☁️ JEMIMA BAGIAN 19 ☁️

64 7 0
                                    

JEMIMA BAGIAN 19
Physical Touch

Jemima sudah nangkring cantik diatas motor Dikta, namun Dikta belum juga melajukan motor miliknya, tiba-tiba saja Dikta berinisiatif menarik tangan Jemima untuk melingkar ke pinggangnya "Pegangan kalau gak mau jatuh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jemima sudah nangkring cantik diatas motor Dikta, namun Dikta belum juga melajukan motor miliknya, tiba-tiba saja Dikta berinisiatif menarik tangan Jemima untuk melingkar ke pinggangnya "Pegangan kalau gak mau jatuh"

"Kamu lagi modus ya mas?"

"Kamu juga seneng kan aku modusin"

"Gak tuh" beda dimulut beda pula dihati, dalam hati Jemima menyetujui ucapan Dikta

"Aku tadi siang belum makan, cari makan yuk" ajak Dikta

"Nasi bebek dipinggir jalan aja ya mas"

"Ha?" Dikta menganga mendengar makanan yang diinginkan Jemima, ia bahkan tidak pernah berekspektasi jika Jemima bisa makan dipinggir jalan

"Kenapa mas?"

"Kamu gak mau makan di Caffe aja?"

"Ehmm.. kapan hari aku makan dipinggir jalan, gara-gara Zack bikin vlog gitu, aku disuruh makan nasi bebek dipinggir jalan, aku gak nyangka kalau seenak itu, meskipun paginya harus sakit perut" Jemima bercerita dengan polosnya

"Bandel banget kamu, perut kamu tuh belum terbiasa makan makanan yang dijual dipinggir jalan, kalau emang mau makan begituan sebulan sekali aja, ibaratnya belajar dikit-dikit"

"Aku kesannya kayak manja banget, makan begituan aja langsung sakit perut" Keluh Jemima, Dikta memaklumi kalau Jemima tidak terbiasa makan dipinggir jalan, bukannya gadis itu tidak suka tapi memang tidak terbiasa saja

"Sementara kita makan di Caffe dulu ya, minggu depan aku janji bakal traktir kamu makan nasi bebek atau apapun yang kamu mau" ucap Dikta, Jemima langsung mengembangkan senyumnya, tanpa sadar Jemima mengeratkan pelukannya dipinggang Dikta dan berseru "janji ya mas"

"Janji, Mima cantik"

Setelah itu Jemima ingat satu hal yang membuat kedua bola matanya membesar "gawat!" seru hati Jemima, sepertinya Jemima melupakan jika ia sedang menerapkan teknik ulur dalam hubungannya dengan Dikta

Jemima yang awalnya bersandar dengan nyaman dipunggung Dikta langsung menegakkan dirinya, namun karena motor Dikta yang tinggi membuatnya sedikit oleng dan reflek kembali memeluk Dikta

"Kamu ngapain sih, Je! Kamu gak tau kalau yang kamu lakuin itu bahaya, gimana kalau kamu jatuh" Dikta kesal dengan tindakan Jemima yang ia sendiri tidak tau mengapa

"Sorry" cicit Jemima

"Jangan ceroboh!"

"Kok kamu marah-marah sih mas! biarin jatuh, emang kamu peduli sama aku"

MISI JEMIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang