Sinar matahari menyelusup masuk lewat jendela, lalu mendarat tepat di kulit Sunoo. Sunoo membuka kelopak matanya sedikit demi sedikit. Awalnya, Sunoo pikir dia tidur di pelukan sang ibu. Namun, ketika jari jemarinya menelusuri lengan pemuda yang sedang memeluknya, Sunoo langsung membuka lebar mata rubahnya. Dia menemukan Sunghoon tertidur nyenyak di sampingnya.
Siluman itu berteriak dan mendorong punggungnya sendiri ke sisi ranjang. Kemudian melempar bantal ke kepala Sunghoon. "B*jingan!"
Teriakan Sunoo membuat Sunghoon terkejut. Pemuda itu langsung terduduk di ranjang, dengan mata menyipit, dan rambut acak-acakan. "Apa? Kenapa? Di mana? Siapa? Kenapa kau berteriak-teriak? Apa arwah gadis itu kembali datang?"
Sunoo memegangi keningnya sendiri, sementara Sunghoon menguap tak berdosa. "Kau! Kenapa kau tidur seranjang denganku?! Kau bilang akan menjagaku di luar kan?!"
Sunghoon mengernyitkan kening. Dia masih belum bangun sepenuhnya, oleh karena itu tubuhnya kembali jatuh ke ranjang. "Jangan pura-pura lupa ingatan. Kau sendiri yang menarikku agar tidur bersamamu."
"Dasar penip---" Belum sempat Sunoo menyelesaikan ucapannya, siluman itu terdiam beberapa saat. Dia baru memikirkan, kejadian saat malam tadi. Saking menakutkannya malam itu, Sunoo bahkan menganggapnya sebagai mimpi. Dia tak sadar, jika Sunghoon menjaganya semalaman penuh.
"Walaupun ini bukan tubuh asliku, tapi Mama pasti marah jika dia tahu aku tidur bersama manusia ini. Bagaimana jika dia sempat, melakukan sesuatu?"
Sunoo meraba-raba lengan, kemudian kepalanya. Setelah itu, dia melihat ke cermin lalu teringat jika ini bukan tubuh aslinya. Pada akhirnya, Sunoo menarik dan mengeluarkan napas panjang. "Masa bodo juga. Toh ini bukan tubuhku."
Setelahnya, Sunoo mendekat lagi ke arah Sunghoon. Dia merebut selimut miliknya, sampai tak sengaja menyibak sedikit kemeja Sunghoon ke atas. Setelah itu, Sunoo merebahkan tubuhnya sembari memunggungi Sunghoon. Tak ada sedikit pun rasa takut, karena sekarang kantuk kembali hinggap di tubuhnya.
Karena Sunoo mengusik tidurnya, Sunghoon akhirnya berdecak kesal. Pemuda itu menarik kembali selimut yang Sunoo kenakan, sampai membuat Sunoo risi. Sunghoon menyindir, "Siluman tak tahu diri. Kau semalam penuh menangis dan merengek sampai aku kurang tidur. Lalu sekarang, tanpa tahu malu kau malah mengganggu tidurku? Pinjamkan aku selimutmu. Di sini dingin!"
Sunghoon menarik selimut, dan Sunoo menahannya sekuat tenaga. Siluman itu merotasikan bola matanya kemudian berkata, "Aku di sini yang sakit dan juga takut! Kau kan pemuda kuat, tahan sajalah jangan manja!"
Baru tadi malam Sunoo meringkuk seperti kucing ketakutan. Sekarang, siluman itu berubah menjadi harimau yang baru bangun tidur. Sunoo bahkan menarik kembali selimut yang Sunghoon pakai. Sampai akhirnya Sunghoon berdecak kesal. Dia kurang tidur, dan Sunghoon membutuhkan waktu istirahat dengan selimut sekarang juga. Dia melihat ke sekeliling, kemudian memberitahu, "Di mana kau taruh selimut yang lain?"
"Aku tak tahu. Tanyakan saja pada pelayan di rumah ini," jawab Sunoo ketus.
Sunghoon terlalu malas untuk beranjak dari ranjang, apalagi mencari pelayan di jam pagi seperti ini. Dia akhirnya menarik selimut yang sudah membungkus seluruh tubuh Sunoo. Namun, karena selimut itu sudah membungkus rapat tubuh Sunoo, Sunghoon berhasil menarik Sunoo untuk mendekat ke dekapannya.
Tubuh Sunoo berguling. Begitu membuka kelopak matanya, dia sudah melihat Sunghoon berada di depan matanya. Bahkan, Sunoo juga bisa mendengar detak jantung Sunghoon bertumpang tindih dengan miliknya. Sunoo tak suka posisi seperti ini. Berbaring di samping Sunghoon terlalu dekat, membuat Sunoo tak sadar mengagumi pahatan Tuhan di depan matanya.
Sunoo memutuskan untuk membuka selimut yang membungkus tubuh. Meskipun matanya masih terasa berat, tapi akhirnya Sunoo mengurung Sunghoon dalam selimut miliknya. Dia menggerutu, "Ini! Pakai sendiri! Dan tak perlu ganggu aku lagi! Aku akan mencari selimut yang lain!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS FOX [Revisi] [Sunsun Ft Meanie][✓]
FanfictionMingyu terpaksa membunuh dan mengambil jantung rubah Sunoo, demi keselamatan putrinya. Kematian Sunoo, membuat Wonwoo berdendam pada pria itu. Wonwoo berniat menghabisi putri Mingyu, tapi arwah Sunoo malah merasuki ahli waris keluarga Kim. Akhirnya...