai permintaan maafku, terima biji mangga ini."
"Kalau bisa tanam buahnya, biasanya buah yang dimakan siluman rubah bisa berbuah lebat!"
"Itu juga kalau berhasil," pesan Sunoo sebelum pergi melarikan diri.
Sunghoon mematung di tempat. Dia tak mengerti apa yang Sunoo katakan, kemudian membuang biji pohon mangga sejauh mungkin dari tangannya. Dia berteriak kesal. "Kim Wonyoung! Aku tak sudi menjadi suami dari gadis tak beretika sepertimu! Bagaimana bisa Ayah dan Ibu menjodohkanku dengan gadis liar seperti ini?!"
⚜⚜⚜
Pelarian Sunoo tak berlangsung lama, karena tubuh lemah gadis ini membuat tenaga Sunoo terkuras habis. Sunoo berdecak kesal, biasanya dia bisa berlari dengan kecepatan di atas rata-rata. Namun, kekuatan fisik gadis ini sangat lemah. Semua anggota tubuhnya membatasi Sunoo beraktivitas.
"Kau baru saja sembuh, tapi sudah berlari-lari kesana kemari," peringat Mingyu, sembari mengobati telapak kaki Sunoo yang terkena kerikil jalan. Pria itu bertugas untuk mengobati luka di kaki, sementara Saerom mengusap wajah Sunoo dengan handuk basah. Perempuan itu mengomel, "Kemana etikamu? Apa sakit membuatmu kehilangan semua ilmu yang Ibu ajarkan padamu?"
"Hari ini Tuan Park berniat menjengukmu, tapi karena kau tidak ada, mereka kembali lagi pulang! Bagaimana jika Tuan Park tak jadi menikahkanmu dengan putranya!" gerutu Saerom.
Sunoo menguap, tak peduli dengan apa yang dikatakan Mingyu ataupun Saerom. Rubah itu hanya ingin terbebas dari tubuh gadis lemah ini, kemudian pergi kembali menuju sang Ibu. Namun, perlakuan lembut kedua orang tua Wonyoung, membuatnya tersenyum senang. Sudah lama, dia tidak dimanjakan seperti ini.
"Saerom, sudah jangan memarahi Wonyoung. Dia sama sepertiku dulu. Waktu seusianya, aku juga senang berulah, jadi hal ini bukan hal aneh lagi, " komentar Mingyu dengan tawaan kecil.
"Tapi Wonyoung sebelumnya tak pernah bersikap seperti ini---" Belum sempat Saerom melanjutkan perkataannya. Wanita itu sudah lebih dulu merendahkan suaranya. Dia tak jadi memarahi anaknya, kemudian fokus membersihkan tubuh Sunoo dengan handuk basah.
"Pantas saja tubuh ini bau, ternyata kedua orang ini tak membiarkannya mandi karena dia sakit," batin Sunoo.
Mingyu dan Saerom selesai membersihkan tubuh putrinya. Mingyu mengusap rambut putri itu, kemudian memberi pesan, "Beristirahatlah. Ayah akan mencari cara, supaya Tuan Park bisa memaklumi sikapmu."
Baru saja Mingyu berniat mengajak keluarga kecilnya makan bersama. Tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dalam kamar, tanpa permisi. Orang itu memberitahu, "Tuan! Ada masalah besar!" Mau tak mau, Mingyu membatalkan acaranya. Dia berpamitan pergi, meninggalkan Saerom dan putrinya.
Pintu tertutup, Saerom langsung memegangi kedua bahu Wonyoung sekuat tenaga. Matanya memelotot, dia memperingati, "Jangan mempermalukan, Ibu! Kau harus ingat, pada semua pengorbanan yang Ibu lakukan, demi kehidupanmu saat ini!"
Mingyu pergi, lalu sesosok wanita tua masuk ke kamar Wonyoung. Wanita itu adalah Ibu dari Saerom, sekaligus mertua dari Mingyu. Dia menatap cucunya dengan tatapan tak bersahabat. Setelah itu, dia menjatuhkan sebuah buku besar, berisi peraturan cara bersikap.
Saerom berdiri dari duduknya. Dia langsung menundukkan kepala, kemudian memberitahu, "Ibu, aku memohon bantuanmu lagi. Tolong ajari, Wonyoung untuk berperilaku seperti gadis bangsawan. Sepertinya, setelah sakit dia melupakan semua ajaranmu."
Awalnya Sunoo mengernyitkan kening, melihat wanita tua yang menatapnya dengan tatapan maut. Dia ingin mengejek wanita itu, tapi tiba-tiba seluruh tubuhnya bergetar takut. Pandangan Sunoo langsung menunduk, mengikuti apa yang tubuh Wonyoung inginkan. "Apa-apan ini?! Apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa aku ketakutan?" tanya Sunoo.
Wanita tua itu berjongkok di hadapan Sunoo, tanpa izin dia menarik rambut Wonyoung, kemudian menariknya ke belakang. Wanita tua itu berhasil membuat Sunoo mendongak, menatap matanya yang memelotot. "Gadis tak tahu diri! Kau harus ingat semua yang nenek ajarkan padamu, jika kau masih ingin hidup enak."
"Jadilah menantu Tuan Park, supaya hidupmu lebih terjamin. Lalu keluarga Kim tak akan berani mengusikmu sedikit pun."
Nenek Wonyoung kemudian berbisik, "Karena kau tak akan bisa menjadi ahli waris keluarga Kim, jika Kim Mingyu tahu, kau bukanlah darah dagingnya."
⚜⚜⚜
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS FOX [Revisi] [Sunsun Ft Meanie][✓]
FanfictionMingyu terpaksa membunuh dan mengambil jantung rubah Sunoo, demi keselamatan putrinya. Kematian Sunoo, membuat Wonwoo berdendam pada pria itu. Wonwoo berniat menghabisi putri Mingyu, tapi arwah Sunoo malah merasuki ahli waris keluarga Kim. Akhirnya...