JEMIMA BAGIAN 13
Parfum MelatiJemima terlihat segar setelah mandi, untung saja bau tanahnya tidak menempel ditubuh, ia lupa untuk membawa parfum dan bedak bayi kesukaannya
"Alisya, aku minta parfum dong"
"Tumben lo gak bawa parfum bayi kesukaan lo"
"Iya kelupaan nih"
"Tapi ini bau melati Je, gapapa?"
"Aneh banget selera Alisya, tapi gapapa deh daripada bau tanah"
Jemima menyemprotkan parfum melati itu ke badannya, bau-nya enak dan wangi, menenangkan tapi juga bikin merinding, baunya seperti parfum coconut milik maminya
"Nih makasih ya Alisya"
"Sama-sama"
Setelah membereskan baju kotornya, Jemima kembali ke aula tempat mos, disana sudah banyak teman-temannya
"Je"
Jemima melambaikan tangannya pada Fero yang duduk bersama Zack dan Bagas, ia menghampiri sahabatnya itu dan meninggalkan Alisya yang memilih duduk di bangkunya, Jemima cuma sekedar menyapa sahabatnya itu kok sampai kakak panitia datang
"Bulu kuduk gue berdiri ya, lo nyium bau melati nggak?" Tanya Zack sambil mengusap tangan dan tengkuknya
"Gue juga nyium" Bagas mengendus-endus asal bau melati, ia yakin ini bukan bau makhluk-makhluk astral, karena baunya tidak hilang-hilang, ia tetap mengendus sampai ke dekat Jemima "Je, lo ganti parfum?"
Jemima cekikikan "ini parfum Alisya"
"Gila bener si Alisya pakek parfum melati" ucap Zack
"Emang parfum lo habis, Je?" Tanya Bagas
"Lupa gak bawa parfum, Gas"
Tadinya Bagas berfikir akan membelikan parfum bayi buat Jemima kalau parfum milik gadis itu habis, jujur saja ia sangat menyukai bau gadis itu, bahkan ia juga pernah meminta parfum bayi Jemima untuk ia semprotkan ke kamarnya
"Lo udah makan belum Je?"
"Kan ini belum waktunya istirahat, Gas"
"Jangan terlalu mematuhi peraturan deh, Je. Inget lo sekarang warga SMK" sahut Zack
Bagas menoyor kepala lelaki bermata sipit itu "jangan ngajarin yang gak bener dong, bisa-bisa gue yang dibacok mami Tsabita"
"Bener tuh, kan mami bilang kalau sampai Je bandel itu salah Bagas" ucap Jemima
"Kok gitu Je?"
"Aku bilang kalau Bagas yang bakal jaga aku selama sekolah disini, adanya cuma Bagas yang bisa aku sodorin buat jaminan ke mami" ucap Jemima santai, Bagas cuma plonga-plongo saat Tsabita tiba-tiba mengancam akan memotong lehernya jika Jemima sampai bisa ngomong kotor, kasar, bandel dan nggak polos lagi.
"Sial banget nasib babu Bagas, harus menjadi bodyguard dadakan Ratu Jemima"
"Sialan Lo!"
Tak lama setelah itu para peserta berbondong-bondong memasuki aula saat kakak panitia datang
"Balik sana ke tempat lo" suruh Bagas
Jemima kembali ke tempat duduknya, disana sudah ada teman sekelompoknya, jujur saja ini adalah hari terakhir tp Jemima bahkan belum akrab dengan teman cowok yang ada di kelompoknya
"Je, gimana rasanya dibucinin sama ketos?" Tanya Karen
"Kak" peringat Jemima, ia tidak mau sampai yang lain itukan menggodanya
"Hahaha, gue suka banget deh sama lo, cocok banget sama mas Dikta"
"Jangan keras-keras kak"
Karen yang akan melontarkan godaan lagi ke Jemima sontak diam saat Celine dan Rara masuk ke ruangan, ia tidak ingin dedek gemesnya dihukum lagi
"Selamat siang semua" sapa Celine dengan senyumnya, Jemima pastiin kalau para cowok seangkatanya sedang memandang penuh minat ke arah Celine
"Siang kak~~"
"Masih semangat semua?"
"Udah lemes kak, semangatin dong"
"Biar gak lemes gimana kalau kamu keliling lapangan"
"Jangan dong kakak cantik, kalau nemenin kakak didepan mau"
Dan begitulah Jemima menikmati cara para panitia untuk menarik perhatian para peserta
"Kemarin saya suruh kalian buat ngumpulin tanda tangan panitia, sekarang kumpulkan ke depan, mulai dari kelompok 1"
Aduh Jemima lupa ia belum minta tanda tangan Dikta, kemarin saat jalan bareng sama Dikta ia sama sekali tidak kepikiran masalah tanda tangan
Ya sudahlah-- Jemima pasrah kalau sampai dihukum
"Je ayo maju, lo udah lengkap kan?"
"Belum, Sya. Tinggal satu" cicit Jemima
"Gila lo, kalau kena hukum gimana?"
"Pasrah deh~~" lesu Jemima
Jemima mengumpulkan buku yang berisi tanda tangan para panitia, saat akan ia kumpulkan tiba-tiba Dikta datang dan merebut bukunya dan memberikan tanda tangan terakhir, laki-laki itu terlihat segar mungkin saja habis mandi
"Dikta, batas ngasih tanda tangan kan tadi pagi" ingat Celine
"Kemarin gue udah bilang bakal ngasih tanda tangan, tapi gue lupa ngasih keburu di panggil sama kesiswaan. Anggap aja gue ngasih dia tanda tangannya kemarin"
"Tapi kan--"
"Udah gak perlu di permasalahkan, habis ini kita upacara penutupan"
Dikta membelanya-- tentu saja Jemima senang, dihadapan semua orang loh~ Dikta membelanya dihadapan semua orang, ia ingin mengejek Celine yang terdiam, enak saja mau ngasih Jemima hukuman... Tidak semudah itu ferguso~ Jemima backingannya ketos.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISI JEMIMA
Teen Fiction[High school romance] [WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Warning⚠️ Cerita ini mungkin bisa bikin kalian mules, kejang-kejang sampai senyum-senyum sendiri. Dijamin baper parah! Coba baca beberapa bagian, kalau masih gak tertarik kalian bisa tinggalin lap...