[High school romance]
[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Warning⚠️
Cerita ini mungkin bisa bikin kalian mules, kejang-kejang sampai senyum-senyum sendiri. Dijamin baper parah!
Coba baca beberapa bagian, kalau masih gak tertarik kalian bisa tinggalin lap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apapun yang ada Jemimanya selalu manis. Bahkan udara pagi yang segar bisa dirasakan jika tercemar energi manis dari Jemima, senyuman lima jari tidak lepas dari wajah Jemima, layaknya aksesoris pelengkap yang jika tanpanya maka ada yang kurang.
Perilaku Jemima yang menjijikan menurut Alisya dan Haura sudah berlangsung sejak 15 menit yang lalu dimana tiba-tiba Dikta datang menawarkan bantuan membereskan tenda.
"Je, jangan lebar-lebar senyumnya atau mulut lo bakal robek!" Peringat Alisya yang jengah dengan senyum Jemima
Dikta tertawa sedangkan Jemima sudah merengut tak terima dengan peringatan Alisya yang menurutnya adalah sebuah ledekan, celetukan itu mengganggu kegiatannya untuk memandangi Dikta tanpa henti
Dikta yang sudah selesai merapikan tenda beranjak dari tempatnya menuju Jemima, ia raup wajah bulat nan lembut itu dengan gemas "nanti pulang aku anterin biar kamu puas mandangin aku tanpa penganggu oke?"
"Tapi kata papi aku bakal di jemput mas Raja"
"Bilang aja sama mas Raja kalau kamu bareng aku"
"Beneran ya! gak php kan? takutnya nanti aku ditinggal"
"Apa perlu pinky promise?"
"Kayak bocah aja"
"Gak ngaca?" Ledek Dikta
Jemima melayangkan pukulannya pada tubuh Dikta dengan bertubi-tubi karena kesal, jangan kira pukulan itu tidak menimbulkan rasa sakit, nyatanya pukulan Jemima terasa sakit bahkan membuat Dikta meringis
Dikta meraih tangan Jemima dan mengusapnya "jangan pukul nanti tangan kamu merah"
Jemima merona akibat perhatian Dikta, apa mas Diktanya itu selalu memperhatikan hal-hal kecil yang bahkan mustahil dilakukan lelaki lain
"Aku balik dulu, tuh temen kamu kayaknya mau kesini" pamit Dikta sesaat sebelum bagas dan teman-temannya datang
"Makasih ya mas" teriak Alisya dan Haura saat Dikta sudah beranjak dari sana
"Loh udah selesai packing, Je?" Tanya Bagas
"Menurut lo" sahut Alisya
"Padahal kita kesini mau bantu beresin tenda kalian"
"Sorry kita bangun siang, tadi malam begadang sampai kayu api unggun jadi abu" ucap Ben
"It's okey guys, udah dibantuin mas Dikta kok" ucap Jemima
"Je, ayo kita ke lapangan katanya bus udah sampai" ajak Alisya setelah membaca pesan di grup whatsapp
Saat perjalanan pulang, Jemima tidak lagi duduk dengan Dikta, ia memilih duduk dengan Zack, dan entah bagaimana ceritanya Bagas bisa duduk dengan Aruna
Jemima sesekali melirik Bagas dan Aruna yang duduk diseberangnya, ia merasa heran karena Bagas tidak pernah mau berdekatan dengan lawan jenis didepan umum, tapi sahabatnya itu terlihat nyaman duduk dengan Aruna
"Zack, Bagas--"
"Shttt... tidur aja princess nanti lo pusing" potong zack seolah ia tidak ingin membahas mengenai Bagas
Jemima akhirnya mencoba mengenyahkan rasa penasarannya dan memilih merebahkan kepalanya dipundak Zack
***
Para siswa berangsur-angsur meninggalkan area sekolah, sebagian membawa kendaraan pribadi dan sebagian telah dijemput
Jujur saya Jemima sangat amat lelah walaupun kerjaannya di bus tadi hanya tidur "harusnya tadi nolak waktu diajak pulang bareng, mana Bagas udah pulang duluan bareng Aruna" gerutu Jemima
Menunggu Dikta yang masih lama akhirnya Jemima memutuskan untuk memesan ojek online, ia berjalan ke gerbang depan dan duduk dihalte
Saat akan memesan ojol, Jemima dikejutkan karena ada yang membunyikan klakson
Tin... tin...
Jemima sontak melihat pengendara motor dengan helm full face, ia was-was takut bakalan diculik
"Siapa kamu?"
Pengendara itu membuka helmnya dan menampilkan wajahnya, wajah yang menurut Jemima familiar, rasanya ia pernah melihat orang ini
"Gue anter pulang yuk"
"Kamu siapa?"
"Lo Jemima kan?"
"Ditanya malah balik tanya"
"Yakin lo gak kenal gue?"
"Emang kamu siapa sampai aku harus kenal" sewot Jemima
"Gue Galaksi, temennya Karen"
Jemima melototkan matanya Mampus-- senior nih
"Oh temennya kak Karen ya? Aku kira orang jahat--tampangnya gahar banget sih" lirih Jemima diakhir kalimat