Bab 2

199 35 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini neng cilor nya, 5 ribu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini neng cilor nya, 5 ribu."

"Ini uangnya. Engga usah dikasih kembalian," ucap wanita itu lalu pergi begitu saja setelah memberikan seorang pedagang cilor itu selembar uang dengan nominal 50 ribu rupiah.

"Terimakasih banyak neng, semoga makin bayak rezekinya!"

Jaerome yang sedang mengantri es teh di sebelah pedagang cilor itu pun menoleh. Dari banyaknya suara orang-orang yang ada disekitarnya, atensi nya justru tertuju pada suara wanita yang baru saja membayar cilor dengan harga 50 ribu rupiah.

"Ini mas es teh nya."

"Iya bu, makasih."

Setelah mendapatkan es teh nya Jaerome melangkahkan kakinya dengan netra nya yang mencari keberadaan wanita tadi. Dengan tingginya yang 187 cm itu cukup memudahkan nya untuk mencari seseorang diantara banyaknya orang di area pasar malam ini. Tak butuh waktu lama ia menemukan orang yang ia cari. Wanita dengan hoodie hitam itu sedang mengantri untuk membeli telur gulung.

Jaerome tidak ada niat menyapa, ia hanya berdiri tak jauh dari wanita itu dan mengamati apa yang dilakukan oleh wanita itu. Sama halnya dengan tadi, wanita itu hanya membeli beberapa tusuk dan membayarnya dengan selembar uang 50 ribu rupiah tanpa meminta kembalian nya.

Hal itu membuat Jaerome heran sekaligus tertarik. Apa yang sebenarnya sedang wanita itu lakukan? Sedang memamerkan kekayaannya atau hanya iseng belaka?

Tak sampai di situ, Jaerome kembali mengikuti langkah kemana wanita itu pergi. Kini tujuan wanita itu ke pedagang es krim kaki 5 yang harga es krim nya tak sampai 10 ribu rupiah. Lagi dan lagi ia membayar es krim itu dengan nominal uang 50 ribu rupiah.

Jaerome gemas dibuatnya. Ia ingin sekali bertanya apa alasan wanita itu melakukannya. Namun ia sebisa mungkin menahannya dan terus mengikuti langkah wanita itu sambil meminum es teh manis yang tadi sempat ia beli. Saking fokusnya mengikuti wanita itu ia sampai tidak sadar jika dirinya sudah berada di ujung pasar. Dan kini ia ikut masuk ke dalam sebuah tenda tempat orang menjual berbagai macam jenis lalapan. Seketika ia baru ingat tujuannya pergi ke pasar malam untuk membeli makanan. Karena nyatanya sedari tadi ia hanya minum es teh tanpa membeli satupun makanan.

LIGHT & SHADOW Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang