🌨️ JEMIMA BAGIAN 8 🌨️

89 10 0
                                    

JEMIMA BAGIAN 8
Senyuman dan kupu-kupu

Karena terlalu capek, tadi malam Jemima tidur lebih awal, paginya ia merasa wajahnya sembab dan sedikit bengkak, mungkin karena kemarin malam ia makan mie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena terlalu capek, tadi malam Jemima tidur lebih awal, paginya ia merasa wajahnya sembab dan sedikit bengkak, mungkin karena kemarin malam ia makan mie

Matanya menatap jepit kupu-kupu, pemberian Dikta, ia sering menggunakan jepit itu, padahal Jemima lebih suka menggunakan bandana

Mengenang masalalu dengan Dikta memang menyenangkan, namun melukis masa depan dengan Dikta akan lebih membahagiakan

Ia mendengar ponselnya yang berbunyi, pesan masuk dari Bagas, sahabatnya itu sudah menunggu didepan rupanya

Ia mengambil tas dan tak lupa membawa buku-buku yang akan disumbangkan, sebagai bagian dari penugasan mos

Jemima mengambil bekal yang sudah disiapkan Tsabita, ia tidak boleh telat makan atau magh akutnya akan kumat dan berujung tidur di rumah sakit

Bagas duduk diatas motor lelaki itu terlihat sibuk dengan ponselnya, ngangetin Bagas adalah rencana Jemima

1..2..

"Bagas!" Teriak Jemima sambil menepuk pundak Bagas

"Apa?" Respon Bagas tidak sesuai dengan ekspektasi Jemima, ia kira Bagas akan meloncat karena terkejut, Jemima tidak pernah gagal untuk mengageti Tsabita, kenapa ia selalu gagal mengkageti Bagas

"Loh kok gak kaget?!"

"Udah kelihatan dari spion"

Oh ternyata karena spion, ia kira kemampuannya sudah berkurang

"Naik cepet" perintah Bagas

Jemima menaiki motor Bagas setelah ia memakai helm, dan Bagas pun mulai melakukan motornya dengan kecepatan sedang

"Bagas, udah bawa buku?"

"Udah, ada di tas"

"Kamu bawa buku apa, Gas?"

"Komik Doraemon"

"Ha? Bukannya itu kesayangan kamu?"

"Udah gue baca, udah bosen"

Jemima berdecak malas, apa memang seperti itu kebiasaan manusia, katanya kesayangan tapi giliran udah bosan, disumbangin ke orang lain

Bagas melepas helem Jemima saat mereka sudah sampai diparkiran sekolah "nanti jangan ceroboh lagi, jangan rame biar gak dihukum kayak kemarin" nasihat Bagas

"Aku gak rame tau, kakak pendampingnya kan tanya, ya kali gak aku jawab" bela Jemima untuk dirinya sendiri

"Terserah lo deh"

"Bagas" panggil Fero yang baru saja datang bersama Zack

Zack melihat penampilan Jemima, gadis itu tidak pernah terlihat buluk meskipun tanpa make up sama sekali, lalu ia menatap rambut Jemima "jepit itu lagi, Je?"

"Perasaan sering banget pakai itu jepit, mau gue beliin yang baru gak?"

"Ini jepit kesayangan aku, lagian kenapa sih, gak cocok ya sama aku?"

"Cocok kok, cuma udah sering banget lo pakai"

Jemima berdesis "biarin aja, jepitnya cantik"

Seperti kemarin, mereka semua akan berkumpul dilapangan terlebih dulu, bedanya sekarang hanya ada apel pagi bukan upacara

"Pagi, Je" sapa Alisya yang berjalan bersama Laila dan Rachel

"Pagi, girls"

"Bau lo dari sana udah kecium, Je"

"Bau bayi banget, jadi pengen gue peluk"

"Rachel suka? Nanti aku kasih parfumnya"

"Emang ada parfum yang bau bayi gini"

"Rachel kudet banget" ejek Jemima

"Gue dikatain kudet, emang bener sih"

Jemima terkikik pelan "ya udah baris yuk"

Pagi ini Jemima bisa melihat wajah Dikta yang makin segar, rasanya mau guling-guling dilapangan saat Dikta memandangnya sambil tersenyum, tapi Jemima ingat kata Rain kalau gak boleh terlalu ketara

Ia tidak membalas senyuman Dikta, Jemima malah mengalihkan pandangannya ke samping, senyum Dikta yang tidak mendapat balasan Jemima itu sontak hilang dari muka tampannya, berganti dengan kerutan didahi

Dikta POV

Bau ini...

Bau si bayi, pasti Mima. Aku memang ingin berbeda dari yang lain, jika Jemima menyuruh orang lain memanggilnya dengan nama Jeje, aku malah memilih memanggil Mima. Menurutku panggilan itu lebih lucu

Gadis itu terlihat imut sekali dengan jepit kupu-kupu yang ku tau itu adalah pemberianku, tidak ku sangka akan semanis itu jika Mima yang pakai

Aku menatapnya dan ia menatapku juga, aku bingung harus apa saat mata itu menghipnotisku untuk tersenyum, namun senyum manisku tak lama berubah menjadi pahit saat ia mengalihkan pandangan tanpa membalas senyumku

"Dikta, kamu lihat apa?" Suara Celine menyadarkanku

"Gak ada"

"Keatas yuk, apelnya udah selesai"

Dikta POV end

Tia dan Karen tertawa keras. mereka berdua melihat gelagat Dikta sedari tadi, tidak ada dipikiran mereka, Dikta bisa se- impulsif itu

Awalnya semua orang mengira jika Dikta ada affair dengan Celin padahal mereka semua tau jika Dikta sudah memiliki kekasih yang berada diluar kota

Namun kedekatan Dikta dan Celin membuat semua orang menjadi salah paham dan mengira mereka saling suka

Tapi Tia dan Karen sadar jika sikap Dikta ke Celin dan ke Jemima berbeda, Dikta seringkali salah tingkah atau bertindak tak terduga jika berhadapan dengan Jemima. sedangkan dengan Celin, Dikta bersikap seperti biasa hanya saja mereka sering terlihat bersama

 sedangkan dengan Celin, Dikta bersikap seperti biasa hanya saja mereka sering terlihat bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MISI JEMIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang