9. Niatkan Karena Allah

7 5 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. An-Nisa Ayat 100)

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Beberapa menit setelah percakapan Fatimah dengan Shakila. Sosok perempuan yang di nanti keduanya pun datang sambil membawa nampan dengan 3 gelas di atasnya.

Arsyila tersenyum saat melihat Shakila tengah berbincang dengan Uminya. Ia mendekati meja dan turun menekuk lututnya agar sejajar dengan meja tamu. Ia pun menaruh tiga kelas tersebut di atas meja.

"Silahkan di minum, Shakila dan Umi." ucap Arsyila sambil berisyarat menawari.

"Iya, Syil. Makasi yaa." ucap Shakila dengan senyum yang menampilkan gigi serinya.

"Iya, sama-sama."

"Umi mau ke kamar. Kalian bisa ngobrol berdua ya." pamit Fatimah.

Arsyila mengangguk paham. "Iya, Umi." responnya.

Fatimah pun mengundurkan diri menuju kamarnya. Tinggal tersisa Arsyila dan Shakila saja di ruang tamu. Mereka pun mulai mencari topik pembicaraan kali ini.

Shakila yang merasa Arsyila yang akan bercerita banyak itu pun menunggu Arsyila bersuara. Sedangkan Arsyila tersenyum sembari menawarkan teh hijau hangatnya itu.

"Minum dulu tehnya, Sha. Nanti dingin loh."

"Nanti aja, Syil. Masih agak panas hehe,"

"Oke deh."

Hening seketika. Entah mengapa keadaan malah menjadi canggung seperti ini. Mungkin karena mereka belum lama kenal. Di tambah Arsyila maupun Shakila yang memang agak pemalu jika baru berkenalan dengan seseorang.

"Oh ya, Syil. Ziko kemana? Kok gak keliatan,"

"Ohh, dia lagi keluar sama Abi beli bola baru."

"Yampun, bola baru? Emangnya yang lama udah rusak?"

Arsyila menghela nafas pendek. Dan mengedikkan bahunya merasa sudah biasa dengan sikap adiknya itu. "Yaa, gitu deh. Biasa dia begitu. Ada bola keluaran terbaru langsung pengen beli." jelasnya.

Shakila terkekeh geli mendengar penjelasan Arsyila mengenai kebiasaan aneh Ziko. Anak kecil berumur enam tahun itu memang sedang suka-sukanya ya dengan bola.

"Oh ya, Sha. Jadi, sebenarnya apa si yang buat kamu kemarin keliatan murung? Apa karena kamu lagi menjauhi cowok yang kamu sukai?"

Tepat sekali. Arsyila mengajukan pertanyaan dengan dugaan yang membuat Shakila kini sedikit melebarkan matanya. Ia seakan terbawa rasa bila mengingat hal tersebut.

Mimik wajah Shakila pun menjadi murung. Arsyila yang menyadari perubahan raut wajah Shakila pun menjadi tak enak bila harus membahas masalah itu.

"Maaf. Aku udah buat kamu sedih karena bahas hal itu. Oke, kita bahas hal lain ya?"

Shakila menganggukkan kepalanya setuju. Arsyila pun menaruh jari telunjuknya di dagunya. Kira-kira apa yang akan ia diskusikan bersama teman barunya itu.

"Kalau boleh tahu, tujuan hidupmu apa, Sha?" tanya Arsyila sembari menatap Shakila yang sama tengah menatapnya.

"Em, bisa bahagia dunia akhirat." jawab Shakila yakin.

Alur Hijrahku [ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang