[High school romance]
[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Warning⚠️
Cerita ini mungkin bisa bikin kalian mules, kejang-kejang sampai senyum-senyum sendiri. Dijamin baper parah!
Coba baca beberapa bagian, kalau masih gak tertarik kalian bisa tinggalin lap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jemima baru saja selesai mandi, ia kembali ke tenda untuk menaruh baju kotor, hari sudah menjelang sore, malam nanti akan ada kegiatan api unggun
"Je, gue boleh masuk gak nih?" Jemima mendengar suara Alisya dari luar tenda
"Boleh"
"Udah selesai belum, Je?"
"Udah"
"Keluar dulu gih, ada tim EO katanya mau lihat keadaan lo"
Apa memang tim EO seperhatian itu sama peserta ya? Sampai-sampai nyempetin dateng cuma buat mastiin keadaan peserta, mau tak mau dengan nyeri ditulang ekornya, Jemima keluar tenda "mas Catur?"
Lelaki yang dipanggil Jemima itu menoleh "Ah... Jemima, gimana kondisi kamu?"
"Mas, aku cuma kepleset, jangan berlebihan deh" ujar Jemima
"Kepleset juga berbahaya, Je. Banyak resikonya"
"Aku baik mas, udah bisa berdiri"
Catur mengulas senyum lega saat sudah mengetahui keadaan Jemima "Tur, balik yuk" ujar salah satu tim EO, hari sudah malam dan jam kerja mereka juga sudah selesai, mereka harus kembali ke kantor dan melakukan laporan
"Saya balik ya, Jemima. Kita bisa saling follow Instagram kan? Nanti pasti saya follow, jangan lupa follback ya"
"Makasih mas untuk hari ini"
"Aku gak mau ngucapin selamat tinggal, aku masih berharap kita bisa ketemu lagi, jadi-- see you cantik"
Jemima tertawa pelan sembari memandang kepergian tim event organizer itu, Alisya keluar tenda dan berlari menghampiri Jemima "gila Je, gila abis! lo bahkan bisa ngebuat mas Catur tertarik sama lo"
"Apaan sih Alisya"
"Pasti mas Dikta bakal sering ketar-ketir kalau punya cewek kayak Lo"
"Emangnya aku kenapa?"
"Lo gak sadar ya, Je? Lo semenarik itu dimata para cowok"
"Jangan lebay deh"
"Gue aja kalau jadi cowok bakal suka sama lo"
Jemima menatap Alisya tak percaya, temannya itu membuat bulu kuduknya berdiri "kamu serem"
☁️☁️☁️
Lantunan lagu yang mengiringi malam keakraban saat itu entah mengapa membuat Jemima menjadi semakin mengantuk, mungkin efek obat pereda nyeri yang ia minum tadi sore atau karena tubuhnya yang sudah lelah
Matanya terus-menerus berair karena tidak berhenti menguap, ia bahkan bisa tidur saat ini juga kalau tidak memiliki rasa malu
"Kapan selesainya sih ini?" Keluh Jemima, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Alisya yang memang postur tubuhnya lebih tinggi
"lo ngantuk banget ya?" Tanya Alisya dan dibalas anggukan oleh Jemima "udah bukan ngantuk lagi, kayak abis konsumsi obat tidur tau nggak" balas Jemima
"Gue bisa mintain lo izin sih Je. Apa gue bilang kalau lo lagi sakit aja ya?"
"Boleh deh, gak kuat nih"
Alisya menghampiri salah satu senior yang duduk di dekatnya "kak temen saya lagi sakit, boleh balik duluan ke tenda nggak?"
"Siapa dek?"
"Tuh, si Jeje"
"Aduh dedek gemes gue, ayo gue anterin balik tenda" ternyata senior itu adalah Kevin
Kevin mengikuti Alisya menuju Jemima berada, lalu ia duduk dan berbisik kepada Jemima agar tidak menimbulkan keributan "kamu sakit dek?"
"Kayaknya kurang enak badan nih kak"
"Ayo aku anter ke tenda. Kamu ikut juga ya" Kevin meraih lengan Jemima dan menuntunnya menuju tenda diikuti Alisya dibelakang
Dikta melihat Kevin yang berjalan menjauh dari area api unggun bersama dua orang perempuan, meskipun berapa diseberang sana tapi Dikta tetap saja bisa melihat jelas jika salah satu dari dua orang perempuan itu adalah Jemina-- gadisnya
"Sialan Kevin" batin Dikta geram, kalau bukan karena ia sangat dibutuhkan disini ia lebih memilih mendorong Kevin menjauh dari gadisnya
☁️☁️☁️
Malam harinya setelah acara selesai, Dikta pamit duluan karena ia harus berpatroli mengawasi para peserta, kali aja ada hal yang gak diharapkan dan juga ia ingin melihat kondisi Jemima
"Mau kemana Dikta?" Tanya Celine yang baru saja datang sambil membawa dua gelas kopi
Dikta yang baru saja ingin beranjak dari sana terpaksa harus menoleh dulu "biasa"
"Oh, ikut ya"
"Gak usah, lo tidur aja"
"Mau ikut Ta"
"Ya udah ayo"
Sepertinya Dikta harus mengurungkan niatnya mengunjungi Jemima di tendanya, ia tidak ingin dicap tidak profesional karena menemui perempuan saat ada kegiatan seperti ini
"Makin jauh dari area api unggun kenapa makin dingin" Celine cuma basa basi kok guys, ia juga tau kalau radiasi dari panas api tidak menjangkau area sini
"Mau balik aja?" Tanya Dikta karena sepertinya Celine bukan perempuan yang akan tahan dengan cuaca seperti ini, gadis itu terlihat lemah dan rapuh
"Lanjut aja deh, kita belum ke area perempuan"
"Ta, Aku denger kamu lagi deket sama salah satu junior ya?" Tanya Celine, sejujurnya ia ingin bertanya hal ini dari dulu
"Siapa?"
"Yang katanya mantan kamu"
Dikta tertawa pelan "seperti beritanya, she's my ex"
"Ah... Jadi CLBK ya?"
"Status kita masih mantan, jadi belum bisa dikatakan CLBK dong" gurau Dikta
"Jangan terlalu mengumbar kedekatan sama junior ya, Ta. Kamu kan ketua OSIS"
Dikta menatap Celine heran "lalu kenapa?"
"Ya kamu harus profesional"
"Aku gak bakal nyampurin urusan pribadi sama organisasi, kamu tenang aja"
"Aku lega kalau kamu udah bilang kayak gitu, aku cuma gak mau kamu dibilang gak profesional"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.