13. Lika Liku Hijrah

9 5 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan."
(QS. An-Nahl Ayat 53)

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Di hari Jum'at yang penuh berkah ini. Shakila pulang sekolah lebih cepat dari hari-hari kemarin. Yang biasanya ia pulang sekolah sekitar jam 4 sore, tapi di hari Jum'at ia pulang jam 2 siang. Setelah ashar nanti ia akan pergi untuk membeli kebutuhannya.

Kini ia tengah menuju supermarket yang cukup jauh dari rumahnya. Sore ini ia menggunakan gamis berwarna biru navy dengan kerudung hitamnya. Ia pergi sendiri dengan angkutan umum tanpa ada yang menemani. Walau dia dari keluarga yang mampu, ia tak menaiki motor ataupun mobil sendiri. Karena ia lebih suka dengan angkutan umum. Sebab, terkadang menaiki kendaraan sendiri rawan kecelakaan, menurutnya.

Shakila mengedarkan pandangannya tatkala sudah sampai di sebuah tempat pembelanjaan di kotanya. Cukup ramai saat ini di supermarket tersebut. Shakila lantas mengambil keranjang berwarna merah di dekat pintu masuk tadi.

"Beli sampo, odol, sikat gigi, sabun muka, pembalut, terus apa lagi ya..." ucap Shakila pelan sembari melihat-lihat produk yang berjejer di sana.

Usai mengambil semua barang yang ingin ia beli, Shakila lantas menuju tempat kasir untuk membayarnya. Sekitar tiga orang tengah mengantri di dua tempat kasir.

Mau tidak mau Shakila menunggu di barisan keempat. Seorang wanita bergamis hijau lengkap dengan kerudung putihnya yang sudah selesai melakukan pembayaran di sana, kini terlihat kerepotan membawa banyak tentengannya. Hingga akhirnya beberapa makanan yang ia beli terjatuh di lantai supermarket.

Shakila yang tidak jauh keberadaannya dengan wanita itu pun mendekatinya. Ia mengambil barang milik wanita itu yang terjatuh di lantai. Ia kembali tegak dari tubuhnya yang mulanya berjongkok mengambil makanan yang terjatuh.

"Ini, Bu." ucap Shakila sembari memberikan barang tersebut.

Wanita paruh baya itu pun menerima pemberian Shakila. "Terimakasih, Dek." ucapnya.

Saat ia melihat Shakila, ia pun membulatkan matanya dan tersenyum senang. Shakila yang melihat wajah wanita itu pun sedikit terkejut karena dia adalah Ibu dari laki-laki yang ia cintai dalam diam.

"Loh, Shakila?"

"Eh, Bu Ratih."

Ucap mereka bersamaan. Ratih pun terkekeh mendengar Shakila berkata bersamaan dengannya. Shakila hanya menggaruk tekuknya yang tidak gatal karena merasa gugup bertemu dengan Ratih di sana.

"Kamu belanja sendiri?" tanya Ratih sembari mengedarkan pandangannya.

"Iya, Bu. Kalau Bu Ratih sendiri atau sama..?" jawab Shakila sembari bertanya.

"Sendiri kok, Sha. Rajendra lagi sibuk ngerjain tugas tadi, jadi saya gak mau ganggu dia antarin ke sini." jelas Ratih.

Shakila mengangguk paham. Ia melihat ke tempat kasir yang sekarang sudah antrian orang ketiga. Berarti sebentar lagi adalah gilirannya.

"Kamu jarang main ke rumah, Sha. Lagi sibuk atau gimana?"

"Eh, engga sibuk-sibuk banget si, Bu."

"Main ke rumah saya yuk. Pasti Rajendra seneng deh kamu main ke rumah." ajak Ratih.

Shakila terdiam mendengar ajakan Ratih. Bibirnya terasa kelu tak kuasa berbicara mengenai dirinya yang sebenarnya sedang berjauhan dengan Rajendra.

Ia sudah menganggap Ratih seperti Ibunya sendiri karena dirinya yang dulu memang sering main ke rumah Rajendra. Tapi, semenjak ia memutuskan untuk tak lagi berteman dekat dengan Rajendra. Ia tak pernah ke sana lagi untuk bertemu Ratih.

Alur Hijrahku [ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang