12. Ada Senang, Ada Sedih.

10 6 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."
(QS. Ali-Imran Ayat 142)

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Sesampainya Shakila di depan gerbang rumahnya, ia melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam milik kakak laki-lakinya. Ia pun menduga bahwa Aryan sudah kembali dari tugas luar kotanya.

Ia pun melangkah masuk ke dalam rumah setelah mengetuk pintu dan mengucap salam. Shakila mengedarkan pandangannya sembari membawa sepatunya. Tepat di ruang keluarga, ia melihat Aryan tengah berbincang dengan kedua orang tuanya.

Shakila mengembangkan senyumnya tatkala melihat Aryan yang kini juga menatapnya. Ia berjalan cepat menuju Aryan berada. Satu pekan tak berjumpa dengan lelaki itu membuatnya rindu.

"Kak Aryaaan" ucap Shakila yang kini duduk di sofa dan memeluk kakak laki-lakinya dari samping.

Aryan yang di peluk pun terkejut karena Shakila tiba-tiba memeluk erat tubuhnya. Sedangkan Adam dan Azizah tersenyum melihat kedua anaknya tengah melepas rindu.

"Shakila kangen sama Kak Aryan. Kak Aryan gak kangen sama Kila?" tanya Shakila sembari mendongak menatap netra Aryan.

Aryan tersenyum dan mengelus puncak kepala Shakila dengan lembut. "Kangen dong, Kila." ucapnya.

"Kok pelukan Kila engga dibales si?" cerocos Shakila sembari mempoutkan bibirnya.

Aryan terkekeh mendengar adiknya yang sepertinya ingin di peluk balik olehnya. Ia pun memeluk balik Shakila dengan penuh kasih sayang. Jujur, ia juga rindu sekali dengan Shakila. Adik satu-satu yang mungilnya kini sudah beranjak dewasa.

"Duh, mesra banget si Kakak dan Adik. Sampai Ayah dan Ibunya di kacangin." celetuk Azizah sembari tersenyum menggoda.

"Iya, Nih. Ayah sampai jadi pengen meluk Ibu juga." saut Adam sembari terkekeh.

Shakila yang mendengar perkataan Ayah dan Ibunya pun melepaskan pelukannya dengan Aryan. Ia menatap kedua orang tuanya dengan tersenyum hingga menampilkan gigi serinya.

Aryan pun ikut menyudahi pelukannya dengan Shakila. Ia mengalihkan atensinya lagi kepada Ayah Ibunya. Ia tersenyum tatkala mendengar ucapan Adam yang seperti menggoda Azizah.

"Ih, Ayah! Lagi di depan anak-anak. Jangan gitulah." ujar Azizah dengan pipi yang bersemu merah.

"Haha, iya-iya engga. Nanti Aryan sama Shakila ngebet nikah lagi." ucap Adam sambil tertawa.

Azizah yang melihat Adam tengah menggoda mereka itu pun menepuk lengan suaminya pelan. Shakila dan Aryan yang melihat hanya sekadar tersenyum menanggapi.

"Tapi, Yah." ucap Aryan yang kini menegakkan badannya.

Adam menaikkan alisnya bingung. Ia merasa Aryan ingin memberitahu sesuatu yang rahasia. Ia pun menegakkan badannya sembari menatap Aryan yang duduk di sebrangnya.

"Kenapa, Aryan?" tanya Adam.

Shakila menoleh ke arah Aryan dengan penuh tanda tanya. Apa yang akan kakak laki-lakinya itu katakan. Apa ada sangkut pautnya dengan ucapan Ayahnya yang sebelumnya? Pikirnya.

"Aku ingin melamar seorang perempuan." jawab Aryan.

Adam melebarkan matanya. Ia tak menyangka kalau Aryan berkata seperti itu. Padahal awalnya ia membahas ngebet nikah hanya sekadar gurauan. Tapi, nyatanya Aryan benar-benar ingin menikah.

Alur Hijrahku [ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang