5. Menyadari Kesalahan

11 7 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,"

(QS. At-Tahrim Ayat 8)

〰️〰️〰️〰〰️〰️〰️

Usai sholat maghrib di kamar. Shakila menuju ruang makan untuk mengisi perutnya yang mulai lapar. Kini ia menggunakan pakaian santainya yaitu piama berwarna hijau tanpa khimar.

Rumahnya tak bertingkat, tapi cukup luas dengan ruangan yang sama-sama terpisah. Ada lima kamar di rumah tersebut. Mulai dari kamar orang tua Shakila. Kamar kakak laki-lakinya, kamar Shakila dan dua kamar untuk tamu.

"Makan, Sha." ucap Azizah yang sedang duduk sembari memberikan piring kepada Shakila.

"Iya, Bu." ucap Shakila yang ingin duduk sembari menerima piring dari Ibunya.

Shakila pun duduk di bangku yang biasa ia tempati saat makan. Azizah sendiri duduk di samping putrinya. Sedangkan Adam di hadapan mereka berdua.

Setelah Shakila menyendokkan nasi dan lauknya di piring. Ia membaca doa sebelum makan dan mulai menyuapkan nasi serta lauknya ke mulutnya.

Adam yang tengah mengunyah pun kini menatap putrinya yang sedang makan. Ia ingin bertanya mengenai sekolah anaknya itu.

"Gimana sekolahnya?" tanya Adam.

Shakila mengarahkan netranya kepada ayahnya itu. Usai menelan makanannya, ia baru menjawab pertanyaan tadi. "Lancar, Yah." jawabnya.

"Ulangan kenaikan kelasnya kapan?"

Tangan Shakila kembali menyuapkan nasi ke mulutnya, lalu mengunyah. Setelah menelan, ia baru menjawab, "Bulan Mei tanggal 13 kalau gak salah."

Adam pun mengangguk paham. "Jangan lupa belajar agar nilai kamu bagus." ucapnya.

"Iya, Yah."

Adam dan Shakila pun melanjutkan makannya kembali. Sedangkan Azizah masih sibuk mengunyah makanannya. Ia merasa ingin bercerita mengenai butiknya kepada suaminya.

"Kemarin Ibu kedatangan pembeli dari kolega Ayah loh." ucap Azizah.

"Oh ya, Bu? Siapa?" respon Adam yang ingin menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Pak Bagas, Yah. Dia dan istrinya mesan gaun pengantin untuk anaknya yang mau menikah bulan depan." jelas Azizah sembari menatap Adam di sebrang meja depannya.

"Wah, berarti Ayuni mau nikah ya? Ibu tahu siapa calon suaminya?"

"Emm, kalau gak salah namanya Izyan Wiratama, Yah."

Adam mengernyit karena merasa mengenal nama belakang dari laki-laki yang di sebut istrinya itu. "Ayah kayak kenal, Bu. Wiratama pemilik Atmajaya Corp bukan?" tebaknya.

"Loh. Iya, Yah. Ayah kenal sama Ayahnya Izyan?" tanya Azizah dengan raut wajah heran.

Adam pun tersenyum saat mendapat pertanyaan itu. Bagaimana ia tidak mengenalinya. Wiratama adalah salah satu teman dekatnya dulu saat SMA.

"Jelas aku kenal, dia teman dekat Ayah dulu saat SMA." tutur Adam.

"Serius, Yah? Teman dekat Ayah dulu pas SMA?" ucap Azizah tercenggang dengan fakta itu.

Alur Hijrahku [ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang