بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."
(QS. Al-Insyirah Ayat 8)〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
"Deng, deng, deng... Istirahat jam pertama" bunyi bel pertanda istirahat menggema di setiap ruang kelas.
Aktivitas mengajar para guru di kelas pun berhenti sejenak. Murid-murid mulai di perbolehkan keluar kelas untuk membeli jajan di kantin.
Sedangkan Shakila, ia memilih untuk tetap di dalam kelas. Karena ia membawa bekal dari rumah seperti biasa. Selain lebih sehat, membawa bekal juga dapat menghemat uang saku. Dan sisa uang saku itu dapat di tabung untuk keperluan pribadi nantinya.
"Laper nih, ayo makan." ucap Shakila sembari mengambil bekalnya di tas.
"Ayo." respon Elin setelah menaruh ponselnya di meja, dan berbalik mengambil bekalnya juga di dalam tas.
Mereka berdua memang berjanjian akan membawa bekal dari rumah. Makan bersama di dalam kelas sudah menjadi kebiasaan mereka saat jam istirahat.
Shakila membuka tempat bekalnya berwarna merah dengan tutup cream. Di tambah tempat minum yang selalu siap di sampingnya berwarna merah pula. Perempuan ini memang suka dengan warna merah.
Sedangkan Elin menggunakan tempat bekal berwarna oren dan tutupnya pun sama seperti Shakila. Hanya saja, warna tempat minumnya berbeda, yaitu berwarna biru.
"Kamu bawa lauk apa, Sha?" tanya Elin basa-basi.
"Telur dadar sama tempe goreng. Kamu sendiri?" jawab Shakila dilanjutkan dengan bertanya kepada Elin.
Elin yang tadinya ingin menyuapkan nasi itu pun tak jadi karena di tanya oleh Shakila. Ia memandang perempuan di sebelahnya yang tengah melirik bekalnya.
"Ayam teriyaki sama tahu, mau?" jawab Elin sembari menawari Shakila.
Shakila tersenyum dan mengangguk. "Boleh. Jangan lupa baca doa." jawabnya dan mengingatkan.
Elin pun mendekati tempat bekalnya ke tempat bekal Shakila dan memberikan setengah ayam teriyakinya. Shakila yang merasa terlalu banyak itu sedikit sungkan.
"Jangan kebanyakan, Lin."
Elin yang sudah memberikan ayamnya pun menarik jauh kembali tempat bekalnya. Ia menyengir tatkala Shakila merasa sungkan menerima pemberiannya.
"Gapapa, biar gemuk." ucap Elin sembari terkekeh.
"Ish, kamu ini. Aku udah gemuk tau." desis Shakila merasa tak terima.
Elin yang sudah memasukkan satu suap ke mulutnya pun mengunyahnya. Setelah menelannya, ia kembali bersuara.
"Masa? Kok badanmu kurus gitu." tutur Elin sambil melirik Shakila yang tengah mengunyah.
Shakila mendelik tatkala dirinya dikatai kurus. Walau kenyataannya benar, ia merasa tak terima. "Kamu ngatain aku nih? Apa muji?" ucapnya.
Elin menyengir dan melanjutkan kunyahannya. Sudah biasa mereka berbicara sambil mengobrol. Entah itu obrolan serius, bercanda, ataupun kadang bisa seperti yang sekarang ini.
"Makanya tiap libur itu jogging, Sha. Kan bisa sehat terus gemuk nanti lama-lama." ujar Elin menasehati.
"Hmm, mager. Mending di rumah nyantai sambil nonton drakor." tutur Shakila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Hijrahku [ORDER NOW]
Spirituelles#EVENT ODOA LOVRINZ #KISAH INSPIRATIF Menjadi baik itu memang mudah. Tapi, berada di jalan yang baik belum tentu mudah. Banyak hambatan dan cobaan yang kian mengganggu kekuatan iman. Sama halnya dengan alur hijrah Shakila si pemeran utama di kisah i...