"Gugup ya?""Hust!"
Jaerome tertawa kemudian meraih tangan Geyana dan menggenggam nya dengan lembut. "Ini kan bukan pertama kalinya elo ketemu keluarga gue, jangan gugup dong."
"First impressions gue ketemu sama keluarga elo itu cukup menegangkan. Jadi gimana caranya gue bisa tenang di pertemuan kali ini?"
"Kan ada gue, backingan elo."
"Ya tapi tetap aja gue gugup!"
Jaerome hanya tersenyum dan kembali fokus menyetir. Sedangkan tangan kiri nya masih setia menggenggam tangan Geyana tanpa ada niat untuk melepasnya.
"Kalau misalnya nanti elo di tampar lagi sama Oma, gimana?"
"It's oke, gue udah biasa."
"Walaupun udah biasa, tapi rasanya tetap sakit kan?"
"Kenapa? Elo khawatir sama gue?"
"Engga sih, cuma merasa engga enak aja."
"Engga usah merasa engga enak, ini pilihan gue sendiri."
"Kalau gitu fighting!"
Alis Jaerome terangkat satu kemudian menoleh ke arah Geyana dengan tatapan bingung.
"Fighting! Karena elo masih harus perjuangkan gue di depan keluarga besar elo."
"Cih, dasar."
Tak lama kemudian mereka pun tiba di kediaman keluarga besar Adinata. Melihat hal itu Geyana langsung terpana dibuatnya. Desain rumah modern yang terlihat sangat mewah kini berada di hadapannya.
"Your house is so beautiful."
"You are the more beautiful."
Mendengar itu Geyana langsung menolehkan kepalanya ke arah Jaerome.
"Apa?"
"Gpp, gue salah dengar."
Kemudian Jaerome keluar dari mobil dan beralih ke sisi sebelahnya untuk membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT & SHADOW
Fanfic"Tentang cahaya yang membutuhkan bayangan agar tidak ditelan oleh kegelapan."