بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar."
(QS. An-Nisa Ayat 114)〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Rajendra yang merasakan moodnya tiba-tiba berubah itu pun bermaksud menuju kantin. Ia berjalan dengan wajah datar dan perasaan yang sulit di jelaskan.
Sesampainya ia di kantin. Rajendra mendekati bangku yang di tempati kedua temannya. Teman yang sejenis dan juga dekat dengannya. Mereka memang berbeda kelas, tapi walau begitu mereka sering bersama saat istirahat maupun main di luar sekolah.
"Loh, Ja? Gak jadi makan di kelas?" tanya Alyan bingung saat Rajendra duduk di sebrangnya.
"Gak." jawab Rajendra singkat.
Alyan dan Faiz yang mendengar jawaban singkat Rajendra itu pun menaikkan alis mereka bersama. Aneh sekali menurut mereka sikap cuek Rajendra yang tiba-tiba. Padahal tadi saat ia membeli jajan raut wajahnya tak sedatar sekarang.
Faiz pun memberanikan diri bertanya kepada Rajendra. Ia yakin kalau laki-laki itu tengah memiliki masalah. Permasalahan yang mungkin saja ia dapati setelah membeli jajan di kantin.
"Ada masalah, Ja?" tanya Faiz sembari menatap Rajendra yang kini sedang mengunyah batagornya.
Rajendra masih sibuk mengunyah batagornya. Ia hanya merespon dengan tatapan yang membuat siapapun terdiam. Faiz yang merasa ditatap seperti itu pun menelan salivanya.
Sepertinya Rajendra tak ingin di ganggu saat ini. Biarlah laki-laki itu menenangkan dirinya dahulu. Sedangkan Alyan kembali memakan mie ayamnya.
"Mungkin Raja ada masalah sama Shakila." bisik Alyan setelah menelan sesuap mie ayamnya.
Faiz mengangguk paham. Ia pun kembali memakan baksonya. Bukan pertama kalinya Rajendra bersikap seperti itu. Setiap ada masalah dengan Shakila, ia pasti berubah menjadi lebih dingin.
Rajendra yang sudah menghabiskan makanannya membuat Alyan berani bersuara. Ia akan membuat Rajendra kembali ke sifat awalnya. Sudah biasa ia merubah mood temannya tatkala sedang down.
"Ja, kamu tau cerita ini gak?" tanya Alyan memecahkan keheningan.
"Apa?" jawab Rajendra sembari menatap Alyan.
Seburuk-buruk moodnya, ia masih mau mendengarkan cerita temannya. Walaupun ia tahu jika Alyan bercerita, pasti ceritanya ngawur atau tidak jelas.
Alyan bersiap-siap menyiapkan dirinya untuk bercerita. Ia sedikit memajukan dirinya dan menegakkan badannya pula. Kedua tangannya ia lipat di atas meja kantin.
"Jadi, ada sebuah cerita nih. Dengerin." ucap Alyan diakhiri dengan nada tegas.
"Iya elah." ucap Faiz yang sudah siap mendengarkan.
"Ck, lama." decak Rajendra sedikit kesal.
"Sabar sabar," tutur Alyan sembari mengangkat tangannya menenangkan.
Rajendra pun melipat kedua tangannya di meja kantin. Entah apa yang akan diceritakan Alyan. Ia menghargainya walau moodnya sedang kacau balau.
Faiz menopang pipi kanan dengan tangannya dan menoleh ke arah Alyan yang duduk di samping kirinya. Sepertinya Alyan ingin mencairkan balok es berjalan di sebrangnya dengan cerita aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Hijrahku [ORDER NOW]
Espiritual#EVENT ODOA LOVRINZ #KISAH INSPIRATIF Menjadi baik itu memang mudah. Tapi, berada di jalan yang baik belum tentu mudah. Banyak hambatan dan cobaan yang kian mengganggu kekuatan iman. Sama halnya dengan alur hijrah Shakila si pemeran utama di kisah i...