"Sebenarnya ke mana arwah pemilik tubuh ini, jika aku merasukinya? Apa dia juga merasuki tubuhku?" tanya Sunoo heran.
Memikirkan tentang tubuh, mengingatkan Sunoo pada tubuhnya sendiri. Sunoo menarik dan mengeluarkan napas panjang. Dia tak mengingat apa pun, selain dirinya menyembunyikan kalung anak siluman harimau, kemudian bertemu dengan seorang ayah yang memberinya permen.
Semakin Sunoo mengingat-ngingat, semakin Kepalanya berdenyut sakit. Dibanding memikirkan hal ini lebih lama lagi, Sunoo memilih untuk menyerah.
Fokus rubah itu teralihkan, ketika Sunghoon terbatuk beberapa kali. Segera saja, gadis itu langsung menjulurkan gelas air di depannya. Sunoo berkomentar, "Jika sedang makan, ya makan saja. Jangan berbicara sambil makan. Itu juga termasuk etika bukan?"
Sunghoon terburu-buru mengambil gelas yang Sunoo berikan. Dia meneguk habis air di gelas itu, dengan mata yang tertuju pada Sunoo. Harus Sunghoon akui, meskipun calon istrinya aneh, tapi Sunoo selalu membantunya. Gadis itu tak memedulikan etikanya sendiri, karena yang terpenting baginya adalah membantu orang lain. "Kau memiliki hati yang baik, meskipun sikapmu kurang baik, gadis aneh," balas Sunghoon.
Sunoo merotasikan bola mata. "Tentu saja aku baik. Mamaku baik, aku juga harus baik. Tapi, bisa tidak, kau tidak memanggilku dengan panggilan gadis aneh?"
"Yang pertama, meskipun aku aneh, aku bukan seorang gadis manusia. Kedua, aku punya nama, namaku Sun---" Sunoo memelototkan mata, tak sadar jika bibirnya hampir membuka identitas rahasianya.
Jika Sunghoon tahu, dirinya seorang rubah, Sunoo tak tahu reaksi apa yang akan diberikan pemuda itu. Mungkin saja dia akan mengatakan Sunoo gila, kemudian memutuskan hubungannya. Ini tidak bisa dibiarkan, Sunoo masih harus mendapatkan dukungan dari keluarga Park.
"Sun? Son?" Sunghoon mengernyitkan kening bingung. Oleh karena itu, Sunoo memutar pikirannya untuk memikirkan lanjutan dari ceritanya. Dia melihat ke sekeliling, kemudian membaca tulisan yang ada di salah satu buku milik Sunghoon. "Sunshine!" jawab Sunoo.
"Sunshine?" Diam-diam Sunghoon menarik sudut bibirnya ke atas. Dia menyilangkan tangan di depan dada, kemudian memberitahu, "Tapi namamu Kim Wonyoung? Dari mana asal usul nama Sunshine?"
"Ah... itu... itu... Sunshine nama panggilanku! Kau bisa memanggilku Sunshine!" ucap Sunoo sembari tersenyum, menyembunyikan kecemasannya sendiri.
Sunghoon menganggukkan kepala. Dia berniat lanjut menulis, tapi Sunoo sudah lebih dulu berkata, "Kalau kau? Kau ingin aku memanggilmu apa?"
"Terserah, " jawab Sunghoon.
"Kalau begitu, kau ingin kupanggil Tuan Etika, atau Tuan yang tak bisa naik ke pohon?" tanya Sunoo.
Sunghoon mengepalkan pegangan tangannya pada sebuah pena. Dia melirik tajam ke arah Sunoo, kemudian menjawab, "Berikan panggilan yang tak aneh!"
Sunoo berpikir beberapa saat. Dilihat dari tradisi keluarga Park, Sunoo mendengar jika ibunya Sunghoon memanggil sang suami dengan statusnya. Sunoo jadi berkata, "Suamiku?"
Sunghoon terdiam, mendengarkan panggilan yang diberikan Sunoo. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Tak berniat melihat wajah bingung Sunoo. Sunoo mengeluarkan napas panjang, kemudian mengambil kue di atas meja. Sunoo berguman, "Aku tak tahu panggilan apa yang bagus untuk pasangan. Karena Mamaku tak punya pasangan. Aku jadi bingung, panggilan apa yang Mama berikan untuk pasangannya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS FOX [Revisi] [Sunsun Ft Meanie][✓]
Fiksi PenggemarMingyu terpaksa membunuh dan mengambil jantung rubah Sunoo, demi keselamatan putrinya. Kematian Sunoo, membuat Wonwoo berdendam pada pria itu. Wonwoo berniat menghabisi putri Mingyu, tapi arwah Sunoo malah merasuki ahli waris keluarga Kim. Akhirnya...