"Memangnya kau ingin pergi ke mana?" tanya Wonwoo.
Mingyu terdiam beberapa saat. Sudut bibirnya semakin melengkung ke atas, melihat Sunoo tertawa bersama para pelayan. Dia hanya berkata, "Aku akan pergi ke tempat yang jauh darimu. Sangat jauh, sampai kau tak akan terganggu dengan kehadiranku lagi."
Setelah mengatakan itu, Mingyu mengambil telapak tangan Wonwoo. Dia memberikan sebuah mutiara rubah, yang selama ini dia pakai untuk aksesoris gelangnya. Aku tak akan membutuhkan ini lagi. Jadi, aku kembalikan mutiaramu. Maaf, karena aku baru mengembalikannya sekarang."
Ucapan Mingyu membuat mulut Wonwoo terbungkam rapat. Entah apa yang saat ini ada di dalam hati Wonwoo, tetapi yang pasti Wonwoo segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Siluman itu berkata kepada Mingyu, "Jika Sunoo mencariku, beritahu dia bahwa aku akan pergi menemui siluman kura-kura."
Akhirnya Mingyu mengangguk, tanda memberikan izin. Pria itu akhirnya melangkahkan kaki, menuju Sunoo yang sedang berdebat dengan Sunghoon. Anak siluman rubah itu menjulurkan sebuah mangkuk berisi cacing tanah. Jelas saja Sunghoon memelototkan mata, menghindari cacing-cacing itu. "Jauhkan makhluk menjijikan itu dariku!"
Semakin dilarang, semakin Sunoo menjadi-jadi. Siluman itu tertawa lebar, dengan niat menjaili Sunghoon yang semakin membara. Dia terus menjulurkan mangkuk itu sembari berkata, "Jangan sembarangan mengatakan jika makhluk ini menjijikan! Asal kau tahu, cacing ini merupakan obat untuk penyakit tifus!"
"Kubilang jauhkan!" teriak Sunghoon.
Setelah puas membuat Sunghoon marah, akhirnya Sunoo tertawa. Gadis itu memberikan cacing yang dia temukan kepada para pelayan. Setelah itu, Sunoo berpesan kepada para pelayan, "Aku dengar, banyak pelayan yang mengalami sakit tifus, karena tidak menjaga dirinya dengan baik. Aku mengerti, hal itu terjadi karena Nyonya Kim dan ibunya itu memperkerjakan mereka selayaknya hewan. "
"Tapi tenang saja, nanti aku akan membuat obat, setelah berdiskusi dengan Mam--- ah bukan, maksudku Tabib Jeon," jelas Sunoo dengan senyuman ramah.
Sunoo tersenyum tulus kepada semua pelayan yang membutuhkan bantuannya. Berbeda lagi dengan saat dia melihat ke arah Sunghoon, Sunoo pasti akan menertawakan tingkah Sunghoon yang membuatnya jengkel. Hal itu, terkadang membuat Sunghoon jengkel, atau bahkan kagum sekaligus.
Mungkin Sunoo terbiasa tampil aneh, karena dia tak mengerti dengan aturan manusia. Namun, Sunghoon tahu, jika Sunoo tak bermaksud jahat kepada orang-orang baik. Siluman itu membantu orang lain, semampunya. Persis seperti dia menepuk-nepuk punggung Sunghoon untuk mengeluarkan racun.
Senyumnya, tawanya, dan kebiasaan anehnya. Semua yang melekat pada Sunoo, membuat Sunghoon tertegun beberapa saat. Pemuda itu tak bisa berkedip, memperhatikan Sunoo berbaur dengan para pelayan, di bawah teriknya sinar matahari.
"Kau tampaknya menyukai putriku, ya?" tanya Mingyu.
Sunghoon tersentak kaget, ketika suara Mingyu menerpa kupingnya. Dia ingin mengelak, tetapi Mingyu sudah lebih dulu memberitahu, "Kau tak perlu menyembunyikannya dariku. Karena aku tahu persis, apa yang dipikirkan manusia ketika menyukai siluman rubah."
"Mau kau berusaha untuk menolaknya sekali pun, jerat pesona mereka tak akan membiarkanmu lolos. Apalagi jika kau semakin dekat, dan dekat dengannya," ungkap Mingyu.
Pada akhirnya Sunghoon hanya bisa menunduk, merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Entah ini menandakan bahwa dia takut pada tebakan Mingyu, atau karena takut Mingyu mengetahui rahasianya. Namun, yang pasti, Sunghoon berusaha untuk mengelak perasaan ini.
Mingyu terdiam. "Mencintai mereka merupakan hal terlarang bagi keluarga Kim. Aku pernah melanggarnya, dan putriku yang harus menanggung akibatnya."
"Tapi kau? Keluarga Park tidak melarang kalian mempunyai hubungan dengan siapa pun. Terlebih lagi, kau sudah dijodohkan dengan pewaris keluarga Kim sejak dulu," jelas Mingyu.
Ucapan Mingyu membuat Sunghoon mengernyitkan kening tak mengerti. Dia ingin bertanya, tapi Mingyu sudah lebih dulu berucap, "Tetapi, saat ini putriku berada dalam wujud putri dari selingkuhan Saerom. Aku yakin kau akan menerima putriku setulus hati, karena matamu buta saat sedang jatuh cinta pada siluman rubah."
"Hanya saja, aku tak yakin keluargamu akan menerima putriku, jika putriku kembali ke tubuh aslinya."
Perkataan Mingyu semakin membuat Sunghoon cemas. Padahal Sunghoon tak mempunyai niat untuk berhubungan lebih dengan Sunoo. Namun, setiap kali Mingyu berucap, pikiran Sunghoon mulai terbuka dengan beberapa fakta yang Mingyu berikan. "Aku sebenarnya tak masalah, jika kau ingin menikah atau bahkan meninggalkan putriku. Itu semua tergantung keputusan Sunoo sendiri."
"Asalkan putriku hidup sesuai keinginannya, tak ada yang perlu aku khawatirkan lagi sebelum aku pergi," ungkap Mingyu, menepuk-nepuk bahu Sunghoon, dan pergi meninggalkan pemuda itu.
Sunghoon mengeluarkan napas panjang. Jemari tangannya menyentuh sebuah kalung hitam, yang ada di saku celananya. Setelah itu, dia melihat ke arah Sunoo. "Apa mungkin, dia benar-benar menyukai siluman itu?"
Sunghoon sebelumnya tak pernah merasakan perasaan aneh seperti ini. Jadi dia tak tahu, rencananya ke depannya nanti akan seperti apa. "Biasanya aku suka merencanakan apa yang akan terjadi pada hidupku nanti. Tapi kenapa, sekarang aku tak bisa berpikir lebih banyak lagi? Semua rencanaku tak berjalan sesuai keinginanku. Pada akhirnya, aku masih harus mengikuti jalan takdir."
"Tapi, bagaimana jika takdirku adalah mencintai siluman itu?" tanya Sunghoon heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS FOX [Revisi] [Sunsun Ft Meanie][✓]
ФанфикMingyu terpaksa membunuh dan mengambil jantung rubah Sunoo, demi keselamatan putrinya. Kematian Sunoo, membuat Wonwoo berdendam pada pria itu. Wonwoo berniat menghabisi putri Mingyu, tapi arwah Sunoo malah merasuki ahli waris keluarga Kim. Akhirnya...