☁️ JEMIMA BAGIAN 26 ☁️

82 4 0
                                    

Apapun yang ada Jemimanya selalu manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apapun yang ada Jemimanya selalu manis. Bahkan udara pagi yang segar bisa dirasakan jika tercemar energi manis dari Jemima, senyuman lima jari tidak lepas dari wajah Jemima, layaknya aksesoris pelengkap yang jika tanpanya maka ada yang kurang.

Perilaku Jemima yang menjijikan menurut Alisya dan Haura sudah berlangsung sejak 15 menit yang lalu dimana tiba-tiba Dikta datang menawarkan bantuan membereskan tenda.

"Je, jangan lebar-lebar senyumnya atau mulut lo bakal robek!" Peringat Alisya yang jengah dengan senyum Jemima

Dikta tertawa sedangkan Jemima sudah merengut tak terima dengan peringatan Alisya yang menurutnya adalah sebuah ledekan, celetukan itu mengganggu kegiatannya untuk memandangi Dikta tanpa henti

Dikta yang sudah selesai merapikan tenda beranjak dari tempatnya menuju Jemima, ia raup wajah bulat nan lembut itu dengan gemas "nanti pulang aku anterin biar kamu puas mandangin aku tanpa penganggu oke?"

"Tapi kata papi aku bakal di jemput mas Raja"

"Bilang aja sama mas Raja kalau kamu bareng aku"

"Beneran ya! gak php kan? takutnya nanti aku ditinggal"

"Apa perlu pinky promise?"

"Kayak bocah aja"

"Gak ngaca?" Ledek Dikta

Jemima melayangkan pukulannya pada tubuh Dikta dengan bertubi-tubi karena kesal, jangan kira pukulan itu tidak menimbulkan rasa sakit, nyatanya pukulan Jemima terasa sakit bahkan membuat Dikta meringis

Dikta meraih tangan Jemima dan mengusapnya "jangan pukul nanti tangan kamu merah"

Jemima merona akibat perhatian Dikta, apa mas Diktanya itu selalu memperhatikan hal-hal kecil yang bahkan mustahil dilakukan lelaki lain

"Aku balik dulu, tuh temen kamu kayaknya mau kesini" pamit Dikta sesaat sebelum bagas dan teman-temannya datang

"Makasih ya mas" teriak Alisya dan Haura saat Dikta sudah beranjak dari sana

"Loh udah selesai packing, Je?" Tanya Bagas

"Menurut lo" sahut Alisya

"Padahal kita kesini mau bantu beresin tenda kalian"

"Udah telat, tuh tenda udah sangat-sangat rapi" ujar Haura

"Sorry kita bangun siang, tadi malam begadang sampai kayu api unggun jadi abu" ucap Ben

"It's okey guys, udah dibantuin mas Dikta kok" ucap Jemima

"Je, ayo kita ke lapangan katanya bus udah sampai" ajak Alisya setelah membaca pesan di grup whatsapp

Saat perjalanan pulang, Jemima tidak lagi duduk dengan Dikta, ia memilih duduk dengan Zack, dan entah bagaimana ceritanya Bagas bisa duduk dengan Aruna

Jemima sesekali melirik Bagas dan Aruna yang duduk diseberangnya, ia merasa heran karena Bagas tidak pernah mau berdekatan dengan lawan jenis didepan umum, tapi sahabatnya itu terlihat nyaman duduk dengan Aruna

"Zack, Bagas--"

"Shttt... tidur aja princess nanti lo pusing" potong zack seolah ia tidak ingin membahas mengenai Bagas

Jemima akhirnya mencoba mengenyahkan rasa penasarannya dan memilih merebahkan kepalanya dipundak Zack

***

Para siswa berangsur-angsur meninggalkan area sekolah, sebagian membawa kendaraan pribadi dan sebagian telah dijemput

Jujur saya Jemima sangat amat lelah walaupun kerjaannya di bus tadi hanya tidur "harusnya tadi nolak waktu diajak pulang bareng, mana Bagas udah pulang duluan bareng Aruna" gerutu Jemima

Menunggu Dikta yang masih lama akhirnya Jemima memutuskan untuk memesan ojek online, ia berjalan ke gerbang depan dan duduk dihalte

Saat akan memesan ojol, Jemima dikejutkan karena ada yang membunyikan klakson

Tin... tin...

Jemima sontak melihat pengendara motor dengan helm full face, ia was-was takut bakalan diculik

"Siapa kamu?"

Pengendara itu membuka helmnya dan menampilkan wajahnya, wajah yang menurut Jemima familiar, rasanya ia pernah melihat orang ini

"Gue anter pulang yuk"

"Kamu siapa?"

"Lo Jemima kan?"

"Ditanya malah balik tanya"

"Yakin lo gak kenal gue?"

"Emang kamu siapa sampai aku harus kenal" sewot Jemima

"Gue Galaksi, temennya Karen"

Jemima melototkan matanya
Mampus-- senior nih

"Oh temennya kak Karen ya? Aku kira orang jahat--tampangnya gahar banget sih" lirih Jemima diakhir kalimat

Galaksi tertawa "naik gih, lo pasti nunggu jemputan kan, gue anter"

"Gak mau ih, takut nanti gak dipulangin"

"Maunya gitu sih" gumam Galaksi

"Tuhhh kan!" Jemima yang mendengar gumaman Galaksi makin overthingking

"Bohongan Jema, ayo gue anter, nyawa gue taruhannya kalau sampai gue bohong"

"Jema?"

"Iya panggilan gue ke lo"

"Lucu! Bagus" seru Jemima

"Ayo deh, anterin ya"

Saat Jemima akan menaiki motor Galaksi, lelaki itu menahan tangannya "eits! Pakai helm dulu dong" Galaksi memakaikan helm untuk Jemima

"Udah?" Tanya Jemima

"Udah, sekarang naik. Bisa nggak?"

"Bisa dong, kan motornya sama kayak punya mas Dikta"

"Rumah lo dimana?"

"Jalan xxx"

"Eh searah dong"

"Wah boleh sering-sering nebeng dong"

Galaksi membawa motornya perlahan. Sengaja-- ia ingin mengobrol lebih lama dengan Jemima

"Lo suka tipe cowok yang gimana, Je?" Tanya Galaksi

"Gak gimana-gimana kak" yang kayak mas Dikta

"Lo suka yang badboy apa yang teladan sih?"

"Teladan include badboy gapapa sih kak" kan mas Dikta gitu

"Oh lo suka yang berkepribadian ganda gitu ya"

"Apa kak? Berkembang biak? Siapa yang berkembang biak?" Tiba-tiba mendadak tuli karena angin dan suara keramaian

"Apa kak? Berkembang biak? Siapa yang berkembang biak?" Tiba-tiba mendadak tuli karena angin dan suara keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MISI JEMIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang