8. Sabar Membuka Petunjuk

10 7 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Hud Ayat 115)

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Hari ahad adalah hari di mana libur sekolah bagi para murid di rumahnya. Mereka tak akan disibukkan dengan buku pelajaran kali ini. Banyak dari mereka yang menghabiskan waktunya untuk bersantai di hari ini.

Shakila sendiri pun kini selesai merapikan kamarnya. Setelah itu ia baru membersihkan tubuhnya yang terkena keringat. Ia akan berkunjung ke rumah Arsyila pagi ini seperti janjinya beberapa hari yang lalu.

"Buu" panggil Shakila yang kini sedang mencari keberadaan ibunya di ruang keluarga.

Biasanya ibunya berada di sana usai merapikan perlengkapan masaknya. Karena di ruang itu terdapat televisi yang biasa ibunya tonton tatkala dirinya ingin beristirahat sejenak.

"Iya, Sha. Kenapa?" ucap Azizah yang tengah memegang pisang goreng sembari duduk di sofa ruang keluarga.

Shakila berjalan mendekat ke tempat ibunya berada. Ia duduk di samping Azizah saat melihat pisang goreng di atas meja kaca di sana.

Kalau soal makanan ia pasti senang dan ingin ikut memakannya pula. Apa lagi jika makanan itu hangat, menambah seleranya semakin meningkat.

"Mau pisangnya ya, Bu." pinta Shakila sembari mengambil satu pisang goreng di piring putih.

"Ambil aja, Sha." suguh Azizah.

Shakila pun memakan pisang goreng itu dengan lahap. Netranya menatap televisi yang menyala di depannya tengah menayangkan berita-berita terkini.

Usai mengunyah pisang goreng tersebut, Shakila lantas melanjutkan niatnya tadi. Ia akan berpamitan kepada ibunya untuk berkunjung ke rumah Arsyila yang tidak jauh dari rumahnya.

"Bu, aku izin mau keluar sebentar." izin Shakila sembari menoleh ke arah Azizah.

"Mau ke mana?" tanya Azizah.

"Mau ke rumah temen, Bu. Deket kok dari sini, depan toko pulsa." jawab Shakila.

"Toko pulsa Mba Melodi?"

"Iya, Buu. Boleh ya?"

Azizah mengangguk membolehkan. Kalau tidak jauh-jauh sekali, tentu ia mengizinkan. Kecuali dia pergi bersama dengan Elin, walaupun jauh ia tetap mengizinkan karena sudah kenal dekat dengan orang tua Elin.

"Yaudah, Bu. Aku pamit ya.. Silahkan berduaan dengan Ayah di rumah." ujar Shakila sambil terkekeh.

"Aduh, kamu ini. Yaudah, sana. Hussh." respon Azizah sembari mengusir Shakila.

"Ihh, kok ngusir si, Bu?" ucap Shakila dengan bibir di majukan.

"Katanya mau pergi? Udah sana, nanti temennya nungguin lagi." ujar Azizah di akhiri dengan menyuapkan satu pisang goreng ke mulutnya.

"Iya-iya deh. Ayah masih di kamarkan, Bu? Titip salam ya."

"Hmm" deham Azizah karena masih mengunyah pisang gorengnya.

Alur Hijrahku [ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang