"Kamu beneran udah di Jakarta?"
"Iya, baru aja sampai di apartemen."
"Kenapa engga pulang ke rumah? Oma udah engga sabar loh mau ketemu sama kamu."
"Besok aja sekalian ketemu di acara pertunangan."
"Kamu setuju sama pertunangan itu?"
Jaerome melirik ke arah Geyana yang sedang sibuk mempersiapkan makanan di meja makan. "Entahlah, aku juga belum nemu jawaban pastinya."
"Maaf ya Nak, Mama sama Papa engga bisa bantu kamu untuk kali ini."
"Gpp, aku udah bisa urus hidup ku sendiri."
"Kamu udah makan malam?"
"Ini baru mau makan malam. Oh ya Mah, kriteria menantu idaman Mama itu yang kayak gimana kalau boleh tau?"
"Kenapa kamu tiba-tiba tanya kayak gitu?"
"Pengen tau aja."
"Kriteria menantu idaman Mama itu cuma satu, yaitu istri kamu. Siapapun orangnya, kalau dia istri kamu sudah pasti dia menantu idaman Mama."
Jaerome tersenyum. "Oh ya? Terus kalau misalnya dia jahat sama Mama gimana?"
"Engga mungkin. Karena Mama yakin siapapun istri kamu kelak, sifatnya pasti sebelas dua belas sama kamu."
"Kenapa Mama bisa seyakin itu?"
"Karena Mama besarkan kamu penuh dengan kasih sayang. Maka dari itu kamu pasti akan mendapatkan pasangan yang penuh dengan kasih sayang juga."
"Kalau misalnya aku engga dapat pasangan yang penuh dengan kasih sayang gimana?"
"Berarti doa Mama kurang banyak untuk kamu."
Jaerome tersenyum. "Yaudah kalau gitu udah dulu ya Mah? Aku mau makan malam."
"Iya, makan yang banyak ya. Habis itu istirahat, I love you."
"I love you too Mah."
Setelah sambungan telepon selesai, Jaerome melangkahkan kakinya menghampiri Geyana yang baru saja selesai menyiapkan makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT & SHADOW
Fanfiction"Tentang cahaya yang membutuhkan bayangan agar tidak ditelan oleh kegelapan."